part 19

111K 8.8K 168
                                    

Happy reading ❤️


"Mulai sekarang lo cewek gue!" bisik Angkasa tepat di samping telinga Nara, Setelah mengatakan itu Angkasa sedikit menjauhkan wajahnya.

Nara mengedipkan matanya lucu, ia masih bengong tak tahu harus merespon bagaimana. Untuk sekarang ini saja ia malu menatap Angkasa. Jantungnya berdebar tak karuan.

Angkasa mencubit pipi Nara pelan. "Kok bengong"

"Ha, a-apa?" ucap Nara gugup.

"Lo. Punya. Gue!" ucap Angkasa penuh penekanan.

"Gak mau!" tolak Nara mentah-mentah.

Angkasa sebenarnya ingin marah namun ia urungkan. Jika ia marah Nara pasti akan takut kepadanya. Ia akan mencoba bersabar.

"Bodo! lo cewek gue!" Angkasa menatap lekat manik mata Nara. Mata itu sangat indah sampai ia tak mau mengalihkan pandangannya ke objek yang lain.

"Kok maksa" kesal Nara.

"Kalau gue gak maksa lo gak akan mau" Angkasa membenarkan rambut Nara yang sedikit berantakan karena tertiup angin.

"Pokoknya aku gak mau!" Nara memalingkan wajahnya.

"Kenapa gak mau? gue kurang ganteng? kurang kaya? atau kurang apa?" Angkasa gemas sekali dengan Nara bisa-bisanya dia ganteng begini Nara tetap menolak.

"Kalau aku jadi pacar kak Raja aku dapat apa?" tanya Nara.

"Lo mau apa? gue kasih" balas Angkasa serius.

"Serius gak nih?" Nara menatap manik mata Angkasa yang begitu tajam.

"Serius lah, gue suka lo aja serius" Angkasa menyunggingkan senyumnya menambah ketampanan dari seorang ketua geng Aster.

"Emm.... aku mau permen kaki satu kardus, sate, bakso, mie ayam, ice crem, es cendol, batagor mbak Ninik, seblak, somay, nasi padang, nasi goreng, telur gulung, cireng, sosis bakar, martabak. Apalagi yaa...?" Nara tampak sedang memikirkan apa yang kurang, ia ingin Angkasa mau membelikan itu semua.

"Segitu banyaknya lo mau buka usaha apa gimana?" sinis Angkasa. Badan Nara ini kecil namun makannya sungguh banyak.

"Tuh kan, baru juga aku sebutin segitu belum semuanya, tau gini tadi aku minta sama Reza dia kan baik pasti di kasih" dasarnya Nara memang ingin memancing amarah Angkasa.

"Ohh maunya Reza yang beli-in" Angkasa kembali menghimpit tubuh Nara.

"Iya, pasti dia mau kasih semua" ucap Nara santai.

Angkasa menatap tajam Nara dan mencengkeram dagu Nara cukup kuat.

"Minta aja sama dia. Gue pastiin besoknya dia mati" Angkasa tak bisa mengontrol emosinya ia benci saat Nara menyebut nama Reza di depannya.

"Kak, lepas!" Nara mencoba melepaskan tangan Angkasa dari dagunya.

Angkasa kembali menekan cengkeraman tangannya lebih kuat. "Masih mau minta sama Reza? hm?" ucap Angkasa  dingin.

Nara hanya mampu menggeleng saja matanya mulai berkaca kaca. Cengkeraman Angkasa terlalu kuat bahkan Nara bisa merasakan kuku Angkasa menusuk dagunya terlalu dalam. Angkasa yang melihat Nara ingin menangis ia melepaskan tangannya di dagu Nara.

"Maaf" Angkasa memeluk Nara erat merasa bersalah atas apa yang ia lalukan.

"Sakit tau" suara Nara sedikit tak jelas karna ia membenamkan wajahnya di dada bidang Angkasa.

"Maaf" bisiknya lagi di telinga Nara.

Angkasa mengendurkan pelukannya namun tak melepaskannya. "Inget! lo sekarang cewek gue! bilang ke gue kalo ada yang nyakitin lo. Kalau ada yang nyakitin lo, gue bunuh mereka" Angkasa mengelus dagu Nara berharap rasa sakit yang ia buat sedikit berkurang.

NARAKASA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang