3.3

8.2K 1.2K 287
                                    

Jeno berjalan pelan menuruni anak tangga lengkap dengan seragam yang tertutupi rapi oleh hoodie hitamnya serta tas ransel hitam yang ia kenakan pada sebelah bahunya.

Wajahnya yang masih babak belur itu tak kunjung sembuh atau mereda pembengakakannya, malahan bengkak pada wajahnya semakin bertambah, jadi untuk menutupi luka dan lebam-lebam itu Jeno mengenakan masker.

Baru saja ingin melangkah melewati ruang tamu, langkahnya lebih dulu terhenti ketika mendapati ruang tamu itu tidak kosong, alias ada yang menempati ruang tamu itu. Bisa Jeno pastikan itu adalah tamu Papanya.

Jeno makin menundukkan kepalanya, makin menaikkan maskernya dan memperbaiki tudung hoodie-nya agar makin kedepan. Baru saja mendongak untuk melanjutkan langkahnya, secara tak sengaja ia melihat sang Papa meletakkan koper cokelat berukuran sedang ke atas meja dan saat sang Papa ingin membuka koper itu, keberadaannya disadari oleh sang Papa.

"Eh Jeno? Mau berangkat sekolah? Sok, lewat aja," ujar sang Papa dengan senyuman merekah.

Sontak hal itu membuat dirinya menjadi pusat perhatian. Tamu sang Papa yang terdiri dari dua orang itu juga langsung menoleh ke arahnya. Entah kenapa semua wajah tamu sang Papa selalu terlihat sangar. Auranya juga terkesan negatif. Wajah-wajah tamu maupun teman Papanya itu terlihat seperti orang jahat.

"Iya, Pa. Jeno berangkat." Jeno membungkuk sopan kepada sang Papa dan dua tamu Papanya itu kemudian berjalan sopan menuju luar pintu.

Namun, baru saja beberapa langkah keluar dari pintu, satu kata yang terdengar dari salah satu tamunya itu membuat Jeno terhenti.

"Ini udah tiga milyar seperti yang saya minta, kan?"

•••

"Coba gue liat luka lo gimana?"

Sekarang Jeno sudah sampai di sekolah dan ada empat orang yang mencolok di kelas mereka karena bebeda sendiri. Tidak ada yang memakai masker kecuali mereka berempat, Jeno, Jaemin, Taehyun dan Beomgyu.

Mereka berempat janjian untuk mengenakan masker.

Beomgyu, laki-laki tengil itu penasaran dan langsung menarik masker mereka satu-satu hanya untuk melihat kondisi wajah teman-temannya.

"Wahh anjir! Si Jeno parah!" ungkap Beomgyu heboh sampai-sampai mengundang atensi seluruh kelas. Mereka berempat kini terlihat seperti badut bodoh karena memakai masker.

Jeno langsung membenarkan letak maskernya, kemudian mendorong kasar Beomgyu menjauh dari hadapannya. Sorot matanya yang selalu tajam itu diarahkan kepada Beomgyu.

Beomgyu menutup mulutnya yang terlapisi oleh masker, seakan-akan tidak ada masker disana. "Mukanya Jeno anjir! Parah bener si Felix ngehajar lo!"

Tadi malam Jeno memberi tahu ketiga temannya itu bahwa ia berkelahi dengan Felix, Kakaknya. Namun, mereka tidak berekspetasi bahwa Felix akan membuat wajah Jeno separah itu.

Jaemin yang melihat sekilas wajah Jeno itu membulakkan sedikit matanya karena wajah Jeno lebih parah daripada dirinya yang banyak dipukul Renjun. Kemudian Taehyun, pemuda itu hanya diam tanpa ekspresi ataupun pergerakan sedikitpun.

"Kek anjing emang tu anak!" gerutu Jeno dari balik masker itu.

"Ya lo lagian nyolot mulu kalo ngomong ama dia, gimana gak dihajar coba!" timpal Jaemin sembari meringis membayangkan bagaimana Felix menghabisi Jeno.

Sudah pasti mereka tau kalau Felix adalah atlet tinju dan basket.

"Dia ngeselin bacot! Gue mulu dibanding-bandingin ama dia! Ya kalo sama lo atau Beomgyu gak masalah—"

Dangerous Bully | Lee JenoWhere stories live. Discover now