0.3

13.2K 1.6K 144
                                    

Kafe yang ramai akan pengunjung, suasana Kafe yang begitu mewah dan elegan membuat Sena tanpa hentinya berjalan sana-sini hanya untuk sekedar mengantar pesanan. Malam ini, Sena berada di Kafe tempat ia bekerja.

Setelah beberapa pesanan tersampaikan, Sena berdiam diri sebentar di balik tembok, menyandarkan badannya dengan santai pada tembok putih itu bagaikan sebuah sandaran yang menampung segala bebannya.

Sena melirik pergelangan tangannya yang ditutupi oleh scruchies berwarna cokelat tua. Ditariknya sedikit scruncies itu dan langsung menampakkan pergelangan tangan yang memar dan melepuh. Itu berlaku juga di sebagian tubuhnya. Seluruh tubuhnya dipenuhi luka, begitu juga denga batinnya.

"Sen, sekarang lo bener-bener hutang penjelesan ama gue! Gue cuman mau lo cerita sama gue, gue bakalan bantu lo apapun itu."

Kedatangan Jungwoo secara tiba-tiba membuat Sena tersentak. Gadis itu langsung memperbaiki letak scrunchies-nya agar lukanya tidak terlihat.

Jungwoo menatap Sena khawatir." Gue tau lo punya masalah, lo bisa cerita ke gue, Sen. Gue bakalan bantu lo."

Jungwoo adalah seorang Mahasiswa yang bekerja di tempat yang sama dengannya. Pria itu bukan dari kalangan orang kaya, ia harus membayar uang kuliah-nya yang terbilang tidak murah. Ditempat inilah ia bertemu dengan Sena, gadis yang tidak mau bergaul dengan siapapun yang ada di tempat bekerja. Sena juga sangat irit berbicara menurutnya.

Sena menghela nafas, entah sudah berapa kali Jungwoo mengatakan hal itu." Harus berapa kali gue bilang? Gue gak punya masalah."

Setelah mengatakan itu, Sena langsung berjalan melewati Jungwoo, menabrakan sedikit bahunya pada bahu pemuda itu dikarenakan jalan yang sempit. Jungwoo hanya melirik Sena dengan penuh rasa khawatir. Ia benar-benar mengkhawatirkan Sena.

"AKKHH!" Sena secara tiba-tiba mengerang saat sebuah air lemon pesanan pelanggan tak sengaja tumpah tepat di tangannya.

"Astaga Sena! Sumpah gak sengaja! Sorry sorry!" Soobin, pria tinggi seusianya yang juga merupakan karyawan disana langsung mengelap tangan Sena dengan tissue yang ada di sana. Soobin sangat panik ketika melihat Sena mengerang. Ia benar-benar tidak sengaja.

Sena, gadis itu langsung menarik tangannya yang luka dan terkena air lemon itu. Soobin meringis ketika melihat raut wajah Sena yang berubah menjadi datar.

Soobin menatap Sena khawatir dan panik sekaligus." Sumpah gak sengaja. Suer—"

"Gapapa," potong Sena dan segera pergi darisana. Ia tidak suka berbicara pada siapapun, ia tidak mau mempercayai seorang-pun selain dirinya.

Hanya Sena yang bisa menolong dirinya sendiri, ia tidak mempercayai orang lain. Ia bisa melakukan semuanya sendiri, itu pikirnya.

"Sen!" Jungwoo mengejar gadis itu dan langsung menarik lengan Sena dengan cepat, melepas scrunchies yang dipakai Sena dengan kasar. Dan betapa terkejutnya Jungwoo melihat kondisi tangan Sena yang terbilang tidak baik-baik saja.

Sena buru-buru menarik tangannya, namun Jungwoo kembali menarik tangannya kasar. Sena bisa melihat jelas wajah Jungwoo yang sangat terkejut, dilihat dari matanya yang membulat sempurna.

"Sen, siapa yang ngelakuin ini ke elo..." lirih Jungwoo tak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat.

Sena bisa melihat mata Jungwoo yang berkaca-kaca, entah kenapa itu membuat matanya terasa panas. Sangat jarang seseorang menampakan rasa khawatir kepadanya. Namun pikiran itu dengan cepat ia tepis, Sena menggeleng kepalanya tegas dan langsung menarik tangannya kasar.

"Siapa yang ngelakuin ini ke elo, Sen. Lo bisa bilang ke gue. Ini udah termasuk kekerasan, kita bisa lapor ini ke polisi sekarang—" Jungwoo kembali menarik lengan Sena, berniat mengajak gadis itu untuk melapor ke polisi.

Dangerous Bully | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang