0.1

35.7K 2.2K 275
                                    

Buat yang baca cerita bully you, ini gak sama sama cerita itu. Ini beda. But tentang pembullyan juga & maybe lebih danger⚠️ daripada bully you.

And buat yang belum baca, nikmatin aja alurnya, semoga suka💓

•••

Seorang gadis dengan pakaian lusuh, basah, rambut hitam legam panjang yang basah sempurna, berjalan dengan tubuh bergetar di tengah malam yang dingin. Wajahnya sembab dan bengkak, serta luka lebam yang ada di sudut bibirnya memenuhi wajahnya yang cantik.

Im Sena berjalan dengan tubuh lebam di sekujur tubuhnya. Kakinya terseok-seok karena luka memar pada pergelangan kakinya. Gadis kuat itu berjalan dengan seluruh tenaga yang ia punya menuju apartement kecilnya.

Bibirnya bergetar karena udara yang begitu dingin serta bajunya yang basah sempurna. Tangannya bertumpu pada tangga dan mulai berjalan menaiki tangga langkah demi langkah.

Ini sudah sering terjadi, tidak ada yang perlu ia khawatirkan, itu pikir Sena.

"Sena! Lo kenapa bisa gini lagi!"

Seorang laki-laki tinggi sudah berdiri di depan pintu apartement Sena dan pemuda itu langsung berlari menghampiri Sena dengan penuh khawatir saat melihat Sena yang muncul dari arah tangga.

Gadis itu hanya menggeleng pelan dan memegangi kerah bajunya. Beberapa kancing bajunya terlepas, sehingga menampakkan tank-top abu-abu nya, jadi Sepanjang jalan ia terus memegangi kerah bajunya.

Pemuda itu mengguncangkan lengan Sena saat gadis itu menundukkan kepalanya." Sena! Siapa yang bikin lo kayak gini—"

"Jungwoo," kata Sena lirih dan menatap laki-laki bernama Jungwoo itu dengan mata yang mulai memanas." Pliss, gue pengen istirahat."

Setelah mengatakan itu, pegangan tangan pada lengan Sena mulai mengendur. Sena langsung memasukkan kode apartement nya dan langsung masuk, tak memedulikan Jungwoo yang masih setia berdiri di depan pintu dengan perasaan khawatir.

Pintu tertutup sempurna. Gadis itu langsung kehilangan keseimbangan dan terjatuh pelan. Matanya terasa panas, pandangannya memburam dengan air mata tertahan disana.

Sena menarik tubuhnya. Ia sudah tidak memiliki tenaga. Ia harus terpaksa merangkak dengan cairan bening yang mulai lolos.

Seluruh badannya terasa sakit. Perut dan punggungnya sangat perih. Gadis itu merangkak dengan penuh rasa sakit. Ia tidak tau apa salahnya sampai-sampai Jeno dan teman-temannya terus memukulinya. Padahal ia seorang perempuan.

Penyiksaan itu sudah berlangsung selama dua tahun lebih. Dan sekarang ia sudah berada di kelas dua belas semester satu. Jeno dkk tidak pernah absen mengganggunya sehari saja.

Sena langsung membuka lacinya yang ada di samping kasur kecilnya, mengambil sebuah obat luka dan kapas.

Gadis itu mulai melirik ke cermin dan tangisannya pecah saat itu juga. Ia tidak bisa melihat wajahnya yang begitu menyedihkan. Wajah yang seharusnya bersih malah dipenuhi luka.

"Tuhan..." lirihnya. Isakan terdengar makin jelas dan keras. Gadis itu mencoba menghentikkan tangisannya, tapi tidak bisa. Ia tidak mau menangis, tapi air matanya tidak bisa diajak kerja sama.

Lalu, gadis itu mengangkat sedikit bajunya, memperlihatkan bagian perut. Dan isakannya kembali terdengar, walaupun mulutnya ia katup rapat-rapat. Perutnya dipenuhi luka memar dan beberapa luka bakar.

Jeno dan teman-temannya menggoreskan puntung rokok ke perut dan punggungnya.

Sena langsung menundukkan pandangannya dan mulai menangis. Rasanya perih, sangat perih. Matanya yang memburam menatap kakinya yang terbalut dengan celana legging hitam.

Dangerous Bully | Lee JenoWhere stories live. Discover now