0.8

9.6K 1.4K 27
                                    

Sena membuka pintu apartment-nya. Harum manis ruangan yang langsung menyeruak ke indra penciuman Hyuka membuat anak berumur tujuh belas tahun itu kegirangan. Hyuka langsung berlari masuk sembari lompat-lompat sedangkan Sena menarik masuk koper Hyuka yang besar dan tersenyum gemas melihat tingkah Hyuka.

"Horee! Aku nginep di rumah Sena lagii!" Hyuka melompat-lompat kegirangan memasuki apartement sederhana milik Sena.

Sena hanya tersenyum kemudian membawa masuk koper itu ke kamarnya, meletakkan koper cokelat itu secara perlahan. Hari ini Hyuka menginap di apartment-nya setelah meminta izin pada Wendy untuk membiarkan Hyuka bermalam di apartment-nya selama beberapa hari dan langsung disetujui oleh Wendy.

Hyuka dan Sena sangat dekat, ralat, Sena sangat dekat dengan semua anak yang ada di panti asuhan. Tapi Sena benar-benar memperlakukan Hyuka dengan sangat spesial, layaknya seorang adik kandung. Wendy tau bahwa Sena sangat menyayangi Hyuka dan Wendy sangat menpercayai Sena.

Ia yakin Hyuka akan baik-baik saja selama pemuda manis itu bersama Sena.

"Sena! Es krim ku manaa!"'Hyuka tiba-tiba bersuara dan berhenti melompat. Pemuda yang lebih tinggi dan besar dari Sena itu mulai menunjukkan wajahnya yang begitu polos.

Sena terkekeh pelan, "iya, adaa."

Hari ini Sena akan menjadi gadis yang sangat bahagia. Ia melupakan bahwa harusnya ia bersekolah hari ini, ia melupakan bahwa ia harus bekerja hari ini, ia melupakan bahwa kemarin ia adalah gadis paling menyedihkan di dunia ini.

Yang ia tau, ia adalah gadis remaja yang tidak mempunyai beban, setidaknya untuk hari ini saja.

•••

KRING KRING KRING

Bel berbunyi, para murid-murid langsung berhamburan keluar kelas. Kebanyakan dari mereka memiliki satu tujuan, yaitu kantin.

"Ahhh lega juga! Napa lama banget dah Bu Sana ngejelasin! Mana kek dongeng lagi!" Beomgyu meregangkan tangannya ke atas, kemudian memiringkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sampai bunyi tulang terdengar nyaring.

Jeno dan Jaemin juga ikut meregangkan tangan dan otot-otot lehernya. Mendengarkan Bu Sana menjelaskan membuat kepala mereka sakit karena mengantuk. Badan mereka juga terasa pegal karena cara bicara guru itu yang terlalu lamban.

"Gas kantin, gak?" Jeno berdiri, mengajak mereka bertiga dan langsung disetujui oleh Jaemin dan Beomgyu. Melihat Taehyun yang hanya diam sembari mencatat, membuat Jeno berujar kembali. "Lo? Ikut gak?"

Mendengar Jeno mengucapkan kalimat itu, Taehyun yang sedaritadi menunduk kini mendongak dengan kacamata yang selalu bertengger di wajahnya ketika sedang belajar.

Taehyun menggeleng pelan dengan wajah datar dan kemudian kembali menulis.

Jeno mengangguk paham, Taehyun sedang tidak ingin diganggu. Kemudian Jeno langsung menepuk pundak Beomgyu dan Jaemin, membalikkan badan kedua pemuda itu kemudian berjalan dengan santai menuju luar kelas.

Tanpa sepengetahuan mereka, Taehyun mengamati pergerakan mereka dari sana.

"Eh, tapi si curut napa gak masuk dah?" tanya Beomgyu spontan saat menyadari satu siswa di kelasnya tidak hadir hari ini.

Jeno yang ada di tengah-tengah antara mereka sontak menoleh ke arah Beomgyu dengan kerutan di keningnya. "Curut? Curut siapa dah?"

Jaemin yang melihat itu juga mengerutkan keningnya. Siapa yang Beomgyu bilangi curut?

Beomgyu langsung memutar bola matanya malas ketika melihat reaksi Jeno dan Jaemin. Beomgyu berdecak. "Si Sena bego! Gitu aja gak peka! Siapa lagi yang gak masuk selain dia dah?"

Mendengar jawaban Beomgyu, Jeno dan Jaemin langsung membuka mulutnya lebar-lebar dan mengucapkan kata 'Aaaa' bersamaan.

"Ya mana gue tau, emang gue sodaranya? Emang gue bapaknya?" Jeno tiba-tiba menyolot tak suka dan sedikit memelototi Beomgyu. Ia sangat membenci gadis itu.

"Ya lo gak usah pake ngelotot segala anjer! Mata lo picek elah!"

Sedangkan disisi lain, seorang anak laki-laki berumur delapan belas tahun duduk sendirian dalam keheningan kelas. Kepalanya terus tertunduk mencatat segala rumus yang ada di otaknya.

Mencatat segala materi yang ia ketahui adalah salah satu cara mengekspresikan bahwa ia sedang banyak pikiran dan tidak ingin diganggu.

Suara-suara ricuh kedua orang tuanya sedaritadi terputar di otaknya. Kejadian tadi pagi yang membuat moodnya memburuk terus terlihat secara nyata dalam benaknya.

Karena ingatan-ingatan itu, tangannya semakin menekan pulpen dan menulis dengan tekanan yang penuh. Tak lama kemudian, tangannya menggenggam erat pulpen, menekannya kuat-kuat dan detik kemudian tulisan yang tadinya tercatat rapi kini tertutupi dengan coretan-coretan. Taehyun mencoret kasar kertas itu penuh amarah. Pemuda itu melampiaskan segala perasaannya pada kertas itu.

Setelah puas mencoret, tangannya merobek kertas itu kasar dan meremat kertas itu sampai berbentuk sebuah bola yang kasar. Kertas tersebut kemudian ia lempar kuat-kuat ke arah jendela. Tak peduli jika ia mengenai kepala seseorang, ia sungguh tidak peduli.

Setelah membuang kertas itu ke jendela, Taehyun langsung menyandarkan punggungnya dengan kasar ke kursinya, menutup wajahnya dengan kedua tangannya kemudian berteriak kuat-kuat dalam kesendirian itu.

Suara kedua orang-tuanya yang selalu berkecoh membuatnya terbebani. Orang-tuanya yang selalu bertengkar dan saling melempar barang itu membuatnya stress.

Ia ingin berlari jauh. Ia ingin melarikan diri jauh dari kedua orang-tuanya. Ia harus mendapatkan beasiswa-full yang disediakan oleh sekolah apapun yang terjadi. Tapi disisi lain ia tidak ingin berjauhan dengan adiknya. Adik perempuan satu-satunya, orang yang paling berharga tanpa terkecuali.

Taehyun memukul-mukul tembok dengan sikunya kuat-kuat dan menggeram. Ia benar-benar stress.

Namun tiba-tiba ia berhenti memukul. Sebuah ingatan yang begitu jelas secara random terputar di otaknya. Ingatan yang baru terjadi kemarin.

"Sena," gumam Taehyun saat mengingat kejadian kemarin. Saat ia ingin menjemput sang adik, Kang Mina, tapi secara tidak sengaja ia bertemu dengan Sena.

Ia melihat Sena berbicara dengan akrab kepada anak laki-laki yang diduga juga merupakan murid siswa SLB. Apakah itu adiknya?

Apakah Sena mempunyai kehidupan seperti dirinya? Apakah Sena punya banyak kehidupan menyedihkan yang Taehyun tidak ketahui?






























Seperti biasa jangan lupa tinggalkan jejak💓

Dangerous Bully | Lee JenoWhere stories live. Discover now