35. Cemburu

51 39 4
                                    

"Siang Bos," ucap salah satu karyawan.

"Siang," jawab Bos.

"Kamu langsung masuk ke ruang produksi," ucap Yeonjun pada Fairy.

Fairy mengangguk, ia pun masuk ke dalam ruang produksi sedangkan Yeonjun, ia masuk ke dalam ruangannya.

"Ehemm.." Felix pura-pura batuk.

"Abis dari mana jam segini baru datang?" Tanya Felix.

"Macet," jawab Fairy, ia mulai mengambil adonan yang ada di depan matanya.

"Jangan terlalu tegang, santai aja.." Felix menyikut Fairy.

Fairy mengangguk.

"Sudah jangan diajak bicara, lain kali jangan telat." Bangchan menghampiri Fairy.

"Lo juga lanjut kerja." Ketus Felix.

"Udah-udah. Kak, anter Fairy ke gudang." Fairy menarik Bangchan keluar dari ruang produksi.

"Mau ngambil apa di gudang?" Tanya Bangchan setelah mereka berdua keluar dari ruang produksi.

"Coklat sama keju," jawab Fairy.

"Itu aja?" Bangchan berhenti tepat di depan ruangan Yeonjun yang pintunya terbuka.

Fairy mengangguk, mungkin menurut Bangchan ini hal yang sangat konyol, mau seberapa banyak Fairy mengambil coklat dan juga keju sampai ia harus meminta bantuan kepada Bangchan.

"Ngapain kalian disana?" Yeonjun melihat keberadaan Fairy dan juga Bangchan.

"Mau ke gudang hehe.." Lagi, Fairy menarik Bangchan pergi.

"Berduaan?" Tanpa Yeonjun sadari ia mulai merasa ada percikan api cemburu di dalam dirinya padahal biasanya karyawan maupun karyawati lainnnya seringkali melakukan hal yang sama seperti apa yang dilakukan oleh Fairy dan juga Bangchan.

Diikutinya Fairy dan juga Bangchan dari belakang oleh Yeonjun.

"Kak, ambil yang paling atas," ucap Fairy, ia menengadah ke atas.

"Bentar, ini susah. Padahal dirak bawah juga ada.." Bangchan berusaha mengambil coklat yang Fairy mau.

"Apa yang akan gadis itu lakukan?" Heran Yeonjun, ia bersembunyi di balik pintu.

"Dapet," ucap Bangchan yang membuat Fairy kegirangan.

Bangchan turun namun ketika Bangchan hendak menginjakan kakinya di lantai, kaki Bangchan tak sengaja menginjak sesuatu yang licin sehingga membuat tubuhnya menimpa tubuh Fairy.

Spontan Yeonjun membelalakkan matanya, ia bisa melihat jelas tubuh Bangchan menimpa tubuh Fairy.

"Cantik," gumam Bangchan dalam hatinya, wajah mereka berdua sangat dekat sekali.

"Kak.." Fairy menyadarkan lamunan Bangchan.

"Sorry-sorry.." Bangchan segera berdiri, setelah itu ia membantu Fairy untuk berdiri.

"Sorry gak sengaja gue," ucap Bangchan.

Fairy mengangguk yang membuat Yeonjun sedikit gemas kepada Fairy, kenapa Fairy tidak marah.

Saat Fairy dan juga Bangchan membalikan badannya ke arah pintu, mereka berdua kaget bukan main ketiak melihat Yeonjun Bos-nya sendiri tengah berdiri tepat di depan pintu dengan tangan yang berkacak pinggang.

"Fairy ikut saya," ucap Yeonjun.

"Salah paham pasti." Bangchan menghela nafas

"Tenang.." Fairy menepuk tangan Bangchan lalu ia pergi meninggalkan Bangchan.

Di ruangan Yeonjun, Yeonjun tidak berkata apa-apa, ia hanya menatap wajah Fairy seperti apa yang dilakukan oleh Bangchan namun ini terlalu dekat sekali sehingga membuat Fairy menahan nafasnya.

"Kalau ada orang lagi ngambil barang di atas kamu jangan berdiri dibawahnya," suara Yeonjun terdengar lembut.

Yeonjun semakin mendekatkan wajahnya ke arah wajah Fairy dan hal tak terduga terjadi.

"Sorry.." Yeonjun tersadar, ia lalu menjauh dari hadapan Fairy.

Fairy terdiam, ia tidak bisa berkata apa-apa, ia kaget, ternyata Yeonjun bisa melakukan hal seperti ini kepada dirinya.

"Permisi Bos, saya mau kerja." Fairy keluar dari dalam ruangan Yeonjun.

"Sial.. kenapa gue bisa ngelakuin itu.." Yeonjun mengacak-acak rambutnya.

Fairy kembali ke dalam ruang produksi dengan jantung yang berdebar sangat kencang. Melihat Fairy kembali, Bangchan langsung menghampiri Fairy yang membuat Felix heran dengan perilaku Bangchan.

"Lo gak dimarahin kan?" Bisik Bangchan.

Fairy hanya bisa geleng-geleng kepala, jantungnya masih berdetak sangat kencang.

"Bagus, gue lanjut kerja dulu.." Bangchan menepuk pundak Fairy.

"Dia kenapa?" Heran Felix yang melihat tingkah aneh Fairy, tidak biasanya Fairy seperti itu.

"Gue harus ke Yeonjun." Felix menunda pekerjaannya, ia penasaran dengan apa yang terjadi di siang hari ini.

Tok!
Tok!
Tok!

Felix mengetuk pintu ruangan Yeonjun namun tidak ada sahutan dari Yeonjun.

"Kemana dia?" Heran Felix.

Felix mengetuk pintunya lagi, dan akhirnya Yeonjun membukakan pintunya. Dilihatnya Yeonjun oleh Felix, Felix rasa ada yang salah dengan keduanya, kenapa Yeonjun terlihat kikuk sekarang, begitu pun dengan Fairy.

"Kalian kenapa?" Tanya Felix.

"Lo kenapa kesini bukannya kerja?" Ucapan Yeonjun ada benarnya juga, ngapain dia ngurusin Yeonjun dan juga Fairy, toh mereka berdua udah gede juga.

"Gak jadi, gue ke ruang produksi lagi, eh bentar." Felix berhenti, ia kembali memalingkan wajahnya.

"Lo gak ada niatan nambah satu karyawan lagi buat di ruang produksi?" Tanya Felix.

"Emangnya masih kurang?" Tanya Yeonjun, suaranya terdengar terbata-bata.

"Lo kenapa si?" Heran Felix.

"Nanti besok gue cari karyawan baru." Yeonjun segera menutup pintu ruangannya yang membuat Felix semakin heran.

"Aneh banget," Felix mengerutkan keningnya.

Little Boss [ Tahap Revisi ]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum