23. Kunjungan Yeonjun

48 37 0
                                    

"Saya gugup sekali.." Yeonjun berdiri di depan gerbang rumah Fairy yang dipenuhi dengan bunga yang merambat.

"Tenang saja, Bos." Sekarang giliran Fairy yang menenangkan Yeonjun.

Yeonjun sejenak menatap Fairy lalu mereka berdua masuk ke dalam rumah Fairy, rumah yang sederhana namun terlihat asri.

"Mah, Pah.." Fairy membuka pintu rumah yang tidak terkunci.

"Eh gadis kami pulang, eh ada tamu spesial.." Ibu Fairy menghampiri keduanya.

"Mah, kedatangan kami kesini hanya sebentar.. oh iya Mah ada yang mau kami bicarakan. Papah kemana?" Fairy mengedarkan pandangannya ke arah sekitar, tidak ada sosok ayahnya di dalam rumah.

"Papah kamu sedang ada di luar rumah. Bicara sama Mamah saja biar nanti Mamah sampaikan." Ibu Fairy merangkul gadisnya untuk duduk disusul oleh Yeonjun dari belakang.

"Mah, maaf Fairy tidak mengundang Mamah sama Papah semalam. Mah, Fairy sudah bertunangan dengan Yeonjun semalam di rumah Yeonjun. Fairy setelah ini akan pindah ke apartemen Yeonjun. Mah, maaf.." Fairy memegang tangan Ibunya.

"Gadis Mamah sudah dewasa yah sekarang. Mamah maklumi, silahkan kamu tinggal bersama dengan Yeonjun jika menurut kalian ini pilihan yang terbaik." Ucapan ibu Fairy membuat Yeonjun merasa bersalah, bagaimana jika mereka semua tahu kalau ini semua hanyalah bohongan.

"Mah.." Fairy memeluk erat Ibunya, entah kenapa ia merasa ada bawang di matanya sehingga tanpa Fairy sadari ia mulai menitikan air mata, meskipun ini hanyalah bohongan. Namun, Fairy merasa ini seperti nyata.

"Mamah dan Papah merasa sangat tenang sekarang." Ibu Fairy menatap wajah Yeonjun.

"Nanti kapan-kapan Mamah dan Papah boleh berkunjung ke apartemen kami," ucap Yeonjun.

"Iya Mahh.." Fairy melepaskan pelukannya.

Fairy menghapus air matanya yang membuat Yeonjun semakin merasa bersalah karena telah membawa Fairy masuk ke dalam kehidupannya, Fairy begitu tulus sekali sampai rencana yang dibuat Yeonjun terasa seperti nyata, mereka seperti layaknya pasangan kekasih yang tengah berbahagia, tidak terlihat skenario yang dibuat-buat oleh keduanya.

"Yeonjun janji akan menjaga Fairy dengan sebaik mungkin." Yeonjun menggenggam tangan kecil Fairy.

"Saya percayakan semuanya pada kamu.." Ibu Yeonjun tersenyum.

Yeonjun mengangguk, hatinya sedikit lega sekarang karena menggenggam tangan Fairy yang lembut. Namun, Yeonjun bisa merasakan rasa panas yang menjalar dari tangan Fairy, apa mungkin Fairy belum sembuh total?

"Kamu memanggil Bos mu dengan sebutan apa sekarang?" Goda ibu Fairy.

"Yeonjun," jawab Fairy. Ia nampak malu-malu menyebut nama Yeonjun.

"Ah itu terlihat biasa saja, Mamah sarankan menggunakan sebutan sayang saja," goda Ibunya lagi yang membuat keduanya menjadi salah tingkah.

"Mah, Yeonjun masih Bos Fairy. Itu terdengar tidak sopan.." Fairy menyenggol Ibunya.

"Ah tidak apa, kan kalian sudah bertunangan.." Ibu Fairy balik menyenggol anaknya.

"Apa yang Ibu kamu katakan benar. Sekarang saya adalah tunangan kamu, kamu boleh menyebut saya dengan sebutan itu.." Pipi Yeonjun memerah, ia benar-benar tersipu malu.

"Nah, bagaimana? Coba katakan sayang.." Ibu Fairy tersenyum puas melihat kedua remaja ini tersipu malu.

"Mah.." Fairy menunduk malu, ia tidak bisa, ini terlalu asing menurut Fairy.

"Kalian jangan pulang cepat ya, apa yang kalian mau?" Ibu Fairy menatap keduanya yang masih tertunduk malu.

Fairy jadi teringat sesuatu, Yeonjun kan suka masakan Ibunya, ia jadi punya ide sekarang.

"Mah, ajarkan Yeonjun masak-masakan Mamah bagaimana?" Fairy sudah tidak terlihat malu-malu.

"Terus kamu bagaimana?" Yeonjun menatap wajah manis Fairy.

"Aku disini aja," jawab Fairy.

"Oh okey, nanti kamu yang cicipi masakan kami ya," ucap Yeonjun.

"Okey," jawab Fairy.

Ibu Fairy dan juga Yeonjun pergi ke dapur meninggalkan Fairy yang mulai mengambil posisi tiduran di sofa, ia rasa tubuhnya mulai panas lagi jadi ia harus mengistirahatkannya.

"Ini bagaimana, Tante?" Tanya Yeonjun.

"Belah menjadi beberapa bagian saja," ucap Ibu Fairy, ia sangat bahagia ketika mengajarkan Yeonjun memasak.

Satu jam berlalu, keduanya kembali kehadapan Fairy dengan membawa hasil masakannya. Ibu Fairy dan juga Yeonjun terdiam melihat Fairy tertidur pulas di sofa.

"Kamu bawa dia ke kamar, nanti kamu makan lebih dulu saja setelah mengantarkan Fairy, kamarnya ada di sebelah kiri, itu kamar Fairy," ucap Ibu Fairy.

Yeonjun menyimpan hasil masakannya di meja setelah itu baru ia membawa Fairy ke kamar

"Hati-hati," pinta Ibu Fairy.

"Iya," jawab Yeonjun.

Perlahan Yeonjun mulai membawa Fairy masuk ke dalam kamar. Ketika tubuh Fairy mulai menempel ditubuh Yeonjun, Yeonjun bisa merasakan panasnya tubuh Fairy.

"Istirahat dulu, nanti kita pulang jika kamu benar-benar sudah membaik." Yeonjun membaringkan tubuh Fairy di kasur.

"Yeonjun mari makan.." Ibu Fairy menghampiri Yeonjun yang tengah duduk di samping tubuh Fairy.

"Iya, Tante." jawab Yeonjun yang tangannya tengah menggenggam tangan Fairy.

Melihat Yeonjun memperlakukan anak gadisnya dengan baik, Ibu Fairy semakin yakin ke depannya Fairy akan baik-baik saja bersama dengan Yeonjun.

"Yuu.." ucap Ibu Fairy.

Yeonjun menatap wajah Fairy, ia tak tega meninggalkan Fairy dengan kondisi yang seperti ini.

"Yasudah, Ibu makan duluan saja. Kamu sepertinya tidak ingin meninggalkan Fairy.." Ibu Fairy tidak ingin mengganggu Yeonjun, ia tutup pintu kamar Fairy, ia biarkan Yeonjun menjaga Fairy di dalam kamar.

"Istirahatlah dengan tenang.." Yeonjun mengelus tangan Fairy yang lembut.

Little Boss [ Tahap Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang