09. Orangtua Fairy

73 56 2
                                    

"Mending gue tidur siang aja." Fairy membuka pintu rumah.

"Hay.." Kedua orang tua Fairy melambaikan tangan ke arah anak gadisnya ini, seketika mata Fairy berbinar-binar, ia tak percaya jika kedua orang tuanya mengunjungi dirinya di waktu yang sangat tepat, dengan cepat Fairy memeluk Ibunya dengan sangat erat.

"Mah, Fairy kangen," ucap Fairy.

"Mamah sudah siapkan masakan kesukaan kamu, mari makan." Ibu Fairy mengelus lembut rambut Fairy.

"Emm.." Fairy mengangguk. Ia melepaskan pelukannya.

Di rangkulnya Fairy oleh Ayahnya.

"Bagaimana pekerjaan kamu? Apa teman kerja kamu baik semua?" Tanya Ayah Fairy.

"Tenang aja Pah.." Fairy tersenyum.

Seketika Fairy langsung lupa dengan undangan yang membuat dirinya menjadi lemas, kini energi Fairy kembali terisi penuh karena kedatangan kedua orang tuanya yang sangat mendadak.

"Makan yang banyak, biar Mamah yang nyimpen tas ini." Ibu Fairy mengambil tas anaknya yang tersimpan di meja makan. Melihat Ibunya sangat perhatian pada Fairy membuat Fairy berpikir jika ia masih tidak bisa melupakan laki-laki itu mungkin bisa membuat dia terus menerus merasa sedih sehingga menghambat pekerjaannya.

"Makan yang banyak." Ayah Fairy mengelus lembut rambut anaknya ini.

"Iya," jawab Fairy yang mulutnya penuh dengan makanan.

"Oh iya, Pah. Nanti setelah Fairy makan Fairy mau beli roti yang enak banget. Papah sama Mamah pasti suka," ucap Fairy.

"Nanti saja, kamu baru pulang," ucap Ayah Fairy.

"Gapapa Pah, Fairy mau beli banyak buat Papah sama Mamah." Fairy tersenyum.

"Iya.." Ayah Fairy ikut tersenyum.

"Mamah ikut boleh?" Tanya Ibu Fairy.

"Bukannya Fairy gamau bawa Mamah sama Papah keluar. Tapi, di luar panas banget, lebih baik diam di rumah, lebih sejuk hehe.." Jawaban Fairy membuat Ibunya gemas.

Benar saja, selepas Fairy makan ia langsung bergegas pergi ke Toko Roti. Ia melihat ke arah jam tangannya, sekarang belum pergantian shift mungkin nanti disana Fairy akan bertemu dengan Felix.

Di luar benar-benar sangat panas yang membuat Fairy harus melepaskan jaket yang ia kenakan karena panas sekali.

"Hua panas.." Fairy masuk ke dalam Toko.

Ia melihat ke segala penjuru Toko, banyak sekali konsumen yang berdatangan siang ini. Semua karyawan maupun karyawati terlihat sibuk.

"Kak, Fairy pesen ini, ini, ini, ini sama ini ya," ucap Fairy.

"Oke, duduk dulu nanti kakak kasih ke kamu," ucap salah satu karyawati.

"Makasih kak.." Sebelum Fairy duduk, ia mengintip sebentar ke arah area produksi. Tampak sibuk sekali menurut Fairy, ia juga melihat Yeonjun yang tengah memantau karyawan karyawatinya bekerja di dalam.

Awalnya Felix tengah sibuk memasukkan beberapa loyang ke dalam oven besar, tak sengaja pandangannya tertuju ke arah luar ruangan, ia bisa melihat sosok Fairy yang tengah melihat ke arah tempatnya bekerja.

"Fairy," ucap Felix sesudah memasukan beberapa loyang ke dalam oven.

Yeonjun mendengar apa yang Felix katakan, seketika ia membalikan badannya ke arah depan, kini ia bisa melihat sosok Fairy yang tengah menatap rekan-rekannya bekerja. Sadar Yeonjun dan Felix menatap Fairy, Fairy langsung bergeges pergi menuju tempat kasir, ia tidak ingin menganggu semuanya.

"Bukannya sekarang dia libur," gumam Yeonjun, ia keluar dari area produksi.

Fairy nampak tergesa-gesa ketika mengambil pesanannya. Sebelum pergi Fairy sempat melambaikan tangan ke arah Felix yang tengah mendisplay roti karena Felix lebih dulu melambaikan tangannya maka dari itu Fairy tidak bisa tidak membalas lambaian temannya ini.

"Dia beli banyak roti untuk dirinya sendiri?" Yeonjun menghampiri Yuna yang bertugas sebagai kasir toko.

"Bukan Bos, semua itu untuk orang tuanya," jawab Yuna. Yuna kembali bekerja.

Little Boss [ Tahap Revisi ]Where stories live. Discover now