04. Hati dan pikiran tidak sejalan

113 61 3
                                    

Tubuh Fairy sangat berat, hari pertama kerja sangat melelahkan bagi Fairy. Fairy membantingkan tubuhnya di atas ranjang dengan pakaian yang masih kotor oleh adonan roti, ia tidak tahu jika adonan itu akan mengenai pakaian yang baru ia beli.

"Besok gue harus bawa celemek," ucap Fairy sambil menatap langit-langit kamar.

Ponsel Fairy berdering, dengan cepat Fairy mengangkat panggilan telepon tersebut tanpa melihat siapa orang yang menelpon dirinya.

"Hallo ...," ucap Fairy.

"Ini saya Felix, saya tahu nomor telepon kamu dari Bos. Kata Bos malam ini kamu ikut meeting di ruang meeting sebelah ruangan Bos, jam delapan malam harus sudah ada di Toko, lewat pintu belakang, tidak usah makan. Setelah meeting Bos mengajak kita semua para karyawan makan, semua biaya makan ditanggung Bos, kata Bos. Dandan yang cantik haha ...," Kalimat terakhir Felix membuat Fairy sedikit geli.

"Siap, makasih kak." Fairy menutup panggilan teleponnya.

Fairy melirik ke arah jam dinding yang menempel di dinding kamar Fairy. Pukul tujuh malam, ada waktu satu jam lagi. Fairy bergegas pergi membersihkan diri dari kotoran yang menempel pada tubuhnya.

Tidak perlu waktu lama kini Fairy sudah keluar dari dalam rumah-nya dengan pakaian yang sangat sederhana sekali karena jika Fairy menggunakan pakaian mewah mana mungkin waktunya cukup dan pasti ribet, ini kan cuma meeting dan makan malam biasa saja dengan yang lainnya.

Pukul setengah delapan malam, ada waktu tiga puluh menit lagi, Fairy harus segera pergi ke Toko roti sebelum Bos tiba meski malam ini Fairy harus menunggu bus tiba terlebih dahulu di halte bus.

Malam yang sunyi membuat Fairy harus memberanikan diri berdiri di halte bus seorang diri. Waktu terus berlalu, bus tak kunjung datang. Sekarang Fairy sedikit gugup. Fairy terus menerus menatap jam tangannya.

Sebuah sedan berhenti tepat di depan Fairy. Pintu mobil perlahan terbuka, Fairy bisa melihat sosok laki-laki yang tengah keluar dari dalam mobil. Ternyata, laki-laki yang keluar dari dalam mobil adalah Bos-nya sendiri.

"Bos," ucap Fairy.

"Masuk! Saya benci karyawan yang telat!" Ketus Yeonjun.

"T–tapi Bos," gugup Fairy.

Mana mungkin Fairy masuk ke dalam mobil Bos-nya sendiri, ini sangat lancang menurut Fairy.

"Masuk! Saya Bos kamu, saya berhak mengatur kamu!" Tegas Yeonjun. Yeonjun membukakan pintu mobilnya untuk Fairy.

"Iya, Bos." Dengan berat hati Fairy masuk ke dalam mobil.

Andai saja ia lebih cepat sedikit mungkin Fairy tidak berpapasan dengan mobil sedan ini.

Mobil sedan milik Yeonjun mulai melaju di jalanan kota. Di dalam mobil hening tidak ada suara dari keduanya yang membuat Fairy sedikit kikuk.

"Kamu bisa motor?" Tanya Yeonjun. Yeonjun membuka obrolan.

"Enggak, Bos." Fairy nampak malu menjawabnya, mungkin jarang sekali di jaman sekarang ada gadis seusia Fairy yang tidak bisa mengendarai sepeda motor, menurut Fairy.

"Kenapa kamu tidak minta antar orang rumah saja? Sekarang sudah malam, wanita tidak baik berdiam diri di tempat sunyi seperti tadi, apalagi kota sangat keras," ucap Yeonjun. Pandangan Yeonjun masih fokus pada jalanan kota.

"Saya di sini sendirian sejak saya duduk di bangku sekolah menengah pertama sedangkan orang tua saya ada di kampung halaman, mereka selalu mengunjungi saya jika saya merindukan mereka." Penjelasan Fairy membuat Yeonjun terdiam sampai tiba di depan Toko.

Little Boss [ Tahap Revisi ]Where stories live. Discover now