16 ~Cerita~

666 94 5
                                    


Beberapa hal buruk berlalu dengan  luka yang menganga. Waktu bukan penyembuh. Rasa sakit tetap membekas pada dinding hati.

Ingatan Zia kuat, untuk terus mengingat bagaimana kedua orangtuanya terbunuh. Fisik Barra kuat, untuk terus menahan siksaan dari ayah kandungnya. Batin Lion kuat, untuk mengabaikan kehancuran
keluarga nya.

Luka berbeda pada tiga hati yang rapuh.

Terlalu naif untuk terus menutupi luka yang kian hari makin meradang.
Mental setiap orang berbeda. Tak ada bandingan untuk setiap rasa sakit. Mereka kuat untuk versi mereka sendiri.

"Everything Will be ok.... kan?" Zia tersendat saat menanyakan kalimat itu pada Lion. Dia melihat Barra yang sekarang terkulai lemah di atas kasur miliknya.

Lion menatap Barra dengan tatapan kosong, selimut milik Zia kini penuh dengan darah. Entah sudah berapa banyak darah yang laki laki itu keluarkan, tapi tetap saja belum mati.

Daya tahan tubuh Barra di atas ambang manusia normal.

Beruntung, karena Lion mau memanggil dokter ke rumah Zia dan segera menangani cowok itu. Entah apa yang sudah di alami Barra, tapi Lion yakin, Ini pasti ulah bedebah ayah kandung Lion.

"Gue gak yakin"Lion menjawab singkat

"Maksut lo apa?"

"Gak"

"Gue pengen nangis"Zia berdiri di jendela kamarnya sambil menatap rintik hujan yang kian deras.

"Gausah"

"Biasanya Lo suka banget liat gue nangis"

"Gue lagi stress" Jawab Lion singkat

"Hmmm"

"Hmmm apa?!"

"Gausah cemburu, Barra masih kayak gitu aja, lo mau cemburu?"

"Apaan jancok"

"Sini" Zia menyuruh Lion untuk berdiri di sampingnya"Gue sayang sama Lo......sama Barra juga"

"Gak adil bego"

"Barra kenapa bisa kayak gitu?"

"Mana gue tau"

"Lion sayang"

"Apaan njem!"

"Nge gas mulu jadi orang"

Lion diam. Dia duduk di samping Barra sambil menelisik wajah lemas dan pucat itu dengan raut prihatin.

Dia hanya iba.

Lion tidak habis pikir, bisa bisanya manusia seperti Barra masih hidup setelah beribu kali mendapat siksaan dari ayahnya

Lion akui, dia memiliki jiwa kepo yang luar biasa. Berhubung Barra adalah dedemit perusak hubungan nya dengan Zia. Dengan suka rela Lion mencari tau ttg kehidupan cowok itu, ya  sukur-sukur sih dapat hal buruknya aja gitu, tapi emang dasarnya  Barra anak rajin kesayangan guru dan dari keluarga terpandang juga, kaya gak pernah dapet masalah yang serius. Paling cuma hal konyol yang biasa remaja lakukan.

Namun..... ada beberapa hal yang membuat Lion kasian pada manusia bernama Barra itu.

Sejak kecil, Barra selalu dituntut sempurna oleh ayah kandungan nya sendiri. Ia harus menjadi manusia sempurna di berbagai bidang. Dalam Akademik maupun non Akademik, Barra memang juara nya. Satu sekolahan tau kemampuan cowok itu. Kesayangan guru, idaman para dedemit, mulai dari cewek maupun uke.

Siapa sangka, laki laki itu menyimpan beban yang berat.

Kasian.

"Sakit"Barra meringis sambil berusaha duduk

MY PET LION [END]Where stories live. Discover now