1~Parasit~

7.6K 461 11
                                    


"ZIA AMBILIN CELANA DALAM GUE"Lion berteriak dari dalam kamar mandi.

Ayolah, ini sudah jam 6 pagi, tapi manusia tidak berfaedah seperti Lion baru saja menyelesaikan acara mandinya. Dan dengan tidak sopanya, dia malah menyuruh Zia~tetangga sekaligus sahabat rasa babu itu untuk mengambilkan barang berharganya.

Zia yang sudah rapi dengan seragam putih abu - abunya itu langsung menendang pintu kamar mandi milik Lion tidak sabaran "Keluar lo, Gausah banyak drama"

"Oke sayang, tapi gue telanjang"

"LION"

"Serius gue masih telanjang"

"Hitungan ke -3, Lo gak mau keluar, gue tinggal nih"

Mendengar kata "Tingal" Lion buru - buru keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang dada "Pagi - pagi Bunda udah ngomel aja"

"Shit, jangan panggil gue Bunda....Bego"

"Terus mamah gitu? Secara gue kan anak angkat Lo"

"Arghhh kapan gue ngangkat Lo jadi anak angkat gue?" Zia mulai gondok

"Kapan aja boleh, Minggir Bun.....gue mau ganti baju"

"Hemmm, tubuh Lo bagus juga"

"Heh! Lo mau nyobain?"Lion mulai menaik turunkan alisnya untuk menggoda Zia.

Zia yang emang dasarnya ber otak mesum, kini mulai tersenyum miring dengan tingkah konyol manusia di depannya ini "Boleh dicoba"

"Olahraga pagi baik untuk kesehatan"

"Sialan"Zia mendorong tubuh kekar Lion menjauh kemudian keluar dari kamar cowok itu "Buruan ganti baju, habis ini kita berangkat"

"Eh tunggu"Lion menarik kerah baju Zia dari belakang"Lo gak ada niatan mau gantiin baju gue?"

Zia menarik nafas dalam sebelum akhirnya bersenandung ria di rumah milik sahabat nya ini"LION PRATAMA, LO GAK USAH NGELAWAK"

"Oh, oke?!" Lion mendorong tubuh Zia hingga jatuh tanpa rasa berdosa.

Sikap Lion ini memang membuat siapapun tensi.

"Gue kira lo mau cosplay jadi emak gue sehari aja gitu"

"LION"

"Siap Bun" Lion buru -buru menutup pintu kamarnya sambil cengengesan tidak jelas.

Setelah semuanya dirasa beres, Lion langsung saja turun ke lantai bawah untuk menemui ibu angkatnya itu.

Perlu kalian ketahui saja ya, Lion itu orangnya agak sinting.....dia selalu saja menganggap dirinya sebagai singa peliharaan milik Zia, dan menganggap perempuan itu sudah seperti ibu angkatnya sendiri.

Tapi tidak dengan Zia, Dia selalu merasa diperbudak oleh Lion.

Cowok itu selalu saja menyusahkan Zia.

"Zi, buku gue udah lo tata kan?"Lion memakan roti yang dibuatkan cewek itu kemudian duduk di samping Zia

"Hmmmm"

"Oke Bun"

"Jangan panggil gue Bunda, anjir"

"Gak bisa Bun, gue udah terbiasa memanggil dirimu dengan sebutan Bunda"

"Sialan" Zia sudah berdiri di depan Lion dengan muka garangnya.

Di sini itu, Zia berstatus sebagai adik kelas seorang Lion Pratama, tapi sikap dan kelakuan cowok itu tidak mencerminkan layaknya seorang laki - laki berumur 18 tahun.

Zia terlalu waras untuk mengurusi hidup cowok di depannya ini.

"Zi...."

"Apa"

"Galak amat"

"Hmmmm"

Tanpa aba - aba, Lion langsung memeluk Zia yang berdiri di depannya. Dia sedikit mendusel perut buncit itu mengunakan wajahnya.

Tanpa mengatakan sepatah kata apapun, Zia sangat tau jika kondisi mental Lion saat ini sedang tidak baik.

Semenjak perceraian kedua orangtuanya, hidup Lion sedikit berantakan. Dia yang dulunya sering sekali mewakili Popda sampai tingkat provinsi dan mendapatkan juara satu, kini berubah menjadi cowok yang sinting, gila,miring dan tidak perduli pada kehidupan nya.

Sebenarnya sifat sinting, gila, dan miring itu sudah tertanam sejak lama dalam diri Lion, tapi satu tahun terakhir ini.....sifat tidak berakhlak itu mulai mendominasi.

DAN MEMBUAT ZIA SEMAKIN REPOT

"oy, udah jam tuju kurang seperempat"Zia menjitak kepala Lion yang terus saja mendusel perutnya. Dia pikir gak geli apa......

"Gue lagi sedih Bun" Lion melepas pelukannya "Gue gak masalah papa gue jarang pulang, atau mama gue mau nikah lagi.....sumpah gue gak sedih, asal gue tetep dikasih duit aja gue udah seneng. Bagi gue itu, duit segalanya"

Zia menaikkan satu alisnya penasaran

"Gue sedih karena.....HARUS HIDUP SAMA LO TERUS"

BRENGSEK

Zia langsung saja menempiling kepala Lion tanpa rasa ampun.

Yang harusnya sedih di sini itu Zia, bukan Lion.

Bayangkan saja, semua kesusahan - kesusahan yang Lion perbuat, Zia yang harus bertanggung jawab.

Lion itu tidak bisa melakukan apapun dengan benar, dimulai dari bangun tidur, menyiapkan seragam sekolah, menjadwal buku harian, sampai nanti akan menjelang waktu tidur pun semuanya harus Zia yang melakukan.

Sungguh penderitaan tiada akhir.

"Lion, gue pengen menelantarkan Lo ke kolong jembatan" Zia tersenyum singkat

"Jujur aja Lo gak bisa hidup tanpa gue" Zion merangkul pundak Zia diiringi gelak tawa.

Ya, Lion benar.

Sejak dulu, Zia selalu menyayangi Lion melebihi dirinya sendiri. Apapun akan ia lakukan untuk kebahagiaan cowok gila itu.

Tapi Lion tau, Zia hanya menyayanginya, bukan mencintai nya

MY PET LION [END]Where stories live. Discover now