12~Loker Permusuhan~

1.2K 124 6
                                    


"LO KENAPA HAH?" Zia berteriak tepat di depan wajah Lion

"Oke, jadi ini yang Lo mau?"

Zia berusaha keras melepaskan cengkraman kedua tangan Lion dari kerah bajunya, mereka berdua berada di dalam ruang ganti laki - laki.

Suasana memanas. Zia tidak tahu akar dari permasalahan ini. Dia sendiri juga bingung kenapa laki - laki itu menariknya ke dalam tempat ini dan memarahi nya habis - habisan.

"Lo kaya pelacur tau gak?"

"Heh tutup mulut Lo bego!" Zia tersulut emosi. Enak saja mengatainya se enak pantat ayam seperti itu. Lion pikir, Zia tidak merasa sakit hati apa?

"Iya gue tau bego, tapi Lo lebih bego dari gue"

"Mau Lo apa sih?"

Lion menggeleng. Melepas cengkraman itu kemudian berjalan menjauh dari Zia. Merasa tolol dengan apa yang ia lakukan hari ini. Lion pikir dia mulai gila hanya karena melihat Zia lebih dekat dengan Barra dibanding dengan dirinya.

Sudahlah. Semua terlalu melelahkan untuk di bahas. Lion membanting pintu ruang ganti itu kemudian kembali ke lapangan upacara untuk melanjutkan pelajaran olahraga yang ia tinggalkan.

                                  🐨

"Gue nyerah" Diandra ~ perempuan bersurai hitam legam itu kini tengah duduk di bawah pohon rambutan sambil menunggu Asel keluar dari dalam kelas nya.

Jika kalian pikir Diandra menyukai Asel. Selamat kalian benar. Diandra memang tergolong dalam jenis manusia yang nekad dan minim rasa malu. Dia rela mengejar ngejar manusia kutub itu hanya demi kesenangannya semata.

Ayolah. Diandra tidak se menyedihkan itu. Dia hanya menggunakan Asel untuk melupakan cinta pertamanya. Dasar tidak berperikemanusiaan.

"Kak Asel"Diandra menghampiri laki - laki itu dengan nafas sedikit tersengal. Dia biasa memanggil Asel dengan sebutan 'Kak' karena mau bagiamana pun, Asel itu adalah pelatih nya. Walaupun dalam kenyataannya, Diandra lebih tua empat bulan dari Asel.

Dan yang lebih mirisnya lagi, Asel sudah duduk di bangku kelas XII sedangkan Diandra masih duduk di kelas XI SMA. Bukan karena Diandra yang tidak naik kelas, tapi memang Asel saja yang terlalu cepat masuk sekolah.

"Ha?"Jawab Asel singkat

"Nanti Kak Asel ngajar gak?"

"Gue ngantuk" Asel jujur, umurnya memang lebih muda dari Diandra, tapi soal wajah, dia termasuk boros bahkan banyak yang mengatakan jika dia dua tahun lebih tua dari Diandra. Sialan memang.

"Okeee"Diandra tersenyum lebar. Dia menatap manik itu dalam kemudian berjalan menjauh.

Jika dipikir-pikir. Asel macam tai orangnya. Diandra selalu berusaha mecairkan suasana, tapi cowok itu tetap saja dengan sikap cuek tidak berperikemanusiaan nya mengabaikan Diandra.

Jengkel. Kesal. Arghhhhhhh. Menyebalkan.

"Kak Asel"

"Apa"

Diandra berjalan mendekat, dia tidak akan menyerah"Pulang bareng lah"

"Ya"

Kan? Susah memang untuk mencairkan es batu. Berbagai cara sudah Diandra lakukan namun sifat Asel yang seperti ini selalu membuat nya jengkel. Sakit hati? Oh tidak

Ingat. Diandra hanya menggunakan Asel untuk melupakan cinta pertamanya. Kalo dibilang suka, ya dia memang suka, hanya sekedar rasa kagum bukan cinta

"Kaki lo gimana?"Asel naik ke atas motornya. Meskipun dia tidak peduli pada sekitarnya, setidaknya ia masih memiliki hati untuk peduli pada anak didiknya yang ceroboh dan receh ini.

Dua Minggu lalu, saat Diandra ingin berangkat latihan, ia mengalami kecelakaan dan mengakibatkan punggung kaki kanan cewek itu luka parah, padahal...... satu hari yang akan datang Diandra akan mengikuti tes kenaikan sabuk.

Belum cukup, memang dasar anaknya keras kepala, Diandra nekat tetap berangkat latihan hingga kaki kiri yang tadinya sehat wal afiat malah mengalami cedera hingga tempurung lututnya menggeser.

Lengkap sudah penderitaan itu. Saat berjalan saja, dia masih tersaruk - saruk.

"Udah mendingan" Jawan Diandra bohong.

Asel mengulurkan tangan kanannya dan membantu cewek itu untuk naik ke atas motornya "Ati - ati"

Diandra senyum - senyum tidak jelas. Walaupun beribu kali di anggap angin kosong oleh Asel, tetap saja sifat Asel yang seperti ini membuat cewek itu hampir gila.

Bukannya terlalu PD atau apa, tapi kalau dipikir-pikir, Asel seperti nya juga suka dengan Diandra. Mari kita berfikir sejenak.

Asel itu tidak suka dengan yang namanya pacaran. Dia jarang sekali digosipkan dekat dengan perempuan. Sebenarnya, Asel hanya memiliki satu mantan pacar yang tidak terlalu baik jika dibandingkan dengan Diandra.

Tiga bulan sebelum Diandra memutuskan untuk mengikuti olahraga silat, Asel sudah lebih dulu putus dengan pacarnya. Dan penyebab mereka putus itu karena Asel di selingkuhi mantan pacarnya.

Dan yang membuat Diandra lebih berfikiran positif adalah, Asel selalu mengingat hal - hal kecil yang cewek itu katakan, dan entah kenapa itu selalu membuat Diandra heran sekaligus takjub.

Diandra masih bisa berfikir positif, jika hubungan mereka tidak ada kemajuan, ya maklum saja, karena di tempat latihan mereka, antara pelatih dan siswa dilarang pacaran. Jadi, tunggu sampai Diandra jadi pelatih terlebih dahulu.

Hahahaha terlalu berekspektasi dapat menyebabkan sakit hati yang mendalam

"Kalo belum sembuh ga usah berangkat"Asel memperingatkan

"Tapi kan udah dua Minggu gak latihan"

"Lo mau nambah parah lagi penyakitnya?"

"Mas Asel"

"Beli cimol 25 ribu aja sana"Asel ngakak

Diandra memukul bahu cowok itu keras. Kan, Asel selalu saja ingat hal - hal kecil yang Diandra katakan. Tingkat ke PD an seorang Diandra semakin bertambah Hyung.

"Kalo Lo kenapa - napa lagi, siapa yang repot? Nyusahin aja kerjaan Lo"

"Mas Asel kalo ngomong sensor dikit ngapa" Diandra kesal namun dalam hati cewek itu sudah tidak karuan.

"Panggil gue mas kalo di latihan aja"

"Kalo di sini gak boleh gitu?"

"Lo lebih tua"

Plakk

Refleks,Diandra langsung mengeplak kepala cowok itu. Kebiasaan buruk.

"Heh sakit Cok"

"Rasain"

Diandra mengambil handphone singkat kemudian membuka aplikasi WhatsApp. Dia melihat story wa dari seseorang yang tidak ia temui selama satu tahun ini. Ya, Dia cinta pertama Diandra, laki laki yang ia sukai sejak duduk di bangku kelas 7 SMP, bahkan sampai sekarang, Diandra masih memiliki perasaan pada laki - laki itu.

Dia adalah penyumbang rasa sakit terbesar sekaligus obat penyembuh yang tidak akan Diandra temui pada laki laki lain. Dia masih menempati posisi teratas di hati Diandra. Tidak ada Asel ataupun laki - laki lain.

Tidak terasa, satu tahun lamanya laki - laki itu sudah menjalani pendidiknya di luar kota. Jika suatu saat Diandra dipertemukan kembali, Diandra hanya inggin melihat laki - laki itu berdiri gagah di depannya dengan seragam loreng kebanggaan itu dan berkata "Apa kabar"

Hanya itu. Tidak lebih

Diandra memejamkan mata rapat kemudian menengadah ke atas

"Gimana kabar kamu........ Darren"

Bersambung.........

Kalo kalian udah baca ANOTHER pasti tau Darren itu siapa, dan kalo kalian pikir kisah Asel, Diandra sama Darren nyata, kalian benar wkwkwkw


MY PET LION [END]Where stories live. Discover now