13~Awal kemarahan Lion~

1.2K 141 39
                                    


"I....ini kenapa?"Zia menelan ludah kasar saat ia melihat Barra membuka seragam sekolah yang ia gunakan tepat di depan pandangan Zia. Sekujur tubuhnya merasa linu ketika melihat tubuh tegap itu di penuhi dengan bekas luka.

"Menurut Lo......"Barra duduk di pinggir ranjang miliknya kemudian beralih menatap Zia"Risih?"

Zia menggeleng. Dia mendekat lalu tangannya terulur untuk mengelus punggung Barra"Pasti sakit"

Barra diam.

Suasana yang tercipta begitu canggung dan sunyi.

Tidak ada kata ataupun hal yang istimewa. Zia merasa suasana ini dapat menjerumuskan nya ke dalam hal yang berbau negatif.

Tapi tidak apa. Zia agak pasrah untuk kali ini. Jangan. Jangan. Bego bukanlah jalan ninja Zia. Jadi.....tetap waspada.

"Manis" Barra mengelus Surai hitam itu pelan.

"Ha?"Zia gelagapan, lebih tepatnya ia sedang salting. Seumur-umur, dia belum pernah mendapat pujian seperti ini dari orang yang ia suka. Lion saja tidak pernah memujinya, laki-laki itu hanya bisa mendumel dan menjadikan Zia seorang babu.

Sangat berbeda dengan Barra yang memperlakukan nya seperti seorang ratu. Kadang - kadang sih.

"Kak lo punya pacar?"Zia menunduk. Nada suaranya sangat lembek, bahkan ia merasa ilfil dengan sikapnya yang seperti ini.

Seperti gadis menye - menye.

"Punya"

"Siapa?"Sontak, Zia mengalihkan pandangannya ke arah Barra. Demi apapun ini menyakitkan. Sungguh sialan manusia bernama Barra ini. Seenak jidat memberi harapan, tau - taunya sudah memiliki pacar. Mana Zia sudah baper parah. Tangung jawab euy.

Sakit sekali epribadieeehh

Barra tidak menjawab, ia mendekat ke arah Zia lalu menatap perempuan itu datar. Tangannya terulur untuk mengelus pipi tambun itu pelan. Perlahan....... wajahnya mendekat ke arah Zia. Dia terpejam sembari merasakan nafas hangat itu dengan tenang.

"Kak?"

Barra mengalihkan pandangannya ke arah jendela kamar saat mendengar suara mobil mulai memasuki gerbang rumahnya.

"Siapa?"

Barra tidak menjawab. Dia menarik Zia kasar kemudian mendorong tubuh itu untuk masuk ke dalam lemari pakaiannya. Barra berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan Zia.

"Jangan bersuara"

"Tapi----"

Ditatap seperti itu oleh Barra, langsung membuat Zia diam dan tidak berani bertanya apa - apa lagi. Ia menurut dan diam di dalam lemari itu.

Satu menit.

Dua menit.

Zia mulai mendengar langkah kaki memasuki kamar laki laki itu. Hal pertama yang Zia dengar adalah suara pria yang begitu berat tengah memaki Barra dengan perkataan kasar.

Tidak ada jawaban yang Barra berikan. Ia hanya diam dengan tatapan datarnya.

Dari dalam celah lemari itu, Zia mulai mengintip, sebenarnya apa yang sedang terjadi? Zia membulatkan mata lebar saat pria berjas hitam itu menampar Barra begitu keras.

Barra tetap diam. Tidak ada perlawanan.

Zia gedek sendiri, kenapa Barra tidak melawan?

"BODOH, APA KAU DI BESARKAN HANYA UNTUK MENJADI MANUSIA LEMAH SEPERTI INI?" Pria itu malayangkan satu hantaman keras ke arah Barra hingga laki laki itu jatuh tersungkur.

MY PET LION [END]Where stories live. Discover now