1.2 [Pelukan ternyaman]

3.9K 310 16
                                    

HAPPY READING!don't forget to vote and comment

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

HAPPY READING!
don't forget to vote and comment.

🦋

CIUMAN yang tadi hanya dilakukan di bibir, kini mulai turun pada leher jenjang Seola. Gadis itu masih berusaha memberontak, air mata semakin deras. Seola tidak bisa menerima semua perlakuan Varland. Mereka pun sampai di mobil, Varland menarik wajahnya dari leher Seola, dia membuka pintu hendak memasukkan gadis itu.

Seola dengan napas memburu, menyikut perut Varland sekuat tenaga. Hingga membuat pria brengsek tersebut mengeluh sakit dan sontak melepaskan gendongannya. Seola menampar Varland, lalu mendorongnya. Dia membuka pintu mobil mengambil tas dan buku-buku yang dibeli tadi.

Saat hendak berlari Varland kembali menahan tangannya, penuh emosi Seola menggigit tangan berurat itu kuat. Kemudian langsung berlari secepat kilat.

Di sepanjang perjalanan Seola masih tetap menangis, mengasihani nasibnya jika dia sampai tertangkap untuk kedua kali. Seola terus berlari, bahkan menghentikan beberapa mobil yang berlalu lalang, untungnya waktu itu ada satu mobil berbaik hati menumpangi Seola.

Beberapa hari setelah kejadian tidak mengenakan tersebut, Varland masih tetap saja berusaha mendekati Seola hingga membuatnya ketakutan. Bayang-bayang kejadian tersebut terus berputar seperti kaset rusak di dalam kepalanya. Apalagi mengingat Varland pernah mengancamnya untuk tidak menceritakan kepada siapa pun.

Sejak saat itu Seola seperti tidak punya semangat hidup. Dia mengurung diri, menjauhi banyak orang. Dia sangat ketakutan, ingin bercerita, tetapi tidak bisa. Sampai pada 2-3 bulan kemudian, Seola dinyatakan terkena gangguan kesehatan mental, Borderline personality disorder.

Seola yang posisinya masih berumur 17 tahun menduduki bangku 2 SMA, terpaksa harus home schooling. Dia tidak mau bertemu Varland lagi. Namun, siapa sangka saat memasuki kuliah, Seola malah kembali bertemu si brengsek.

"Seola, bangun."

Bukannya bangun Seola malah bergumam tidak jelas, menarik kembali selimut sampai menutupi seluruh tubuh. Merasa kesal melihat hal tersebut, secara paksa paksa menarik selimutnya hingga membuat Seola terjatuh ke lantai.

"ARGH SAKITTT!" teriak Seola kesakitan. Dia mengelus bokong dan pinggang dengan mimik wajah sedih. Sedangkan sang pelaku hanya menatap tanpa minat membantu, ataupun rasa bersalah.

"Bangsat! Siapa yang ganggu tidur siang gue?" ujar Seola penuh amarah.

"Saya."

Mendengar jawaban itu, sontak Seola membuka mata, mendongakkan kepala melihat tubuh tinggi besar seseorang di hadapannya. Seola meneguk ludah, dia terdiam sejenak, otaknya seakan tidak bekerja. Bayangkan saja sedang tidur siang tiba-tiba dibangunkan secara kasar sampai terjatuh.

"Ck! Bangun, Seola."

Seola mengangguk, dia bangkit dari lantai masih dengan tangan mengelus bokong dan pinggang. Beberapa detik kemudian, matanya melotot kaget.

Redoubtable [ON GOING]Where stories live. Discover now