3.2 [Kelicikan Seola]

2.1K 200 6
                                    

HAPPY READING!don't forget to vote and comment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING!
don't forget to vote and comment.

🦋

SEOLA tertawa kecil, bersamaan dengan Ruffy yang berada di sampingnya sedang mengendarai mobil. Sebelumnya mereka sudah membuat perjanjian, Seola akan membebaskan Ruffy asalkan bisa membantunya kabur dari mansion tersebut. Ruffy tentu menerima, dan mulai membuat rencana.

Takdir baik sangat berpihak karena saat berada di penjara bawah tanah Ruffy sempat mendengar bodyguard mengatakan ada jalan rahasia untuk keluar dari mansion.

“Lo coba deh sok akrab sama maid, ajak mereka ngobrol, pancing supaya mereka bisa kasih informasi tentang jalan rahasia itu,” saran Ruffy.

Seola mengangguk setuju. “Okey, kalau gitu untuk sementara lo pegang handphone gue, kita bakal komunikasi dari sini. Gue udah hubungi teman untuk siapin mobil nggak jauh dari mansion.”

Ruffy mengacungkan jari jempol. Menerima handphone pemberian Seola. Kemudian Seola berjalan keluar ruangan, berpura-pura ke dapur dengan alasan ingin makan sesuatu.

“Nona Seola,” sapa satu maid, bernama Jil.

Seola menoleh, tersenyum lebar mencoba untuk seramah mungkin. “Ya.”

“Nona sedang apa? Nona mau makan atau membuat sesuatu?” tanya Jil.

“Sebelumnya nama kamu siapa?” tanya Seola, lembut.

“Nama saya Jil, Nona,” jawab Jil sedikit membungkuk memperkenalkan diri.

“Ah, Jil. Saya cuma pengen buat puding kok. Di sini ada bahan-bahannya, 'kan?” ujar Seola.

“Ada, Nona, tapi biar saya yang buat. Nona kembali ke kamar saja,” balas Jil.

Seola dalam hati berdecak kesal. Ia sudah tahu akan mendapat jawaban tersebut. Namun, ia tidak akan kembali sebelum mendapatkan informasi. Rencananya tidak boleh gagal. “Kalau begitu saya duduk di minibar aja, kamu yang buat. Saya bosan di kamar terus.”

Jil tampak menimang-nimang, pada akhirnya mengangguk setuju. Seola tersenyum kecil, berjalan menuju minibar dan duduk di sana.

“Hanya puding saja, Nona? Tidak mau yang lain?” tanya Jil, mulai mengambil bahan-bahan yang diperlukan.

“Saya pengen cemilan juga, sih. Kamu buat aja apa yang menurut kamu enak.”

“Baik, Nona.”

Seola memperhatikan setiap hal yang dikerjakan Jil. Sembari berpikir harus mulai bertanya-tanya dari mana.

“Jil, umur kamu berapa?” tanya Seola.

Redoubtable [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang