19: Bad day

30 8 0
                                    



Hanya karena seseorang cemburu, bukan berarti dia tak mempercayaimu

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Hanya karena seseorang cemburu, bukan berarti dia tak mempercayaimu. Dia hanya takut kehilangan dirimu.
— Gilang Rajendra

...oOo...

Sabtu pagi ini, Gilang berencana untuk jogging, namun rencana hanya wacana pada akhirnya ia masih terbaring lelap dikasur, ditemani guling yang selalu menemaninya di setiap malam. Yahh, hari ini hari liburnya, mengingat setiap sabtu Gilang sibuk pada aktivitas yang lebih padat seperti berkumpul dengan geng Vandalas atau bertanding futsal di sekolah.

Tapi hari ini ia sengaja berleha-leha mengistirahatkan tubuhnya yang terlalu banyak bergerak, kadang ia suka masuk angin karena kelelahan. Dan sang bunda yang selalu siap mengobati dirinya.

Bunyi jam weker membuat telinganya sedikit berdengung, Gilang menggeliat dan melenguh, matanya sedikit menyipit mendengar suara alarm jam yang sedari tadi menganggu tidurnya. Tangan kirinya menggapai sesuatu
Ke atas laci lalu memegang jam weker tersebut dan mematikannya.

Gilang menguap lebar, matanya perlahan membuka melihat langit atas kamar dengan ekspresi lelah. Terlihat jelas sekali, mata lelaki itu seperti mata panda karena sering bergadang.

" Huh? Jam berapa sekarang? " katanya dengan suara khas bangun tidur. Serak-serak basah gitu.

Kepalanya menoleh ke kiri melihat jam " Ooh, jam 8. Kirain jam li- WHAT?!! JAM 8? SIALAN! Gue kesiangan anjir. " teriak Gilang heboh.

Buru-buru bangun dan memakai sendal tidur yang berbentuk doraemon, manis sekali. Dengan gerakan kilat ia mengambil handuk di hanger, namun seketika ia berhenti didepan kamar mandi. Otaknya tiba-tiba blank, menatap pintu kamar mandi dengan tatapan seperti orang linglung.

Rambutnya yang memang sudah tak terbentuk semakin ia acak. Hampir mirip dengan odgj namun dalam versi tampan.

" Bentar dah, kayak ada yang salah. Kalo emang udah jam 8 pagi, kenapa gue harus bangun terus mandi? Kenapa gak lanjut tidur aja? " tanya lelaki bertubuh jangkung sambil menggaruk kepala.

Hitungan menit, lelaki itu memukul pelan kepalanya lalu melempar handuk sembarangan dan berjalan ke arah tempat tidur. Melompat ke kasur dan memeluk guling dengan senyuman tipis, sesekali menggesekkan hidungnya ke guling tersebut.

" Kalau guling ini bisa berubah jadi Syana, bakalan gue peluk sampe sesek nafas terus gue kurung Syana di kamar ini. Nah, kan gue halu lagi. " gumam Gilang, ia terkekeh.

" Sinting! Abang gue udah mulai gila. "

Suara lain dari kamarnya membuat Gilang menoleh ke asal suara tersebut, ternyata disana adiknya tengah berdiri di dekat pintu kamar yang entah sejak kapan terbuka lebar.

LIMERENCEHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin