18: Rumit

36 7 0
                                    

PEMIRSA, APA KALIAN KANGEN SAYA? TIDAK? SAD BANGET HUHUU.

Apa kabar kalian? Semoga semuanya sehat selalu yaaa.

Tetep harus jaga kesehatan, dan juga tetep semangat buat yang masih sekolah atau pun yang udah kerja. Jangan patah semangat okeyyy?

Bentar, saya mau curhat dikit dulss mwehehe.

Entah kenapa makin ke sini makin takut kalo alur ceritanya acak'an + gak nyambung, ataupun penulisannya ada yang salah. Saya kadang suka insicure sama penulis lain yang kalo dalam penulisan ceritanya bagus, feel-nya dapet.

But, di satu sisi saya percaya diri kalau emang penulis itu gak harus perfect, kadang kala ada proses yang memang sulit dilewati. Saya selalu ingat bahwa manusia memang punya kelebihan dan kekurangan, untuk itu bila ada kekurangan dalam cerita saya, tolong koreksi. Biar saya banyak belajar lagi.

Ketikan beberapa kata di dalam komentar jika memang ada kesalahan dalam penulisan cerita ini.

•••

Sejak lo ada di hidup gue, gue ngerasa bahagia, seneng, beruntung bisa ketemu lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak lo ada di hidup gue, gue ngerasa bahagia, seneng, beruntung bisa ketemu lo.
– Gilang Rajendra

Spam emot 🤗🤗


Sedari tadi bibir gadis berambut hitam itu tak henti-henti bergerutu, alisnya menyatu dan melipat tangan nya di dada. Ia berjalan setengah cepat dengan perasaan dongkol, hari ini mood-nya benar-benar dirusak oleh seseorang. Kadang ia heran mengapa hidupnya selalu saja diganggu? Padahal selama ini ia tak pernah membuat kesalahan pada orang-orang.

MENGAPA SEMUA MANUSIA MENYEBALKAN?!

Kaki yang dibalut sepatu hitam itu mengantarkannya ke dalam toilet, lalu berhenti pada cermin yang agak besar yang ada di toilet tersebut. Gadis itu memperhatikan wajahnya sendiri di cermin, dengan kesal ia memukul pelan pinggiran westafel. Mengacak rambutnya frustasi.

Helaan nafas terdengar dari bibir nya, tangan kanan gadis itu memutar keran di westafel.

" Gue heran deh sama mereka, kenapa mereka hobi banget bikin gue kesel? Mereka gak bisa ngertiin apa kalo gue tuh lagi badmood. Lain kali gue cekek mereka satu persatu biar kapok. " gumam gadis itu.

Mencuci tangannya dengan gerakan kasar, tak lama ia mematikan keran dan mengambil selembar tisu untuk mengelap tangan serta wajahnya.

" Syana, lo harus tahan emosi. Jangan sampe nyelakain orang. " ucap orang yang memanggil dirinya syana.

Saat berbalik badan, matanya menangkap 3 orang yang sangat asing berjalan menatap angkuh pada dirinya. Harinya sudah buruk, ditambah kehadiran dedemit yang akan memperburuk suasana hatinya.

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang