[12] ↳𝖠 𝖳𝗋𝗎𝗍𝗁 𝖱𝖾𝗏𝖾𝖺𝗅𝖾𝖽✧

Start from the beginning
                                    

Aku perlahan bangun dari tempat tidur, berusaha agar suara decitan kasur tidak terdengar dan membangunkan Beel nantinya.

"Tunggu!..."

Ia sontak terkejut, dan melihat kebelakang.

"Tunggu... sandwich Baguetteku.., kau mau... kemana... *snoring*"

Astaga, kupikir Beel bangun, ternyata ia hanya mengigau. Aku lanjut berjalan dan membuka pintu, setelah itu menutupnya dengan pelan. Aku langsung menuju attic.

"Siapa―oh, ternyata kau, (Name). Bagaimana? Apa kau berhasil mendapatkan kepercayaan Beel?" Belphegor langsung menanyaiku ketika sampai disana. Aku tersenyum tidak tulus.

"Hm? Bagaimana menurutmu? Belphegor?" Tanyaku dengan menekankan namanya. Dia hanya mengangkat alisnya sebagai respon terkejut. Tidak, itu bukan respon terkejut. Ia seperti sudah tau kalau aku akan memanggilnya begitu.

"Oh? Jadi kau sudah tau namaku yang sebenarnya? Hm, baguslah kalau begitu.

Ya, aku adalah Belphegor, The Avatar of Sloth dan iblis ketujuh yang menghuni rumah ini" ucapnya dengan senyum khas iblis.

Aku menyerngit tidak suka. "Kenapa kau berbohong padaku? Kenapa kau bilang padaku kalau kau adalah manusia?"

"Karena jika aku bilang aku adalah iblis, kau pasti tidak mau membantuku, dan jika aku bilang aku adalah manusia sama sepertimu, kau pasti akan menolongku, bukan?"

"Bahkan jika mengatakan padaku kalau kau itu iblis, aku akan tetap membantumu, Belphie" ucapku membuat Belphie memiringkan kepalanya. "Kenapa begitu?"

"Karena kami, manusia, selalu membantu seseorang yang membutuhkan bantuan" jawabku yang membuatnya membulatkan matanya. "Walau tidak semua, setidaknya masih ada manusia baik yang akan membantumu"

"..."

Belphie hanya diam, tak merespon jawabanku. Selama beberapa detik ia seperti itu, dan aku juga ikut diam. Sampai aku mendengar ia bicara namun dengan suara kecil.

"Itu semua bohong"

"Kau bilang sesuatu?"

Belphie seperti baru menyadari perkataannya, langsung bicara sambil tersenyum.

"*inhales* mungkin kau benar. Ada beberapa orang baik di luar sana yang akan membantu jika kita membutuhkan"

"Oh ya, Beel sudah memberitahumu tentang diriku, itu berarti dia sudah percaya padamu. Dia dan saudaraku yang lainnya kecuali Lucifer, percaya kalau aku terpaksa pergi ke dunia manusia untuk program pertukaran pelajar, kan?" Tanyanya.

"Mereka percaya pernyataan itu, terlebih Beel, ia sangat percaya itu"

"Heh, heh, aku akan senang jika bisa melihat wajah mereka ketika mengetahui kalau Lucifer lah yang mengurungku disini. Dan kau, sudah tau semua kebenarannya.

Aku memang berbohong padamu. Ya, aku melakukannya. Tapi soal aku dikurung oleh Lucifer, aku tidak berbohong soal itu. Percayalah" ucapnya.

Aku menatap kearah lain, dengan kesal. Andai aku seorang penyihir seperti Solomon, aku pasti sudah―ah sudahlah.

"Lalu? Kenapa tidak minta bantuan pada saudaramu yang lain saja?"

"Jika bisa, aku sudah melakukannya sejak lama, (Name). Dan juga, jika aku melakukannya, coba pikir. Kalau mereka tau situasiku sekarang, apa yang akan mereka lakukan? Mereka akan marah dan menghadapi Lucifer. Dan jika itu terjadi, itu tidak hanya akan jadi masalah keluarga biasa. Itu bisa jadi perang yang mempengaruhi Devildom. Dan efeknya juga pasti akan dirasakan dunia manusia juga.

Aku ingin menemukan solusi untuk masalah ini dengan damai. Untuk Lucifer, untuk Devildom, dan... untuk dunia manusia juga. Aku hanya ingin berbicara empat mata dengan Lucifer, meluruskan masalah, dan semuanya selesai"

Aku tertegun mendengar ucapannya. Aku sama sekali tidak pernah memikirkan hal itu. Mendengar alasannya tadi, aku jadi ingin membantunya. Tapi aku ragu ia akan membohongiku lagi.

"Kuharap, (Name), kau bisa membantuku untuk keluar dari sini dan bicara dengan Lucifer, ya?"

"Aku tidak bisa percaya padamu begitu saja. Setelah yang kau lakukan, mungkin kau akan membohongiku lagi nanti" ucapku sambil melipat kedua tanganku di depan dada.

"H-y-ya, aku tidak bisa menyalahkanmu untuk itu, sih. Tapi hanya kau harapanku sekarang" ucapnya dengan sorot berharap. Aku perlahan berjalan pergi dari hadapannya.

"Ya, akan kupikirkan nanti"

"Setelah kau pikirkan kembali dan memutuskannya, datanglah kembali ya! Aku akan menunggumu disini!"
________________________________________

Aku membaringkan tubuhku dengan perlahan. Setelah lama berbaring, aku belum juga bisa tidur. Aku melihat langit-langit kamar lama, dan menutup mataku paksa.

"Solusi damai, ya..? Haah, besok saja aku pikirkan itu. Tapi ketika melihat Beel yang sedih seperti itu, membuatku ikut sedih juga...*exhales*"

"Lucifer, Mammon, Leviathan, Satan, Asmodeus, Beelzebub, Belphegor, dan.. Lilith.

Sungguh, nama itu tidak asing di telingaku. Seperti aku sudah pernah mendengarnya, sebelum Beel menyebut namanya. Astaga dimana, dimana, dimana..." aku berusaha mengingat, tapi tidak berhasil. Akhirnya aku putuskan untuk tidur saja.

~~~

"Ayah! Ibu! Tolong jangan tinggalkan kami.. *hiks* aku mohon jangan..*hiks*"

"Louis! Louis, kita akan keluar dari sini, ya? Jangan takut, kakak ada disini bersamamu! Kakak akan melepaskan ikatanmu ya!"

Lalu semuanya menjadi putih, dan seorang wanita cantik muncul dihadapanku. Berambut pirang, dan bergaun biru, dan berdiri tegak di depanku yang sedang terduduk.

"Namaku ~~~, aku yang menghidupkanmu kembali. Dan kau harus membantuku sebagai bayarannya."

"Louis..!"

"Hah!" Aku langsung terbangun dari mimpiku itu. Aku berkeringat, padahal udaranya dingin. Kulihat seberang, Beel masih tidur. Dan kulihat jam, ternyata masih jam 3 pagi. Aku menghela napas, berusaha untuk menetralkan detak jantungku.
________________________________________

Hayoloo, ada yang bisa nebak backstorynya (Name) gaa?? HEHE

Oiya, aku janji triple update kan? Malem ini double dulu, lagi satu nyusul ntaran atau besok yaa😼

Louis: (Name)'s brother name

𝐌𝐲 𝐅𝐚𝐭𝐞 𝐢𝐬 𝐘𝐨𝐮 || 𝐋𝐮𝐜𝐢𝐟𝐞𝐫 [𝐎𝐛𝐞𝐲 𝐌𝐞!] [SEDANG DIREVISI]Where stories live. Discover now