Part 40

156 21 1
                                    

Malika Mengerjab-erjabkan Pelan matanya menyesuaikan cahaya yang menerobos masuk kedalam retinanya.

"Eughh" lengguhan pelan keluar begitu saja dari bibirnya saat ia mulai merenggangkan otot-otot tubuh yang terasa cukup pegal itu, Malika membuka matanya Pelan dan menelisik kearah sekitar.

Malika : Apartement sumedh!

Dengan cepat Malika langsung menyibak selimut yang menutupi tubuhnya.

Malika : Huffh.

Ia langsung bernapas lega saat tau bahwa pakainya masih sama dan lengkap seperti yang ia pakai semalam.

Ah, ia sangat kesal sekaligus malu jika mengingat kejadian semalam. Sumedh benar-benar argh la mulai mencebikan bibirnya sambil melihat kedua telapak tanganya sendiri

Malika : Huuaaa, tanganku sudah tak

Brakkk

Sumedh : Ada apa?

Tanya sumedh dengan raut wajah panik yang muncul dari balik pintu kamar. Malika hanya bisa mematung melihat kedatangan sumedh ia malu. Tanpa ia sadari pandanganya langsung turun begitu saja, dan berhenti tepat di pangkal paha sumedh, yang terdapat sedikit tonjolan disana, seketika pipinya langsung terasa panas karenanya.

Sumedh : Ehmm

Sebuah deheman keras berhasil membangunkan Malika dari pokusnya terhadap junior sumedh.

Sumedh : Ada apa, sayang?

Tanya sumedh dengan nada jahil bukan raut wajah khawatir Seperti tadi, Jelas ia tau apa yang sedari tadi pacarnya pandang.

Malika : Ah-hm-cum. itu

Cih sial, Malika gugup

Sumedh : Itu?

Sumedh mengernyit jail, Malika menggeleng pelan bingung dengan kata-katanya sendiri.

Malika : Itu? Itumu--

Sumedh : Ituku?

Sumedh hampir meledakan tawanya saat melihat wajah panik milik Malika itu

Sumedh : Ehm, Kau tidak sedang memikirkanku bukan

Malika : tidak

Jawab Malika cepat

Sumedh : Oh iya benar. kau memang tak memikirkanku. tapi kau memikirkan juniorku

Jelas sumedh cepat dan mudah, begitu mudah sampai membuat Malika tercekat.

Malika membulatkan matanya penuh, suaranya tercekat. tak bisa bersuara.

"Bodoh bagaimana dia-Uh sial, apa
Aku terlalu lama memandangi junior sumedh? Hiks, memalukan"

Sumedh : Apa kau ingin memegangnya seperti Semalam, sayang?

Malika : Tidak, siapa yang bilang!!

Malika berteriak cepat ia merutuki mulut sumedh yang bicara blak-blakan itu, sungguh ia ingin sekali menyumpal mulut sumedh dengan bibirnya- cih maksudnya dengan--bantal, iya bantal

Sumedh : Tapi, kurasa kau berbohong. bahkan matamu sesekali masih menatapi junior ku

Sumedh mendekati Malika setelah mengatakan itu.

Psychopath TampanWhere stories live. Discover now