Part 30

152 23 0
                                    

*Flashback on*

Brakkk

Akriti tersentak ditempatnya, saat pintu rumahnya dibuka kasar dari luar. Eh, Lebih tepatnya ditendang sih. Padahal ia baru saja menerima panggilan dari klien, dan hendak menghampiri malika. Tapi semua harus tertunda, saat ia dikejutkan oleh pintu yang terbuka itu.

"Mommy!"

Akriti mengerjapkan matanya, saat teriakan serta kemunculan sosok orang yang ia tunggu-tunggu berjalan cepat menghampirinya.

Akriti : Ck, ck. Kau ini, sudah Lama pergi! Baru datang saja, kau hampir merusak fasilitas rumah

Tapi meski begitu ia sangat senang sumedh mau menginjakan kaki dirumahnya, dan walaupun diluar hujan deras, tetap rela datang. Hah, ia sangat berterimakasih kepada malika.

Sumedh : Dimana malika, mommy?

Bukanya membalas sindiran akriti, sumedh malah bertanya tentang malika.

Akriti : Ck, bukanya bertanya tentang keadaan rumah ini, atau keadaan-

Sumedh : Dimana. Malika. Mommy.?

Tanya sumedh penuh penekanan. Ibunya terlihat sangat santai menanggapinya, tidak taukah Ia sudah cukup kesal karena harus menginjakan kaki di tempat terkutuk ini.

Akriti : Santai, sayang. Dia aman dengan-

Sumedh berjalan begitu saja meninggalkan akriti yang menganga ditempat. Astaga, dimana sopan santun anak itu. Berani-beraninya meninggalkan ibunya saat sedang berbicara.

Akriti : Ck. Ck. Anak muda zaman sekarang, kalo sudah menjadi budak cinta ya gitu.

Sumedh berjalan kesana kemari mencari keberadaan malika. la hampir mengumpat kasar, sebelum matanya menangkap sosok malika yang berada di dapur. Sumedh menghampiri malika cepat, dan langsung memeluk tubuh malika dari belakang.

Apa ini hanya perasaanya saja atau memang benar, tapi ia merasa Malika sedikit berbeda dari Malika yang ia temui tadi pagi. Entah mengapa ia merasa kehilangan, ia merasa rindu, ia takut Malika akan pergi jauh meninggalkannya.

Sumedh mengecupi bahu terbuka Malika. Jujur saja melihat penampilan Malika yang seperti ini, langsung membuat hormonnya sebagai laki-laki naik. Sumedh terus mencium bahu dan leher jenjang Malika, huft ia sampai takut lepas kendali.

Ciuman sumedh berhenti dan memutar tubuh Malika setelah merasakan tetesan air dilengannya, dan ia tau betul air apa yang menetes dilengannya.

Deg

Sakit, hal yang sumedh rasakan, saat mata malika menatapnya dengan air mata yang berlinangan.

Plakkkk

*Flashback off*

Malika membulatkan kedua matanya yang masih berlinangan air mata. Bahkan telinganya seakan masih mendengar gema dari suara tamparan yang sangat keras itu. Sedangkan sumedh hanya tersenyum miris, mengabaikan pipinya yang sudah memerah padam karena tamparan.

"Apa yang kau lakukan?" Teriak malika masih dengan air mata yang mengalir.

Sumedh bodoh! mengapa sumedh menampar pipinya sendiri, apalagi dengan sangat keras. Ia tak sanggup membayangkan seberapa sakitnya iitu

Malika : Kenapa, menampar dirimu sendiri Sum? Hiks

Sekesal kesalnya malika pada sumedh, semarah-marahnya Malika pada sumedh, ia tak tega kalau sumedh merasa sakit seperti itu.

Sumedh : Bukanya itu yang kau mau?

Malika : Tidak, siapa yang mengatakan itu?

Pekik Malika histeris, kapan ia berkata ingin menampar sumedh.

Sumedh : Matamu yang mengatakannya

Malika menatap sumedh tak mengerti

Sumedh : Semua terlihat jelas, dimatamu sayang. Kau ingin menamparku bukan, dan Kau tersakiti karenaku.

Malika :Tidak,

Sumedh : maaf, Maaf telah menyakitimu. Meski aku tak tau apa yang aku lakukan, tapi Maaf.

Sumedh bukan tipe orang peminta maaf, ia jarang mengatakan maaf, tapi hanya karena Malika ia bisa mengatakan itu dengan mudah, dan sumedh juga sangat tulus mengatakan maaf itu. la tak ingin Malika meninggalkannya.

Malika terdiam menatap sumedh matanya kembali berkaca-kaca.

Malika : Hiks......Hiks...Hiks..

Sumedh benar, Malika ingin menampar sumedh, Malika ingin mencabik-cabik sumedh, Malika ingin berteriak kepada sumedh, berhenti memberinya harapan, jika itu bersifat semu'. Karena Malika tak yakin akan bisa bertahan Kalau semuanya berakhir.

Tapi nyatanya Malika tak bisa melakukan itu semua, ia tak bisa menyakiti Sumedh. tanpa Malika sadari perasaan yang selama ini ia sangkal sudah tak bisa ia tutupi lagi. Ia tak bisa menahannya lagi. Dan Malika harus segera memperjelasnnya, meski ia tau Perasaan ini akan semakin menyakitinya dikemudian hari. la tak perduli.

Sumedh : maaf, Malika.

Grepp

Malika langsung memeluk erat tubuh sumedh, seolah memberi tahu bahwa ia bukan Malika yang dulu lagi, dan sumedh berhasil mengubahnya hanya dalam sekejap, mengubah perasaan tak suka menjadi perasaan ingin cinta. dari rasa benci menjadi ingin memiliki.

"Aku mencintaimu sumedh,sangat mencintaimu" Ucap Malika disela-sela tangisnya.

Deg

Sumedh terdiam ditempatnya, apa ini? Apa yang dikatakan Malika? Apa malika salah berkata hah?Cinta? la bukan pria yang tepat untuk diberi rasa cinta. Untuk sekarang ia hanya ingin memiliki malika, meski tak ada cinta.

"Aku mencintaimu," Gumam malika lagi.

Bahkan sumedh sekarang tak tau apa yang harus ia lakukan, dunia seakan berhenti dan yang berjalan hanya pikiranya yang saling beradu mencari jawaban tepat, antara membalas ucapan malika juga dengan rasa Cinta, atau sebaliknya. la tak tau harus bagaimana, ia tak memiliki rasa Cinta pada malika. Tapi, ia tak sanggup jika malika harus pergi

"Aku-" malika belum sempat menyelesaikannya sumedh sudah lebih dulu membalas pelukannya sama eratnya.

"Huft, mungkin, ini yang terbaik" ucap Sumedh dalam hati.

Malika : sum?

Sumedh : Ya, aku tau kau mencintai ku. Jadi kumohon jangan pernah meninggalkanku, "sebelum aku mengatakan, kau boleh pergi" Lanjut sumedh dalam hati.

Malika menggeleng didalam pelukan Sumedh

Malika : Kau juga jangan meninggalkanku, sum.

Sumedh tersenyum mendengar suara manja malika

Sumedh : Iya, sayang. 'Semoga saja.' lanjut nya dalam hati

Sumedh mengurai pelukan mereka, lalu saling bertatapan satu sama lain. Tanpa mereka sadari jarak antara keduanya hanya tinggal beberapa centi, dan sekali bergerak saja bibir keduanya sudah dipastikan akan menempel.

Cup

Bibir sumedh lebih dulu maju, dan menyambar bibir malika.

"EHMM."

Suara deheman seseorang sukses membuat malika membulatkan matanya. Tapi tidak dengan sumedh yang malah terus mencium bibir malika rakus, tak memperdulikan suara itu.

"Apa yang kalian lakukan disini?"

Tanya orang itu tajam, saat dehemannya diabaikan oleh kedua anak ingusan yang sedang dimabuk cinta itu. Ah entahlah, apa itu cinta disatu pihak atau kedua-duanya.

Psychopath TampanWhere stories live. Discover now