Part 19

180 22 0
                                    

Malika memakai seragam kerjanya beberapa saat lalu. Entah kenapa, hari ini ia sangat bersemangat sekali bekerja. Apa karena ia akan menerima gaji hari ini.

"wah kau terlihat semangat sekali" Malika (sambil menyenggol bahu Malika)

Malika : Ah, kentara sekali ya? emm, Entah kenapa aku merasa sangat bahagia sekali. Mungkin karena aku akan menerima gaji ya

Malika tersenyum lebar sambil memejamkan mata

"Dasar, gajimu akan hilang begitu saja, jika kau tak segera melayani pembeli disana"

Malika yang tersadar pun mengalihkan pandanganya pada wanita cantik yang sedang melambai padanya. Malika tergopoh-gopoh menghampiri pembeli itu.

"Saya pesan, Americcano dingin satu." Ucap wanita itu lembut, sembari tersenyum. Sungguh Malika terpana melihat wanita cantik nan elegan diwaktu bersamaan.

Malika mengangguk sopan sebelum pergi membuatkan pesananya. Malika kembali mnghampiri wanita itu, beberapa saat dengan membawa satu cangkir Ammericcano dingin.

"Ah, terima kasih."

Malika : sama-sama (sambil tersenyum manis)

"Tunggu sebentar!" Panggil wanita itu saat Malika hendak berbalik.

Malika : iya?

"Bisakah kau menemaniku disini, aku sendirian disini. tenang saja aku akan menjelaskan pada boss mu nanti." Ucap wanita itu.

Malika tersenyum kikuk, ia merasa tak enak hati jika harus menolak permintaan wanita cantik ini. Jadi Malikaputuskan menerima permintaan itu,dan duduk didepan wanita itu.

"Siapa namamu?" Tanya wanita itu.

Malika : Malika, Malika singh

"Kau berasal dari mana"

MalikaItu, aku dari indonesia. Ibuku orang sana, dan ayahku asli india

Malika sedikit sedih mengingat sang ayah yang sudah tiada, tapi sebisa mungkin ia bersikap biasa.

"Ah, begitu." Wanita itu mengangguk mengerti.

Malika : Sedangkan anda sendiri

"Namaku akriti, akriti Sharma."

MalikaAh, anda terlihat sangat cantik sekali nyonya

Akriti : Benarkah? Kau pintar bercanda juga ya Malika (tertawa pelan setelahnya)

Malika : Ah, tidak. Anda memang sangat cantik, dan muda

Akriti : Kau bercanda, bahkan umurku sudah kepala empat, dari mana bisa dikatakan muda. (Lagi-lagi akriti tertawa.)

Malika membulatkan matanya, berkepala empat? Apakah ini harya gurauan? Bahkan Nyonya akriti terlihat seperti baru berusia kepala dua.

Akriti : Kau tau, Malika. Aku bahkan sudah memiliki anak yang mungkin lebih tua sedikit diatasmu.

Malika : Nyonya, kau tak bercanda bukan?

Malika masih tak percaya dibuatnya.

Akriti : Untuk apa aku bercanda. Mungkin lain kali kita bisa bertemu, aku akan mengenalkan mu dengan anak laki-laki ku jika kau tak percaya. Dan, mungkin saja kalian berjodoh. Aku suka sekali melihatmu Malika.

Malika : Ah, ten-tentu.

Malika agak canggung, merasa tak sopan menganggap orang yang sudah seusia ibunya, malah ia anggap hanya berusia beberapa tahun diatasnya.

Akriti : Ini kartu namaku. (menyodorkan kartu kepada Malika.)

Akriti : Aku memiliki sebuah butik baju, dan ku lihat kau sangat cocok jika menjadi model disana. Apa kau mau menjadi model di butik ku Malika?

Malika terdiam kaku sambil menatap Akriti. Model? Benarkah? Apakah ini mimpi?

Akriti : malika?

Malika : Ah, iya. Saya akan memikirkan dulu nyonya

Akriti tersenyum tulus pada malika

Akriti : Baiklah kalau begitu, aku harus segera pergi Malika, ada meeting setelah ini. Jangan lupa untuk segera menghubungiku ya.

Malika : Ah, iya nyonya, saya akan segera menghubungi anda.

Akriti : Lain kali, tak usah berbicara formal seperti itu ya. Biasa saja, biar lebih santai.

Akriti tersenyum simpul sebelum melangkah pergi. Malika tersenyum kikuk, sebelum melambai kan tangan membalas lambain dari akriti.

"Siapa wanita cantik itu, malika?"

Malika : Entahlah, tapi aku suka sekali denganya. Dia sangat baik (sambil mengingat sikap baik wanita itu tadi.)

*****

Sumedh memasuki Cafe tempat Malika bekerja dengan sedikit senyuman terukir dibibirnya. Mungkin banyak orang tak akan menyadari jika sumedh sedang tersenyum tadi

Matanya beredar mencari sosok Malika. Sumedh melangkahkan kakinya, setelah matanya menemukan sosok yang ia cari.
Malika terkejut mendapati seorang sumedh bisa berada disini. Ah mungkin sudah biasa juga sih, bahkan semua pekerja termasuk bossnya tau, Jika sumedh adalah pacarnya.

Malika : Kenapa kesini?

Sumedh : Hendak, membunuh orang.

Malika membulatkan matanya,

Malika : serius?

Sumedh : Tidak, hanya bercanda.

Malika : aishh, dasar Kau ini

Sumedh : Ayo pulang.

Malika : Ck, selalu. Ini belum waktunya pulang sumedh. Bisa-bisa aku dipecat kalau kau terus mengajakku pulang lebih awal

Sumedh : Gak masalah, jika dipecat.

Ingin sekali Malika menabok mulut sumedh yang selalu berbicara seenaknya itu.

Malika : Kalau aku dipecat, bagaimana aku bisa hidup. (Malika melirik kesal sumedh).

Sumedh : Menikah denganku saja.

Malika memutar bola matanya malas, lagi-lagi sumedhmengucapkan kata itu. Awalnya ia sangat terkejut saat Sumedh mengatakan itu. Tapi lama kelamaan ia sadar sumedh tak serius mengucapkannya. Bahkan sampai sekarang pun sumedh tak pernah berkata bahwa ia mencintai nya.

Sumedh : Ayo pulang!

Malika : Stop, lebih baik kau duduk dulu disana. Satu jam lagi waktu kerjanya selesai. Kalau kau tak mau duduk lebih baik kau pulang saja.

Sumedh : Aku akan menunggu.

Sumedh pun duduk disalah satu Kursi di Cafe tersebut. Matanya tak berhenti mengamati gerak-gerik pacarnya. Sungguh malika terlihat dua kali lebih cantik dan sexy saat bekerja.

Sumedh sampai menelan ludahnya sendiri saat melihat malika. Jujur saja sudah lama ia tak pernah berkontak fisik lebih selain bergandengan tangan, tepatnya sejak di ruang kesehatan beberapa waktu lalu.Eh ralat, itu yang malika sadari ya guys. Tapi nyatanya sumedh tak sebodoh itu, sering kali ia mengambil kesempatan didalam kesempitan saat malika tertidur di mobilnya. Tak lebih sih, hanya kecup sana-sini dan sedikit bumbuan grepe-grepe saja. kalian tau kan, jika Libido seorang Psychopath itu sangat tinggi, jadi seperti itu saja tak ada apa-apanya bagi sumedh.

Psychopath TampanWhere stories live. Discover now