Part 28

208 25 6
                                    

Sumedh melangkahkan kakinya menuju area kampus. Raut wajahnya menampakan bahwa ia sedang tak baik-baik saja, seolah asap hitam mengepul dari dalam tubuhnya. Sumedh menatap tajam orang yang sedang berbicara dengan kedua temanya itu.
Sumedh memejamkan matanya mencoba menetralisir amarahnya, karena ia sendiri tak ingin menyakitinya dihadapan orang banyak. Sumedh melangkah mendekatinya dengan langkah cepat.

"Tunisha!"

Orang yang merasa terpanggil pun menolehkan kepalanya, mencari asal suara,

"Sumedh!" Ucap tunishadengan mata berbinar.

Tunisha bangkit dari tempatnya, dan langsung menghambur ke pelukan
Sumedh.

Tunisha : Kau, sudah memaafkan ku sumedh? (Masih dengan binar kesenangan)

Sumedh hanya diam, ia mengepalkan tangannya mencoba menahan amarahnya yang memuncak. jujur saja, dipeluk seperti ini malah menambah kadar kemarahannya terhadap Tunisha.

Tunisha : sum, kumohon maafkan aku. Maaf untuk semua kesalahanku

Tunisha masih terus memeluk sumedh, Meski tak dibalas oleh sumedh. Tanpa sumedh sadari pemilik manik mata teduh yang berdiri dibelakang tubuhnya itu, sudah memerah menahan tangis. Dan hal itu sukses membuat tunisha tersenyum mengejek disana. Ia sudah tau sejak awal, maka dari itu ia langsung memeluk sumedh cepat. la tak ingin menyia-nyiakan kesempatan bukan.

Tunisha semakin senang saat pemilik manik mata itu sudah pergi dengan air mata yang berderaian. Sumedh mendorong tubuh tunisha kasar

Sumedh : lepas!

Tunisha : sum!

Sumedh : jangan menyentuhku, dengan tubuh kotormu itu! (Sumedh menunjuk wajah tunisha) 

Tunisha : sumedh

Sumedh : Ku peringatkan padamu, jangan berani-beraninya menyentuh malika. Ini kesempatan terakhir yang ku berikan padamu, jika kau masih melakukan apa yang seharusnya tak kau lakukan. Kupastikan kau akan menyesal, tunisha!

Desis sumedhtajam, dengan penekanan setiap katanya. Sungguh tunisha yang mendengarnya saja sudah sedikit merinding, seolah kata-kata itu tak main-main. Tapi tunisha tak akan semudah itu menyerah, hanya karena ancaman dari sumedh.

Sumedh melangkah pergi begitu saja meninggalkan tunisha. Sungguh berada didekat tunisha lebih lama, hanya akan membuat sisi Psychopathnya muncul. la ingin sekali mengoyak mulut tunisha, dan mematahkan lehernya itu, tapi entah kenapa, disisi lain la sangat sulit melakukan itu semua. Jujur saja nama tunisha masih tersimpan dihatinya, meski hanya satu persen saja. Karena mungkin ia memiliki banyak kenangan dengannya dulu.

Tapi nyatanya, 1% milik tunisha tak akan bisa dibandingkan dengan 99% Nama seseorang yang sudah mutlak menetap dihati sumedh. Dan bukanya sedikit gerakan saja, 1% itu akan tersingkirkan?

Tunisha menatap sinis kedepan, Ia tak akan semudah itu menyerah hanya karena ancaman dari sumedh. la harus bisa mendapatkan sumedh kembali Apapun caranya.

*****

"Sialan!!" malika tak henti-hentinya mengumpat, sambil terus menendang bebatuan kecil yang ada disetiap langkahnya.

Malika : Dasar pembohong. penipu. Kau hanya mempermainkan perasaanku saja!

Malika : hixs, kau menyakitiku sum

Psychopath TampanKde žijí příběhy. Začni objevovat