Prolog

34.4K 1.1K 12
                                    

Di umur 7 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di umur 7 tahun.

Seorang gadis kecil sedang duduk di kamarnya sembari memilih buku pelajaran apa yang ingin dikerjakan. Sore itu, seorang gadis kecil bernama Clarissha Fredella sudah mencoba mencari tahu apa yang ingin ia pelajari.

"Kakak, belikan ibu bahan masak di warung" teriak ibu dari gadis kecil itu.

Mendengar teriakan tersebut, Isha segera mendekati ibunya.

"Mau beli apa bu?"

"Belikan kecap botol, garam, gula pasir, bawang merah sama bawang putih setengah kilo, sama teh tubruk ya" ucap ibunya sembari memberikan botol kecap kaca kepada gadis kecil itu.

Isha enggan mengambil botol kaca tersebut, "Bu, tapi kan kemarin pas ibu nyuruh Isha beli kecap di botol malah jatuh. Emang abang kemana sih bu?"

"Abangmu lagi belajar, adekmu juga nggak mungkin disuruh kan. Jadi ibu nyuruh kamu"

"Tapi kan Isha juga mau belajar bu" protes Isha.

Ibunya menghela nafas, "Kamu anak perempuan, jadi harus nurut dan belajar belanja kak. Lagipula kasihan abangmu, nanti nilainya turun"

"Ibu nggak takut nilai Isha turun?" ucap Isha dengan lirih.

"Ini uangnya, ini botolnya. Inget kan tadi ibu minta belikan apa?"

Isha menganggukkan kepalanya sembari mengambil botol kecap dan uang dari tangan ibunya. Tiba-tiba ayahnya muncul dari luar rumah.

"Ada apa ini? Kok rame-rame?" tanya ayahnya Isha.

"Ini, ibu nyuruh Isha beli bahan dapur ke warung malah dia bikin alasan terus. Sudah tau abangnya lagi belajar, malah minta biar abangnya aja yang beli ke warung"

"Tapi kan Isha udah mau beli bahan dapurnya bu" protes Isha.

Ayah Isha mengelus kepala Isha dengan lembut, "Iya, putri ayah hebat mau beli bahan dapur. Kakak mau beli apa? Kembaliannya dipakai buat beli jajan yang kakak mau ya"

Isha tersenyum sembari menganggukkan kepalanya, "Isha mau-"

"Nggak usah, ayah jangan kebiasaan kasih upah buat anak. Nanti kebiasaan sampai besar. Kembaliannya kasih ke ibu, jangan beli yang lain, sesuai yang diminta sama ibu"

"Iya bu" sahut Isha sembari melangkahkan kaki kecilnya untuk keluar rumahnya, ia berjalan menuju warung di area kompleksnya.

Isha berjalan sembari menyenandungkan lagu yang baru saja diajarkan gurunya di sekolah. Di tengah perjalanan, ia melihat seorang anak laki-laki seumurannya sedang duduk di pinggiran jalan dengan luka di lututnya.

Isha segera mendekati lelaki tersebut, kemudian jongkok di depan lelaki tersebut.

"Lututmu kenapa?" tanya Isha.

Bertaut [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang