Erlangga 16

20K 306 7
                                    

N: guys, aku mutusin buat hiat dari cerita ini kisaran 1-2 minggu dan ini part terakhir yang ada di word aku. kalian bisa baca cerita Maxwill kalau kalian mau, karena jujur, cerita ini berat banget buat aku, jdi aku mutusin buat hiatus dari cerita ini!please, tetap suport aku di cerita Maxwill ya🙏 makasi♡♡

Karina terbangun dari tidurnya dengan kondisi tubuh yang lemas dan penuh dengan lebam dan juga kiss mark di sekujur tubuhnya.

Ingatannya kembali teringat bagaimana beringasnya Erlangga semalam menyetubuhi nya dengan kasar.

Kirana mulai terisak ketika mengingat wajah Sebastian yang menghantui kepala nya.

Rasa bersalah itu tumbuh begitu saja pada Kirana.

Kirana berjalan dengan tubuh yang lemas menuju pintu lantas menggedor pintu itu dengan tenaga yang tersisa.

"Buka..." bukan teriakan, lebih tepatnya ucapan lirih.

"Erlangga buka.." lirih lagi Kirana.

Pintu itu di buka perlahan. Kirana beringsut mundur saat Erlangga datang dan mendekati nya.

Erlangga berlutut menyamai tingginya dengan Kirana.

"kamu terlihat lebih cantik dengan tanda merah itu," kekeh Erlangga.

Kirana menatap Erlangga dengan sendu, "kenapa kamu lakuin ini sama aku?" lirih Kirana.

Erlangga tergelak kencang. Entah apa  yang ia anggap lucu.

"Sayang, semalam aku sudah bilang. aku menghapus jejak pria sialan itu yang sudah mencuri kamu dariku," ucap Erlangga.

Kirana menggelengkan kepalanya, "aku mohon, Erlangga. Biarin aku pergi sama Jesslyn," lirih Kirana seraya menyatukan kedua tangannya.

"pergilah;" ucap Erlangga.

Kirana hendak menarik sudut bibirnya, namun terhenti kala Erlangga melanjutkan kata-katanya, "tapi jangan pernah berfikir untuk pergi bersama dengan jesslyn."

Kirana menatap Erlangga dengan mata sendu nya, sedangkan Erlangga, ia hanya menatap Kirana dengan senyuman kemenangannya.

Setelah itu, Erlangga kembali pergi meninggakan Kirana yang terduduk lemas.

🌺🌺🌺

Kirana menatap Jesslyn dengan binaran bahagia. Setelah hampir tiga hari tidak di pertemukan, akhirnya Kirana diperbolehkan bertemu dengan Jesslyn.

Kirana menciumi seluruh wajah Jesslyn. dua hari yang lalu, Jesslyn menginjak umur satu bulan membuat Kirana sangat ingin bertemu dengan anak nya.

"Sayang, apa kamu di berikan susu formula yang baik? maaf bunda belum bisa memberikan kamu yang terbaik," lirih Kirana dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Jesslyn yang peka akan bunda nya yang sedih, ia mulai merengek.

Kirana terus saja menimang Jesslyn dengan penuh kasih sayang sambil terus menggumam kan kata-kata penenang.

"Jesslyn jangan nangis ya, nak. bunda ada disini," ucap Kirana dengan senyuman tipis di bibirnya.

Mata Kirana kembali menatap ke arah jendela. Ingatannya selalu di penuhi oleh wajah-wajah Sebastian membuat Kirana selalu sedih.

Wajah Jesslyn sangat mirip dengan Sebastian. Hidung nya, matanya.

Kirana mengusap pelan ujung mata nya yang hendak mengeluarkan air mata.

Kirana mengelus kening Jesslyn, "percaya sama Bunda. Bunda bakalan besarin kamu dengan baik, gak bakalan kaya Bunda dulu," lirih Kirana dengan senyumannya.

🌺🌺🌺

Kirana terdiam sembari menatap taman di depannya.

Kirana fikir, ia kembali ke pelukan Erlangga. Pelukan penuh ke kelam an dan ketakutan.

Kirana tidak memikirkan dirinya sendiri, tapi ia memikirkan anak nya, Jesslyn.

Kirana tidak mau Jesslyn besar di rumah ini. Terlebih, hidup bersama dengan orang yang telah membunuh ayah kandungnya.

Kirana memejam kan matanya saat Erlangga memeluk nya dari belakang, "kamu nampak nya lebih kurus. jangan terlalu berfikir keras untuk kabur, Kirana. kamu tidak akan bisa kabur dari sini," bisik Erlangga dengan bibir yang menyungging kan senyumannya.

"apakah kamu merindukan suami mu yang sudah menjadi mayat itu?" tanya Erlangga.

Kirana tidak menjawab. ia hanya terdiam.

"Sudah lama tidak melihat mu pendiam seperti ini,"

Erlangga melepas pelukannya lantas menepuk pucuk kepala Kirana, "jadilah wanita baik."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Erlangga (17+) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang