Erlangga 2 ( 24 Hours with Cicilia )

35.1K 751 12
                                    

n: mohon koreksi jika ada kesalahan dalam penulisan. author masih pemula, jadi harap di maklum.

Selamat membaca!♡

Selamat membaca!♡

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kirana. Kirana sudah tinggal di rumah ini selama enam belas tahun. Saat umur nya masih satu tahun.

Entah apa yang membuat Kirana harus berada disini.

Yang Kirana tahu, ia adalah bagian dari keluarga Bratama.

Kirana tidak pernah bersosialisasi dengan orang-orang di luaran sana.

Bahkan rupa sebuah bunga mawar pun ia tak tahu.

Erlangga. Ia adalah seorang pria yang selalu merawat dan menjaga Kirana.

Kirana tidak tahu, apa dengan memasang CCTV di setiap sudut kamarnya, itu termasuk aksi perlindungan dari Erlangga?

Kirana mendapatkan kelas khusus dari seorang guru yang Erlangga sewa. Khusus untuk Kirana.

Kelasnya hanya berjalan tiga jam perhari, kecuali hari minggu tentu saja.

Kirana tengah duduk di samping kolam renang. Ia hanya menatap air jernih tu tanpa ada niat untuk menyelami nya.

Seorang pelayan datang menghampirinya dengan kepala tertunduk, "apakah nona sudah merasa lapar? jam makan siang akan habis sebentar lagi, dan tuan Erlangga akan segera datang,"

Kirana menghela nafas nya pelan, "bawa saja makanan nya kemari. aku ingin makan disini," ucap Kirana.

Tanpa berbicara lagi, pelayan itu pergi meninggalkan Kirana disana dan menyiapkan makan siang.

Cukup beberapa lama menunggu, akhirnya pelayan datang dengan nampan berisikan nasi yang di temani oleh sayur sayuran dan tidak lupa ada sepotong daging ayam, di samping nya juga ada jus jeruk yang senantiasa menjadi jus favorit Kirana.

Tanpa banyak bicara, pelayan itu meletakkan nampan itu di samping Kirana dan pergi meninggalkan Kirana tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

Dengan ogah-ogah an, Kirana memakan makanan yang sudah pelayan siapkan.

Tak lama, makanan itu sudah habis.

Kirana menyeruput jus nya dengan tenang.

Tiba-tiba, Erlangga datang dan memeluk Kirana seraya meletakkan wajahnya di pundak Kirana membuat Kirana hanya bisa terdiam pasrah.

"sudah makan?" tanya Erlangga yang hanya di jawab anggukan oleh Kirana.

"Ingin apa? mood ku sedang membaik. kamu bisa meminta apa saja,"

Kirana sempat terdiam, "bolehkah Cicilia datang kemari?" tanya Kirana dengan hati-hati.

"hm, Cicilia akan datang kesini nanti."

Erlangga membuka hand phone nya lantas menghubungi Cicilia.

'hallo Erlangga?'

"Datang kemari, besok. pukul satu siang."

'Benarkah!? baiklah! terimakasih Erlangga!!'

tut!

Erlangga melempar asal hand phone nya ke ranjang, lantas kembali mengelus bahu Kirana.

"Apa kamu bahagia?" tanya Erlangga.

Kirana mengangguk, "Iya, terimakasih."

🌺🌺🌺

Kini Kirana tengah menunggu kedatangan Cicilia di dalam kamar nya.

Erlangga hanya duduk di sofa ujung kamar, sambil melihat keantusiasan gadis nya.

Tak lama kemudian, pintu kamar terbuka menampak kan Cicilia dengan beberapa tas yang pelayan bawa.

"Kirana!!"

Cicilia memekik bahagia lantas memeluk kirana.

Keduanya sudah lama tidak bertemu. Kira-kira, satu bulan.

Cicilia mengintrupsi pelayan untuk meletakan tas itu di atas ranjang.

"Kirana, aku membawa beberapa pancake. Kamu suka pancake bukan? aku membeli banyak sekali!! apalagi ada rasa blueberry!, itu rasa kesukaan mu bukan?" celoteh Cicilia.

Cicilia berumur delapan belas tahun, sedangkan Kiran tujuh belas tahun. Perbedaan umur yang kecil membuat keduanya cukup serasi.

Kirana menatap jajaran pancake yang sepertinya enak.

"A-aku akan meminta ijin kepada Erlangga dahulu," ucap Kirana.

Kirana turun dari ranjang nya lantas berjalan ke arah Erlangga yang tengah duduk di sofa.

Erlangga menatap Kirana di hadapannya yang tengah menundukan kepala nya dan memilin dress yang ia gunakan.

"Cicilia membawa banyak sekali pancake, Cicilia juga menawarinya kepada ku, apakah aku boleh memakan nya?" tanya Kirana dengan nada pelan nya.

Erlangga tidak menjawab. Ia hanya menatap ekspresi wajah Kirana.

Kirana yang di tatap seperti itu semakin ketakutan.

"T-tidak apa jika aku tidak boleh memakan pancake itu," cicit Kirana.

"Makan. Hanya rasa blueberry." jawab Erlangga.

Mata Kirana berubah menjadi berbinar, " Terimakasih," ucap Kirana.

Kirana berjalan ke arah Cicilia yang tengah menunggu nya, "Aku sudah di beri ijin. Tapi hanya rasa blueberry," ujar Kirana.

Cicilia tersenyum lantas menyodorkan pancake blueberry.

Cicilia menatap nanar Kirana yang memakan pancake itu dengan lahap.

Cicilia merasa iba terhadap Kirana. Namun apa yang bisa ia lakukan? menjadi bagian dari keluarga Bratama belum tentu embuat Cicilia bisa membantu Kirana.

Cicilia menghela nafas nya.

Jika ia menjadi Kirana, mungkin ia sudah mengakhiri hidup nya sendiri.

Jika ia menjadi Kirana, mungkin ia sudah mengakhiri hidup nya sendiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Erlangga (17+) ENDWhere stories live. Discover now