Bukan Takdir

161 33 0
                                    

Helloowwwww
Siapa yang nungguin ff ini?. Udah lama aku gak update ya
Hehehehe












Happy Reading ❤️






















"Chris ayo kita ketemu di taman pas jam makan siang hari ini"

          Sebuah pesan singkat dari Sana yang akhirnya membawa Chris ke taman yang penuh kenangan. Sejak kejadian terakhir kali Chris mencoba berbicara pada Soobin, hubungan keduanya semakin meregang, Chris tidak menghubungi wanita itu begitupun sebaliknya. Bukan karena gengsi, mereka bukan lagi anak muda yang lebih mementingkan gengsi dan ego. Mereka tidak saling menghubungi karena keduanya sama-sama memikirkan ingin membawa kemana hubungan mereka. Terlebih Sana, ia harus bekerja ekstra untuk membujuk anak semata wayangnya.

          Wanita yang masih terlihat muda diumurnya yang menginjak kepala tiga itu duduk di sebuah bangku taman. Chris mendekati Sana, wanita itu tampak tak menyadari akan eksistensi pria yang ia cintai.

"Hey" panggil Chris pelan, namun tetap saja wanita itu tersentak kaget, Sana berusaha memberikan senyuman terbaiknya.

"Kamu melamun?"

"Sini duduk dulu" pinta Sana, wanita itu menggeser tubuhnya agar Chris bisa duduk

"Kenapa San?. Kamu kaliatan banyak pikiran"

"Kayaknya kita gak bisa lanjutin hubungan ini Chris, terlebih kalau dalam waktu dekat ini"

"Oke, aku paham. Tapi bisa kasih aku alasan gak?"

"Anak aku, anak kita. Soobin gak bisa terima kamu sebagai papanya. Dia juga takut aku bakalan lebih sayang sama anak kamu makanya Soobin nge-bully mereka. Soobin belum bisa terima kenyataan kalau Yuta udah meninggal" jelas Sana, pias wajah cantik itu tak bisa berbohong. Ia terlihat sedih dan berusaha menahan airmata.

"Tapi aku yakin kamu gak bakalan kayak gitu kan San?" tanya Chris, pria itu terlihat berusaha memperbaiki hubungan yang sebentar lagi kandas itu

"Dia juga bilang, dia takut kamu gak bisa sayang sama dia karena dia nakal" kata Sana, akhirnya airmata yang ditahan bisa lolos dari kedua mata indah wanita itu

"Itu gak bener, aku pasti bakalan perlakukan dia sama kayak anak-anak aku" ucap Chris berdalih

          Sana tahu pasti, Chris bukan pria yang semata-mata hanya menerima dirinya sebagai istri dan tidak menerima anaknya. Dia mengerti kalau Chris adalah pria yang sangat bertanggungjawab dan bisa menepati omongannya. Ia pun yakin kalau Chris bisa menjadi suami sekaligus ayah yang baik untuk anaknya, Soobin. Wanita itu menghela nafasnya sebelum menceritakan kejadian beberapa waktu lalu.

"Beberapa hari yang lalu, Soobin sakit. Dia demam selama 3 hari, selama itu pula aku gak kemanapun dan ngurusin dia. Tiap malam dia ngigau-in papanya, aku juga sering liat dia nangis sejak kita kasih tau dia kalau kita bakalan nikah. Jadi kemarin aku tanya ke dia, apa maunya. Soobin bilang dia gak butuh sosok papa, Yuta yang udah meninggal udah cukup jadi sosok papa baginya. Dia gak mau sosok pengganti. Dia cuma butuh aku yang sayang sama dia, butuh aku yang perhatian sama dia kayak sebelum Yuta meninggal"

"Memangnya ada apa antara kamu dan Soobin selama ini?" tanya Chris

"Aku sadar kalau selama ini aku terlalu fokus untuk cari nafkah sampai aku lupa kalau ada Soobin yang butuh kasih sayang, itulah alasan kenapa Soobin berontak dan gak mau punya saudara, karena dia takut perhatian aku bakalan jauh lebih teralihkan dari dia"

"Jadi apa keputusan kamu?"

          Tampaknya Chris sudah menyerah. Ia merasa sudah tak bisa mempertahankan hubungannya dengan Sana. Lagipula, ia pun menyadari kalau perasaannya dengan Sana belakangan ini hanya obsesinya saja karena dulu mereka batal menikah. Chris akan menerima apapun keputusan wanita disampingnya itu.

"Kita gak bisa lanjutkan ini Chris. Aku lebih mengutamakan mental anakku. Aku gak mau Soobin merasa kehilangan sosok ibu setelah pernikahan kita. Kita berdua adalah orangtua, dan bersikap gak egois adalah pilihan terbaik untuk anak-anak kita" ujar Sana, wanita itu menghapus airmata yang ada dipipinya. Biasanya Chris melakukan hal itu tetapi kali ini Chris bukan siapa-siapa lagi.

"Oke, aku hargai keputusan kamu San. Mungkin memang Tuhan gak menakdirkan kita buat berjodoh. Aku rasa Tuhan cuma mau mempertemukan kita untuk saling belajar bukan untuk menyatukan" ucap Chris, pria itu berusaha tegar.

"Jangan kecewa Chris, aku yakin kamu bakalan nemuin perempuan yang jauh lebih baik dari aku" ucap Sana sembari berusaha tersenyum

"Enggak, aku gak kecewa. Aku yakin ada hikmah dibalik ini semua. Kamu juga San, kalau kedepannya ada jodoh kamu, aku berharap dia adalah orang yang jauh lebih baik dari aku. Dan seandainya kamu memilih untuk jadi single parent, aku berharap kamu bisa jadi sosok ibu sekaligus ayah yang kuat untuk Soobin"

"Aku harap kita bisa tetap berhubungan baik Chris. Anggap semua yang sudah kita lalui hanya sebagai pengalaman semata"

"Iya San"

          Kedua orang dewasa itu bergeming, sibuk pada pikiran mereka masing-masing. Chris mulai berpikir apakah ini adalah jawaban dari Tuhan untuknya?. Pria itu juga mulai menyadari kalau perasaannya pada dokter cantik tetangganya itu bukan hanya sekedar perasaan kagum melainkan lebih dari itu. Tapi, lagi-lagi Chris tak mau gegabah. Ia tak mau sembarangan memilih pasangan sekaligus ibu untuk anaknya.

          Pertemuan singkat keduanya harus berakhir setelah Sana menerima telepon dari Soobin yang meminta di jemput dari tempat les. Kini, Sana jauh lebih memberikan perhatian pada anaknya sejak kejadian beberapa waktu silam. Wanita itu pun dapat merasakan perubahan Soobin kembali sejak Sana jauh lebih memperhatikan dirinya. Namun tetap saja, bocah itu belum bisa menerima siapapun untuk menjadi ayah sambungnya.















Geby A.M
25/11/21





















Maaf ya kalau ada yang kecewa sama part ini. Udah update nya lama, pendek pula. Ide aku emang segitu doang untuk part ini. Mohon maaf banget

Aku tetap berharap feedback dari kalian semua, kalau suka tolong di vote dan kalau ada kekurangan atau saran tolong berkomentar.

Berkomentar lah dengan bahasa yang sopan

Terima kasih ^^

Ayam Kremes | Bang Chan Stray KidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang