29. Penyesalan itu neraka

3.2K 157 21
                                    

Halo readers, ini waktunya aku up ya😅

Gimana kabar kalian semua? semoga baik baik aja.

Sebelum baca jangan lupa buat vote dan juga komen yang banyak biar aku cepat up. Boleh juga dong kalian Follow aku buat yang belum follow supaya aku tambah semangat lagi up nya

Happy Reading😉




***************


Setelah membayar taksi Jisoo langsung ke kediaman keluarganya. Matanya sembab, hidungnya memerah, orang orang yang melihatnya pasti akan prihatin.

Jisoo menggeret kopernya dengan langkah lunglai. Lalu ia menghempaskan tubuhnya ke sofa ruang tamu. Penjaga maupun pelayan rumah yang berpapasan dengannya menatap Jisoo prihatin. Mereka tau apa yang terjadi dengan nona mudanya.

" Jisoo..... " Panggilan lembut itu langsung membuat Jisoo mendongak.

" Papa " sahutnya lirih, Jisoo langsung memeluk papanya itu dengan memejamkan matanya. Air matanya pun masih mengalir.

Dong-wook benar benar tak tega dengan kondisi putrinya. " Tidak apa apa sayang, kau hebat. Putri papa sangat hebat sudah melalui semua ini. " Ujar Dong-wook menenangkan. Ia mengecup lembut rambut Jisoo lalu mengelusnya.

Setelah itu hanya isakan lirih yang terdengar di ruangan itu. Dong-wook berusaha menguatkan putrinya, walaupun hatinya sebagai ayah juga sangat teriris.

Bagaimana tidak? anaknya baru berusia 23 tahun namun sudah mengalami yang namanya perceraian. Di usia yang masih sangat muda Jisoo resmi menjadi janda.

Cukup lama Jisoo menenangkan diri, akhirnya ia bisa tenang dan kondusif. Dong-wook memulai perbincangan ringan untuk mengalihkan perhatian putrinya, namun tentu tidak berhasil.

" Jisoo...bagaimana jika kau keluar negri. Kau bisa memulai karir di sana, bukankah kau sudah lulus sayang. Kau harus jadi arsitek hebat. Kebetulan saat kakakmu ke Beijing dia punya teman yang butuh arsitek untuk merampungkan proyek mereka. Papa yakin kamu bisa nak. Kau boleh beberapa tahun di sana " Dong-wook ingin Jisoo melupakan semuanya. Ia ingin anaknya itu menata kehidupan tanpa bayang bayang masa lalu, jika disini bagaimana ia bisa melupakannya sedangkan tempat inilah yang memberikan luka untuknya.

Jisoo tampak berpikir, nampaknya tidak buruk. " Apa benar boleh? " Jisoo tampak ragu.

" Tentu saja sayang, papa akan sangat mengizinkannya. Apa kau mau mengurus keberangkatan-mu secepatnya? papa bisa melakukannya " Ujar Dong-wook menggebu gebu. Jisoo tersenyum, ia terharu papanya mengkhawatirkannya. Ah rasanya sudah lama sekali ia tak merasakan perasaan ini.

" Jisoo ingin berangkat setelah kak Sowon menikah, Jisoo ingin melihatnya " ujar Jisoo. Dong-wook pun mengerti dan menyetujuinya.

" Ah istirahatlah nak, kau pasti lelah. Kamarmu masih sama dan selalu di bersihkan "

Dong-wook pun memanggil pelayan untuk membawakan koper Jisoo. Jisoo yang memang sudah lelah akhirnya memilih istirahat.

************

Jin melangkahkan kakinya ke kantor, di rumah ia benar benar tak nyaman. Ada yang salah dengan perasaannya.

Namun Saat pintu lift terbuka, ia malah melihat papanya yang juga akan masuk lift.

" Halo boy " Sapa sang papa. Jin menyerngit bingung, ada keperluan apa papanya kesini?

" Untuk apa papa kesini? " tanya Jin heran. Mereka pun masuk ke lift bersama, Ji-sub masih belum menjawab pertanyaan anaknya itu. Sampai pintu lift tertutup.

If I Leave You✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang