09. Something Hidden

42 2 1
                                    

Baru saja kemarin Bintang ke UKS dan hari ini dia harus masuk lagi karena ulah kekerasan dari senior yang bernama kak Edward.

Mereka bilang kak Edward adalah salah satu anak yang terbilang memiliki prestasi lumayan bahkan terkenal dikalangan lingkungan sekolah ini. Apakah mungkin mereka buta dan tuli? Kenyataannya saja tidak seperti itu. Jelas-jelas kak Edward beberapa jam yang lalu telah melakukan perundungan terhadap Bintang. Bukankah itu sudah menjadi bukti kalau kak Edward tidak senyata apa yang mereka katakan.

Aku kesal, sangat kesal kenapa kak Edward harus melakukan ini pada Bintang. Ada satu hal yang membuat pikiranku terus terganggu mengenai bagaimana Kenzo dan kak Edward yang sepertinya saling dendam.

Mereka berkelahi cukup brutal, akibat dari perkelahian itu membuat wajah keduanya banyak luka lebam. Tapi aku tidak terlalu mengkhawatirkan mereka justru aku lebih khawatir pada Bintang.

"Chessa!?"

Aku menoleh cepat saat pak Ezra keluar dari pintu masuk UKS. Jantungku berdebar dan mulai merasakan hawa tidak enak, jujur saja aku takut terjadi sesuatu pada Bintang.

"Bintang gak papa kan pak?" Tanyaku spontan. Berharap jawaban yang akan dilontarkan oleh pak Ezra cukup membuat hatiku lega.

Pak Ezra diam sembari menatapku lamat-lamat. Aku pun menunggu jawaban dari pak Ezra dengan perasaan begitu berkecamuk.

"Gak papa kok, silahkan kalau kamu mau liat Bin-"

Kakiku langsung melangkah masuk tanpa mendengarkan sampai selesai ucapan dari pak Ezra. Hatiku benar-benar sudah tidak sabar ingin melihat bagaimana keadaan Bintang.

Iya, aku tahu kalau aku berlebihan tapi mau bagaimanapun yang namanya khawatir tetaplah khawatir.

"Bintang!" Aku langsung memeluknya begitu erat, tidak perduli jika ada seseorang yang melihatku dengan tatapan tidak suka.

"Chessa..." Bintang bersuara lirih lalu melepaskan pelukanku. Aku pun memasang wajah agak cengo namun setelahnya aku langsung menangis ketika melihat sudut bibir Bintang yang sedikit membiru.

"Bintang kamu gak papa kan? Kenapa kamu bisa kayak gini sih?"

"Bacot banget Lo!" Ucap Kenzo yang tiba-tiba datang dan berdiri disampingku. Aku meliriknya dengan tatapan begitu sinis.

"Ngapain Lo kesini?" Tanyaku. Ah, aku lupa kalau Kenzo juga terlibat.

"Yeee, seharusnya Lo makasih sama gua karena udah nolongin tuh bocah!" Ucapnya sembari menunjuk Bintang dengan dagunya.

Benar, seharusnya aku berterima kasih pada Kenzo karena jika tidak ada Kenzo mungkin Bintang akan lama sampai sini dan mungkin bisa saja kak Edward akan melakukan kekerasan lebih dari ini.

Namun untuk berterima kasih pada Kenzo tidak mudah bagiku, entahlah aku seperti sedikit... malu.

"Aku mau pulang," Ucap Bintang yang sudah bersiap akan turun dari ranjang UKS. Aku yang mendengarnya langsung mencegah dengan cepat, setidaknya Bintang harus istirahat sedikit lebih lama lagi. Aku yakin kalau Bintang sedang merasakan lemas dan tidak cukup kuat tenaganya.

"Gak! Gak boleh dulu!" Kataku cukup tegas supaya Bintang mau mendengarkan ucapan ku dan akhirnya menurut. Kedua mata Bintang berkedip dua kali lalu segera menunduk dan setelahnya dia menggeleng.

"Aku harus pulang!" Dia tetep kekeuh dengan ucapannya. Iya, aku tahu itu adalah hak dia dan aku tidak seharusnya ikut campur apalagi mencegatnya seperti ini.

"Biarin aja elah mau pulang. Lo kayak Mak nya aja larang-larang!" Kenzo menarik rambutku dari belakang membuat kepala ku mendongak. Sial, Kenzo jail sekali walaupun dalam situasi seperti ini.

Kamu Dan HujanWhere stories live. Discover now