03. Let's Be A Friend

57 5 0
                                    

"Chessa?!"

"Hm?" Aku menoleh kesamping kanan saat suara Lea memanggilku. Kegiatan menulis ku pun terhenti dan mulai memperhatikan setiap gerakan mulut Lea yang berbisik secara diam-diam.

"Lo gak kenapa-kenapa?" Tanya Lea dari yang aku tangkap. Seketika keningku menyatu merasa aneh dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Lea. Memangnya aku kenapa? Apa hari ini aku terlihat aneh?

"Apanya?" Tanyaku. Lea pun diam-diam menunjuk ke arah belakang dimana tempat Bintang duduk.

Ah, sekarang aku paham. Lea kemungkinan mengkhawatirkan keadaanku karena kejadian kemarin.

"Gua gak papa." Ucapku. Lea pun hanya mengangguk-angguk dan kembali dari kegiatan menulisnya sedangkan aku pun sama.

Saat ingin kembali menulis, tidak sengaja pandanganku bertemu secara langsung dengan Kenzo yang duduk dekat jendela masuk kelas. Dia duduk begitu santai bahkan dari yang aku lihat dia sama sekali tidak memperhatikan apa yang guru terangkan didepan. Kenzo yang menyadari kemudian mengedipkan sebelah matanya ke arahku. Jangan harap aku akan terbawa perasaan, justru selanjutnya hal yang aku lakukan adalah kembali menulis.

Ngomong-ngomong soal Lea yang tadi membicarakan Bintang membuatku jadi terpikirkan. Banyak hal yang ingin aku tahu tentang Bintang akan tetapi sulit untuk mengetahuinya. Jika bertanya dengan Lea pasti Lea akan menggeleng karena Lea saja enggan untuk berteman dengan Bintang. Kenzo? Ah, sudahlah yang ada aku jadi bahan olokannya karena terus berusaha untuk dekat dengan Bintang. Walaupun baru dua hari aku di sini rasanya aku sudah mulai paham bagaimana sifat dari mereka.

Terlintas dipikiranku pak Ezra. Menurutku pak Ezra mengetahui sesuatu tentang Bintang apalagi soal kejadian kemarin dimana pak Ezra yang begitu mudah menenangkan Bintang. Mungkin lebih baik aku bertanya dengan pak Ezra setelah itu aku bisa mengerti dan lebih mudah untuk berteman dengan Bintang.

***

Pelajaran terakhir telah selesai. Bu Ratna selaku pengajar mapel pkwu kemudian memberikan tugas kepada kami. Masalahnya tugas yang diberikan adalah berkelompok dengan dua sampai tiga orang untuk membuat sebuah makanan atau minuman yang bisa dijual.

"Chessa, Lo ikut kelompok gua yah sama Mila." Ucap Lea yang mengajakku untuk berkelompok dengan Mila. Pikiranku ingin sekali mengiyakan namun setelah melihat Bintang yang belum mendapatkan kelompok membuatku ragu untuk mengiyakan ajakan Lea.

"Nama anggota kelompoknya harus segera dikirimkan. Ibu serahkan pada Kenzo." Ucap Bu Ratna sebelum pamit keluar kelas.

Mendengar hal itu semakin membuatku gugup. Semua pilihan ada di tanganku.

"Chessa, gimana?" Lea bertanya kembali kali ini sudah ada Mila didepan mejaku. Mereka berdua berdiri dan menunggu jawabanku iya atau tidak.

"Gua mau satu kelompok sama Bintang." Ucapku begitu lirih saat menyebut kata Bintang. Reaksi dari mereka seketika berubah menjadi muram dan sedikit kecewa karena aku menolak ajakan mereka.

"Chessa, Lo kenapa sih? Sebegitu penasarannya Lo sama Bintang. Kalo gua jadi Lo, gua bener-bener ogah buat satu kelompok sama Bintang." Kata Mila. Nadanya terdengar begitu kesal apalagi raut wajahnya terlihat tidak suka karena aku yang terus-terusan penasaran dengan kehidupan Bintang.

"Udah woy jangan berantem." Lea berusaha menenangkan Mila sedangkan aku hanya diam dan mencoba untuk tidak perduli dengan semua ucapan Mila barusan. Ini pilihanku dan hak aku untuk berkelompok dengan siapa kenapa Mila harus marah-marah padaku. Jujur aku sekarang kesal, dari awal aku tidak menyukai Mila yang selalu menatap tidak suka ketika aku mencoba dekat dengan Bintang.

Kamu Dan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang