"Harus dapetin beasiswa, kuliah di luar negeri & universitas yang bagus biar bisa bawa Mina keluar dari rumah."

Taehyun diam sejenak. Ia sangat nenyayangi adiknya.

"DASAR ANAK AUTIS! NYUSAHIN AJA!"

"ANAK GILA!"

"KENAPA HARUS KAMU YANG LAHIR HAH!"

BUGHH

Sontak Taehyun langsung berdiri, melepas cepat earphone-nya. Suara kursi yang tergeser begitu nyaring terdengar ketika Taehyun berdiri. Baru saja ingin melangkah, pintu terbuka begitu lebar dan seorang gadis manis masuk dengan sudut bibir berdarah datang dan langsung bersembunyi di belakang Taehyun, memeluk erat pemuda itu dari belakang.

Taehyun menoleh ke belakang, memandangi adiknya yang tampak ketakutan. Tubuhnya bergetar begitu hebat. Taehyun bisa merasakan ketakutan adik satu-satunya itu.

"K-Kak Taehyun, M-Mina takutt..." lirih Mina dengan suara bergetar begitu jelas.

Taehyun terdiam, memegangi tangan dingin dan bergetar yang melingkar di perutnya yang keras, berusaha menenangkan sang adik. Namun, saat ingin mengelus kepala Mina, tiba-tiba dua orang datang dengan raut wajah marah.

"BAWA SINI DIA! ANAK GILA! SEHARI AJA WARAS GAK BISA APA!" teriak sang Papa, Kang Daniel.

Kemudian sang Mama berjalan cepat ke arahnya dengan raut wajah marah. Sang Mama, Soyeon menarik paksa tubuh Mina. Mina memberontak dan terus menahan badannya agar terus berada di dekat Taehyun.

"Mah!" Taehyun bersuara dengan nada sedikit keras membuat sang Mama diam sejenak. "Jangan ditarik-tarik. Mina-nya takut—"

"DIA UDAH BIKIN KESALAHAN! ADIK KAMU NYUSAHIN MAMA SAMA PAPA, TAU GAK!"

Mendengar ucapan sang Mama, Taehyun kemudian melirik Mina yang menangis ketakutan, gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya takut.

"Mama wajarin dong, dia masih kecil—"

"MASIH KECIL APANYA! ANAK GAK WARAS GITU!" sela sang Papa dengan sebuah sapu ditangannya. Kemudian sang Papa menunjuk keluar kamar Taehyun, menunjuk sebuah darah yang tercecer dan sebuah pecahan gelas. "TUH! LIAT ADIK KAMU ITU! LIAT HARI INI APA YANG DIA LAKUIN! UDAH MECAHIN GELAS! DARAHNYA KECECER DIMANA-MANA!"

Taehyun kembali menatap Mina yang terus menatapnya penuh harapan dan pertolongan. Sudut bibir Mina berdarah dan itu membuat Taehyun menghela nafas. Taehyun kemudian merangkul Mina dan membawa kepala gadis itu bersembunyi di pinggangnya.

"Tapi itu darahnya gara-gara Papa pukul, ya jelas berdarah dong," ujar Taehyun.

Ia sudah tau, pasti yang memukul Mina adalah sang Papa. Kalau sang Mama tidak pernah main tangan, hanya membentak.

Keduanya terdiam mendengar ucapan Taehyun. Harusnya mereka mengerti bahwa Mina adalah gadis yang tidak sempurna. Harusnya mereka mewajari hal yang dilakukan oleh Mina karena gadis itu tidak tau apa-apa.

Hanya Taehyun yang bisa mewajari itu. Hanya Taehyun yang menyayangi Mina apa adanya. Maka dari itu, ia harus membawa Mina jauh dari rumah dan Taehyun akan mengurus Mina sendiri.

Satu-satunya jalan keluar adalah mendapatkan beasiswa dan jalan keluar itu sudah direbut oleh orang lain. Orang lain itu adalah Sena.

Ia harus bisa mendapatkan beasiswa itu apapun yang terjadi.

"Ntar Taehyun aja yang beresin."

Setelah mengatakan itu, Taehyun mendorong sedikit tubuh kedua orang-tuanya, menyuruh mereka keluar dan keduanya menuruti Taehyun. Perlakuan orang-tuanya ke Mina dan dirinya sangatlah berbeda.

Setelah mengunci pintu, Taehyun menatap Mina yang masih berdiri di tempatnya dengan sekujur tubuh bergetar. Taehyun menghela nafas dan kemudian berjalan tenang ke arah Mina.

"Sakit? Diobatin dulu," ucap Taehyun, membawa Mina duduk dan kemudian berjalan ke kamar mandi untuk membasahi kain.

Mina hanya diam sesegukan memandangi sang Kakak yang mulai berjalan kembali.

"Mau ke rumah Kak Jeno?"


































Oke gais, ini aku kasi tau alasannya Taehyun dulu ya. Habis itu alasan kenapa Jeno gitu ke Sena, terus Beomgyu habis itu Jaemin. Kalo mau dikasi satu part kebanyakan, takutnya kalian bosen. Pasti bosen ya soalnya part-nya Jeno dikit:(

Sabar ya gais, scene Jeno bakalan banyak muncul kok next chapter

Dangerous Bully | Lee JenoWhere stories live. Discover now