WIM'SC : ENAM BELAS

43.9K 6.3K 875
                                    

Woi gue heran deh kalian pada ngegas banget!

Gak nanyain gitu kenapa gue gak jadi update?

Gak nanyain gitu keadaan gue? Apakah sehat, gitu!?

Gak nanyain gitu keadaan kuota gue?

Dah lah, kalian males, gue pun males! Bye!































































😜

Gak deng. Yakali gue males ama kalian😚

Tapi, kalian emang rada malesin sih.. (Senyum kalem)

Ehm! Pertama-tama,
kenapa kalian pada bilang si Daniel belok?

Terus cerita Ana bakal ganti haluan?

Plisss deh😭

***

Venzo menatap Ana tajam, "Membawa putra-putraku ke Jerman tanpa sepengetahuanku!?" ucap Venzo meninggikan suaranya.

***

Ana melotot tidak terima. Lalu menatap tiga putranya yang langsung memalingkan wajah mereka. Selanjutnya, menatap Venzo yang menampilkan wajah datar dan tatapan tajamnya. Entah kenapa Ana sedikit merinding.

Namun, Ana berusaha menghilangkan ketakutannya. Ana mengingatkan kembali dirinya bahwa dia adalah seorang Berliana Roseline, sang hacker terkenal yang dikagumi.

Ana mengedipkan kedua matanya lalu berdiri. Memasang wajah segarang mungkin, jika perlu harus lebih garang dari pada wajah Venzo.

Ana maju beberapa langkah lebih dekat dengan Venzo. Jarak Ana dan Venzo sekitar empat langkah.

Ana membulatkan matanya agar terlihat lebih marah. "Kata siapa?" tanya nya dengan mata yang di tajam-tajam kan.

Venzo terdiam, mengepalkan tangannya yang berada di saku celananya. Menggemaskan.

"Lalu?" bukannya menjawab pertanyaan Ana, Venzo juga bertanya. Bangkit dari duduknya dan melangkah mendekat ke arah Ana dengan alis yang terangkat.

Ana mengerutkan keningnya. Kenapa Venzo malah berbalik bertanya kepadanya?

Ana kesal sekarang. Ana berkacak pinggang menatap Venzo yang ada di depannya dengat sengit. "Bukan Ana yang membawa triplets. Tapi mereka yang---------------"

Dor!

Deg!

"Aaaaaa..."

Ana terkejut. Matanya terpejam mendengar suara tembakan itu. Lalu merasakan sebuah pelukan. Ana mendongak menatap seseorang yang sedang memeluknya dengan erat. Seketika air mata jatuh ke pipinya.

Venzo mengambil handphonenya. "Kejar dan bawa ke ruang bawah tanah!" hanya itu yang Venzo katakan, setelahnya mematikan teleponnya tanpa mendengarkan balasan dari bawahannya.

"Shit!"

Mendengar umpatan itu membuat Ana tersadar bahwa tangannya tidak sengaja mengenai luka tembakan milik Venzo.

Venzo meringis sakit lalu menatap tajam Ana. Ana meringis bersalah. "Aduh, pasti sakit. Hiks.. Ma-maaf." ucap Ana panik. Ana meniup-niup luka tembakan yang ada di lengan Venzo. Ana berpikir jika yang dilakukannya bisa mengurangi rasa sakit Venzo.

Why My Mom Is So Cute?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang