WIM'SC : SEMBILAN

52.3K 6.8K 239
                                    


Hohoo~

Sesuai yang aku katakan kemarin, hari ini aku double up!

Terimaksih buat yang udah follow, vote, dan comment cerita Mommy Ana😍

Jangan lupa vote dulu sebelum membaca~

Selamat membaca😘

•••

"Ada apa Bajingan Husband memanggil Ana dan triplets di sini?"

Hening~

Venzo melototkan matanya seakan mata itu bisa keluar dari tempatnya.

Deon dan Ceon melongo menatap Ana lalu memandang Bajingan Papa prihatin.

Sedangkan Leon sekarang hanya bisa mengulum bibirnya agar tidak mengeluarkan suaranya.

Ana memiringkan kepalanya menatap heran Venzo. Lalu menatap Leon, Deon, Ceon dengan bingung.

"Kenapa diam Bajingan Husband? Ana sedang bertanya, loh..." ucap Ana dengan polosnya seakan tidak merasa bersalah.

"Haaahh!!" Venzo menghela napas kasar lalu memijit pangkal hidungnya pelan.

'Ada apa dengan wanita itu? Kenapa sangat berubah seperti orang yang berbeda?'

Ana menggaruk pipinya yang tidak gatal lalu menatap Leon di sampingnya seakan meminta petunjuk. Leon dengan tidak bertanggung jawabnya hanya mengangkat bahu seakan tidak ingin ikut campur.

Lalu Ana menatap Deon dan Ceon dengan memelas. Lagi-lagi Deon dan Ceon juga sama seperti Leon. Hah.. Ana yang harus menyelesaikannya!

"Um... Bajingan Husband....? Kenapa memijit keningmu begitu? Apakah kamu pusing? Atau pingin Ana pijatin?" Ana langsung berdiri dari duduknya lalu berjalan ke belakang single sofa yang di duduki Venzo.

Belum sempat Venzo mengeluarkan sepatah kata pun, Tangan Ana sudah berada di keningnya lalu mulai memijit-mijitnya pelan. Ana memijit dengan serius.

Triplets yang melihat itu meringis pelan. Mereka ingin menahan Mama mereka lalu menjauhkannya dari Bajingan Papa karena mereka tahu Bajingan Papa saat ini sedang marah.

Belum sempat mereka ingin menarik Ana. Tangan Ana sudah lebih dulu ditarik kasar oleh Venzo. Venzo menahan tangan Ana dengan kuat. Venzo menatap Ana tajam.

"Berliana........."

"Kau pikir aku sedang bercanda sekarang..!? Haaa!!!?" Ana meringis merasakan remasan kuat di pergelangan tangan kanannya. Matanya mulai memerah.

"PAPA...!!" Teriak triplets tidak terima. Mereka menatap Bajingan Papa dengan sorot mata tajam mereka.

Venzo tidak mempedulikan teriakan putra-putranya. Pandangannnya masih lurus menatap Ana yang sedang meringis kesakitan. Tapi Venzo tidak peduli karena dia tahu Berliana sekarang ini pasti sedang berpura-pura untuk menarik perhatiannya. Hah! Sungguh trik murahan!

Ana tidak bisa membendung air matanya lagi. Perlahan, air matanya menetes turun membasahi pipinya. Ana menundukkan kepalanya. Dia tidak mau Venzo melihatnya karena Ana tidak mau terlihat lemah di depan Venzo.

Leon yang tidak bisa menahannya lagi segera berjalan menuju Venzo dan menendang kaki Bajingan Papanya itu dengan kuat. Venzo mengerutkan alisnya merasakan sakit di kakinya tapi tidak membuatnya melepaskan tangan Berliana.

"Lepaskan Mama!!" bentak Leon marah. "Kenapa Papa harus marah seperti ini kepada Mama, hah!!?" lanjutnya dengan tatapan tajamnya.

Venzo balas menatap Leon. "Kenapa aku harus marah? Karena dia berpura-pura terus..! Dan aku benci kemunafikan!!!" balas Venzo tidak kalah tajamnya.

Why My Mom Is So Cute?Onde histórias criam vida. Descubra agora