Algra membalas tatapan itu dengan senyum merekah. "Gue seneng," katanya.

"Alasannya?"

Laki-laki berseragam Prada Maja itu berlutut di lantai kamar mandi yang untungnya tidak basah lantaran tempat mandi terpisah sedikit sekat. "Ada nyawa baru disini ... Junior gue," bisiknya, kemudian menempelkan telinga di perut rata Naya.

Naya mengusung senyum. Sejujurnya ia takut hamil, namun kalau itu adalah jembatan supaya Algra lebih cepat mencintainya, ia akan menerimanya dengan ikhlas. Lagipula Naya yakin Algra adalah laki-laki terbaik setelah Syafii dan Bintang yang mampu menjaganya walau tanpa embel-embel cinta, terkhusus Algra.

"Respect atau dokter?" Algra berdiri sembari bertanya.

"Respect?" Dahi Naya berkerut.

"Iya, respect yang dipake untuk tes kehamilan," ucap Algra.

Naya menyengir tipis. "Testpack Bang, bukan respect," balasnya lirih.

"Maaf neng, Abang salah," kata cowok itu, ia mencuri kesempatan hingga berhasil menggigit kecil bibir istrinya karena gemas.

Algra gemasnya beda ya. Dasar.

"Huh, nakal!" lontar Naya mendapat balasan senyum miring dari si pelaku.

Akhirnya, mereka berdua menyepakati untuk pergi ke dokter kandungan pagi ini. Tidak jadi pakai testpack karena Algra kurang yakin dengan keakuratannya.

Masih dengan seragam sekolah, dua remaja itu keluar kamar. Ekspedisinya agak kurang lancar lantaran Ale dan Aza menghadang.

Si kembar yang bernama Ale menahan tangan Naya, membuat Naya berlutut mensejajarkan posisi.

"Kakak mau sekolah?" tanya gadis kecil itu.

Naya mendongak melirik Algra, setelah melihat anggukan dari cowok yang baru saja menggendong Aza itu, ia kembali membawa pandangannya pada Ale. "Iya, gemoy. Kakak mau sekolah biar pinter kaya kamu," ucapnya sambil mengunyal gemas pipi Ale.

"Oooh, oke deh." Ale tersenyum pada kakak iparnya itu.

Senyumannya memudar kala mendongak untuk menatap Abangnya. "Bang Algla jangan jahat sama kak Naya ya!" ujarnya.

Sontak Algra menurunkan Aza, ikut berlutut bersama. "Enggak dong."

"Kalau Ale liat Abang buat kak Naya nangis, Ale akan benci sama Abang," kata Ale polos.

Aza ikut mengangguk. "Iya, Asa juga sama," sahutnya. "Asa ngga mau kak Naya sedih."

"Lo bayar berapa adek-adek gue, hm?" gurau Algra.

"Dih, bayar?" Naya memutar bola matanya malas. "Ale sama Aza itu sayang juga sama gue, makanya dia nggak mau gue disakiti."

Lengang beberapa detik.

"Lo nggak akan sakiti gue kan, Gra?" Naya menatap Algra intens. Tak mau kalah, tatapan yang sama juga dilakukan si kembar pada Abangnya tersebut.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
ALGRAFIWhere stories live. Discover now