Taehyun diam sejenak, menatap tiga temannya itu dengan tatapan penuh dendam dan detik kemudian menghela nafas sebelum akhirnya ia kembali ke tempat duduknya.

Mereka bertiga memandangi Taehyun sinis. Ada apa dengan Taehyun? Kenapa ia begitu marah?

Tiba-tiba saja Beomgyu tersenyum jahil, dan kemudian menusuk-nusuk Taehyun dengan jari telunjuknya. "Aaa cie-cie, suka sama cewek lemah—"

GREPP

"AKKHHH SAKIT ANJENG! BEGO LO AH!" Beomgyu meringis dengan badan berada di meja milik Taehyun.

Taehyun langsung memutar tangan Beomgyu yang menyentuhnya, mendorong badan temannya itu ke atas meja miliknya kemudian menahan leher Beomgyu dengan tangan Beomgyu yang masih ia tahan di belakang.

Taehyun menatap Beomgyu datar dan makin menekan leher Beomgyu ketika pemuda itu terus meringis kesakitan. Jeno dan Jaemin, dua pemuda itu diam menyaksikan sambil menggelengkan kepala mereka masing-masing. Ini memang biasa terjadi.

"HYUN LEPAS ANJIR! SAKIT BEGO—"

"Lo pasti ngapa-ngapain Sena kan, kemarin?" Tiba-tiba Renjun datang dan langsung menanyakan hal yang begitu mendadak.

Sontak Jeno langsung menoleh ke arah Renjun yang menatapnya datar. Jeno menaikkan sebelah alisnya, seperti menantang pemuda China itu. Beomgyu yang daritadi terus berteriak minta dilepaskan-pun langsung terdiam, kepalanya mendongak ke atas menatap Renjun, begitupun juga dengan Taehyun yang langsung melepaskan cengkeraman di leher Beomgyu. Jaemin, pemuda itu memasukkan kedua tangannya ke saku dan menatap Renjun angkuh.

"Maksud lo? Gajelas lo—"

"Kalo gak lo apa-apain ngapain dia nampar lo kemarin?" sela Renjun dengan tatapan mengintimidasi. Auranya yang biasanya terasa dingin kini mulai mencekam.

Seketika Jeno melirik ke arah Jaemin dan meneguk saliva-nya pelan. Ia meminta pertolongan Jaemin, namun Jaemin hanya meliriknya dalam diam.

"Ya mana gue tau! Ya lo tanya dia lah! Ngapain nanyak gue! Mana gue tau dia nampar gue gara-gara apaan! Orang tu cewek masuk-masuk langsung main nampar!" Jeno mendelik, berusaha membela dirinya dengan image tidak tau.

Renjun, tatapannya makin datar. Sorot matanya makin mengintimidasi Jeno yang terus membuang pandangannya ke sembarang arah.

"Gak mungkin dia nampar lo tanpa alasan—"

"Gara-gara HP," jawab Jaemin datar. Raut wajahnya tanpa ekspresi. Sontak Renjun langsung mengalihkan pandangannya ke arah Jaemin. Keningnya mulai sedikit mengerut. "Lo gak liat kemarin si Jeno megang HP-nya? Gara-gara itu."

Renjun diam. Gara-gara benda pipih itu Sena menampar Jeno? Bukankah sangat tidak masuk akal?

"Terus kenapa lo gak bilang gara-gara HP-nya? Ngapain lo bilang gak tau?"

Seketika Jeno bungkam. Matanya sedikit membulat selama satu detik dan kemudian ia rubah ekspresinya. Matanya yang sipit itu kembali melirik Jaemin, meminta pertolongan laki-laki itu.

Melihat Jeno yang tak menjawab, Renjun memutar badannya enam puluh derajat. Pemuda itu menatap Taehyun. Taehyun menatap Renjun datar, tanpa ekspresi.

"Terus lo. Lo kemarin basah," kata Renjun menatap Taehyun penuh selidik.

Taehyun pintar, sudah jelas ia tau maksud Renjun. Ia basah saat datang ke kelas kemarin, begitu juga dengan Sena. Pertanyaan Renjun yang sebenarnya adalah kenapa laki-laki itu bisa basah.

"Lo kenapa bisa basah? Gue yakin lo pasti tau alesan Sena gak masuk sekolah hari ini?"

Taehyun diam. Sorot mata datar dan sorot mata penuh selidik itu beradu satu sama lain. Taehyun melirik Beomgyu yang mulai panik, terlihat jelas dengan mimik wajah Beomgyu dan jari-jarinya yang terus ia mainkan. Taehyun melirik Jeno dan Jaemin, Jeno sedikit menggeleng dan Jaemin menatapnya dingin. Sudah jelas ia tau arti tatapan itu. Mereka tidak ingin Taehyun memberi tahu yang sebenarnya.

"Lo pinter harusnya lo tau mana—" Ucapan Renjun terpotong. Matanya teralihkan pada ponsel Beomgyu yang menyala.

Tidak, bukan ke arah ponsel Beomgyu, lebih tepatnya ke arah sebuah video yang ter-pause disana. Keningnya mengkerut. Layar ponsel Beomgyu, tepat di video ter-pause berlatar kolam renang itu membuat Renjun maju selangkah mendekati Beomgyu.

GREPP

Renjun langsung mengambil ponsel Beomgyu. Saat baru ingin menyalakan ponsel Beomgyu, ponsel itu tiba-tiba dirampas paksa oleh Taehyun. Taehyun menatap Renjun datar, namun tidak dengan Renjun, pemuda itu mulai terlihat marah.

"Si Sena nganggep lo temen sampe-sampe lo berani nyudutin kita?" Itu adalah perkataan Taehyun yang membuat Renjun terdiam seribu bahasa.




































Tolong jangan hate taehyun ya, dia udah baik. Tapi gatau dichapter selanjutnya WKWKWKWK

Dangerous Bully | Lee JenoWhere stories live. Discover now