Bab 03 ♛ Talk About You

Start from the beginning
                                    

Elno mengedikkan bahu, “gatau.”

“Kalau gitu ibu juga gak tau, kamu udah tanya sama yang nawarin kamu?”

Menggeleng, dia masih ragu. Bukannya dia tidak tahu kalau menjadi model itu, tidak hanya sekadar berjalan memperagakan busana, berpose apik untuk ditangkap kamera dengan bayaran yang lumayan. Namun, ada waktu yang mesti dikorbankan. Bagaimana dengan sekolah yang menjamin pendidikannya?

“Gak jadi, deh. Kalau jadi model belum tentu aku bakal bertahan lama di dunia modeling,” putusnya tegas.

Satu banding sejuta orang yang mampu melanjutkan karir modeling hingga usia 50 tahun.

“Dua kerjaan udah cukup untuk badan kamu, Nak. Belum lagi sekolah, belajar dulu yang tekun, kalau kamu tekun, nanti kerjaan yang baik akan menghampiri kamu dengan sendirinya.”

Nasehat ibunya tentu sangat berguna demi masa depannya, ia akan sekolah dengan sungguh-sungguh.

•♛•

“Lo tau Elno teman kelas gue?” tanya Reyn. “Gue tadi bilang ke dia, kalau lo suka dia.”

“APA?” teriak Kesya. “WHAT THE HELL, APA-APAAN?”

Reyn menarik turunkan alisya menggoda Kesya, “emang bener, ‘kan? Insting gue gak pernah salah,” ungkapnya percaya diri.

Gadis itu seketika menunduk lesu.

“HAHAHA, gue cuman bercanda.” Tawa Reyn menyembur. Tolong, yang mau bawa sepupunya ini diharap bilang padanya. Di sekolah cowok ini berwibawa, tapi kalau di rumah, Ya Tuhan… rasanya ia mau menjejalkan sandal ke mulut Reyn.

“Eh, kok, lo masih diem? Lo suka beneran sama dia?” kejut Reyn.

Sepupu satu ini tidak akan diam dengan cepat.

“Enggak, tuh,” ketus Kesya.

“Halah…gue kenal lo udah dari zaman lo selalu bawa dot kemana-mana. Kalo lo emang suka, ‘kan, gue bisa bantu pendekatan sama Elno, sang Pangeran tanpa Istana.”

Hm, julukan itu.

“Emang dia beneran anak orang gak punya, ya?” tanya Kesya pelan.

Reyn menghembuskan napas, “kalo lo beneran suka sama seseorang, jangan pandang derajatnya.”

“Gue nanya beneran atau dia cuman anak mafia yang nyamar?” soalnya meragukan jika Elno beneran seperti yang dibicarakan warga sekolah.

Reyn terkekeh. Rasa-rasanya, bukan yang pertama kali dia mendengar seseorang yang menyukai teman kelasnya, tetapi terhalang harta.

“Bukan, tapi gue yakin. Perempuan yang jadi pasangan dia suatu hari nanti, bakalan dapat kebahagiaan.” Elno si pekerja keras, jujur, dan pintar, apalagi kabarnya hanya tinggal dengan ibu. Pasti memiliki rasa kasih sayang yang besar.

“Padahal gue gak jawab iya, lo asik nyerocos aja,” gerutu Kesya.

“Tinggal tanya diri lo sendiri, suka dia apa enggak. Kalo enggak, stop perhatiin dia dari jauh kek mau makan orang. Gue mewakilkan Elno, sebagai cowok, kami risih diliatin begitu,” terang Elno.

Kesya melempar bantal sofa ke muka Reyn. “Diem, elah. Ngemeng mulu, lo.” Omelnya.

“Dari muka lo keliatan, lo suka sama Elno. Tinggal bilang iya atau gak, apa susahnya, minta gue ceramahin dulu, lo.”

Kesya melengos, tetapi sedang berkonflik lagi dalam hati. Jadi, dia beneran suka sama Elno apa tidak, atau cuman penasaran doang? Namanya juga remaja, ‘kan. Belum bisa bedain mana suka mana kepo.

•♛•

Hatchih….

“Ibu, ‘kan udah bilang, El. Jangan kelamaan di luar pas hujan, walaupun gak kena udara dinginnya gak bagus buat kesehatan, butinya kamu dari tadi bersin-bersin,” omel Sarah.

“Tapi aku sama sekali gak kedinginan, Bu. Malahan enak, hawanya sejuk,” balas Elno.

Sarah tersenyum jahil, “jangan-jangan ada yang bicarain kamu.”

Kalau bicara yang baik-baik, sih, tidak apa-apa. kalau yang jelek digibahin?

“Semoga yang dibicarain tentang aku isinya gak buruk.” Elno lantas memandang hujan yang tak kunjung reda juga. “Hah…aku beneran minta izin gak masuk.”

Ibunya Elno menggeleng heran, “kamu baru kali ini gak masuk kerja, El. Pemilik kafe juga pasti maklum. Sekarang mending kita masuk, udah mulai gelap.”

Ingin berbicara kepada ibunya, tetapi kurang sopan. Hidup mereka bukan termasuk masyarakat kelas menengah. Baginya, bolos sekolah, sama dengan menyia-nyiakan ilmu yang berguna untuk masa depan. Tidak masuk kerja? Maka dari mana lagi dia mendapat uang?



Puppy Love (cinta monyet)

Beauty and The PoorWhere stories live. Discover now