Hadiah Natal Terbaik

2.3K 293 5
                                    

Pukul 03.00 dini hari, Izuku bangun dari tidurnya dengan kepala yang terasa berputar-putar. Tangannya meraba pada nakas untuk mencari ponsel. Karena masih dalam keadaan linglung setelah bangun tidur, dia tidak menyadari ada sesuatu yang lain selain ponsel miliknya disana. Setelah berhasil mendapatkan ponsel, dia menatap layar untuk melihat jam. Matanya mengerjap saat menemukan notifikasi pesan dari Katsuki. Dengan cepat dia membukanya.

Bakugo Katsuki

Oi, jika kau sudah bangun, segera minta maaf pada ibumu yang sudah susah payah menghias pohon natal karena ingin merayakan natal bersamamu, tapi yang kau lakukan malah pulang dalam keadaan mabuk dan merepotkannya. Gunakan liburan natalmu dengan baik bersamanya. Dasar anak bodoh.

Selamat natal, pemabuk lima teguk.

Wajah Izuku memerah karena malu saat membaca kalimat terakhir. Hatinya kemudian dipenuhi perasaan bersalah terhadap ibunya. Memang benar, dia selalu membuat usaha ibunya untuk bisa merayakan malam natal bersamanya sia-sia. Itu karena setiap malam natal dia yang terlebih dahulu makan malam dengan para guru selalu tak bisa menolak alkohol yang ditawarkan mereka, padahal toleransi alkoholnya sangat buruk.

Izuku pun bangkit seraya meringis dengan tangan yang meremas rambutnya kuat-kuat.

'Pusing sekali...' batinnya.

Dengan hati-hati dia turun dari tempat tidurnya dan berjalan dengan sedikit sempoyongan ke luar kamar. Tiba-tiba isi perutnya terasa bergolak, membuatnya dengan cepat berlari ke arah kamar mandi, tak peduli seberapa pusing dan lemasnya dia.

"Hueeeekkk...!"

Izuku memuntahkan semua isi perutnya di toilet. Suara gaduhnya membuat Inko terbangun dan menghampirinya.

"Izuku? Astaga!" Inko segera memijat tengkuk Izuku dan punggungnya hingga anak semata wayangnya itu kembali muntah.

"Hahhh...." Izuku berbalik dan bersandar pada dinding toilet, wajahnya terlihat pucat. "Terimakasih, bu. Aku sudah baikan."

Inko menatap anaknya khawatir. "Ibu akan mengambil air minum hangat. Bisa berdiri sendiri?"

Izuku nengangguk seraya tersenyum. "Aku bisa. Jangan khawatir."

Inko pun mengangguk dan segera pergi ke dapur. Izuku dengan lemas bangkit lalu keluar dari dalam toilet dan berjalan ke arah kamar mandi, pergi ke wastafel untuk membersihkan mulut juga mencuci wajahnya. Setelah itu dia keluar dan pergi ke ruang keluarga dimana sebuah pohon natal yang berkelap-kelip berdiri. Dia tersenyum sedih menatapnya dan menghampirinya, melihat-lihat apa saja yang digantungkan disana.

Ada pernak-pernik natal kecil yang menghiasi pohon buatan itu dan lainnya didominasi oleh boneka-boneka All Might versi mini. Izuku menyentuh boneka-boneka itu lalu tersenyum. Mengingat kembali memori dimana dulu dia dan ibunya sering menghias pohon natal bersama.  Dia menyesal karena selama dua natal terakhir ini selalu pulang dalam keadaan mabuk sementara ibunya selalu menunggunya untuk merayakan natal bersama.

"Izuku, minum dulu." Inko menghampirinya dengan segelas air minum hangat.

Izuku menoleh dan menerima gelas dari tangan ibunya seraya tersenyum. "Terimakasih, bu."

Inko mengangguk seraya mengelus surai yang sewarna dengan miliknya itu. "Izuku selalu memaksakan diri, ya? Menerima ajakan atau pemberian orang lain memang baik, tapi jika berakibat buruk pada dirimu sendiri itu juga tidak baik, Izuku. Sesekali cobalah untuk berani menolak, oke?"

Izuku yang sudah menghabiskan air minum itu mengangguk. "Maaf atas segala masalah yang kutimbulkan."

"Duduklah dulu," sahut Inko seraya menarik puteranya ke sofa dan mendudukannya disana.

Bertemu Kembali [ BakuDeku ] ✔Where stories live. Discover now