Indirect Kiss?

3.1K 375 39
                                    

Akhir pekan yang telah dijanjikan, Katsuki datang ke apartemen Izuku untuk menjemputnya. Karena malam sebelumnya Izuku mengajaknya untuk sarapan bersama, jadi dia datang lebih pagi.

Setelah Katsuki menekan bel sekali, tidak perlu menunggu waktu lama pintu apartemen di depannya terbuka dan menampilkan sesosok lelaki bersurai hijau yang tengah mengenakan apron. Senyuman cerahnya tampil, seakan-akan mengganti sinar matahari pagi yang redup di langit musim dingin ini.

"Selamat pagi dan selamat datang, Kacchan. Masuklah," ucapnya kemudian menggeser tubuhnya, memberi ruang kepada Katsuki untuk masuk.

"Pagi," balas Katsuki seraya masuk dan melepas sepatu kemudian menggantinya dengan sandal rumah.

"Mantelmu, Kacchan."

Katsuki yang sedang menunduk saat mengenakan sandal pun mengangkat kepala, menatap Izuku bingung. Sementara yang ditatap sedang mengulurkan tangan, memberi isyarat pada Katsuki untuk melepas mantelnya dan menawarkan diri untuk membawanya. Katsuki berdeham dan segera melepas mantel juga syalnya, kemudian segera menyerahkannya pada Izuku. Kini dia hanya mengenakan hoodie berwarna abu yang masih memberikannya kehangatan, lagipula apartemen ini juga memiliki penghangat ruangan, dia tidak akan kedinginan.

Katsuki kini mengamati gerak-gerik Izuku yang dengan telaten mengusap mantel juga syalnya yang sedikit lembab karena embun, merapikannya terlebih dahulu kemudian menggantungnya di gantungan belakang pintu.

'Kenapa ini terlihat seperti pasangan yang sudah menikah? Hah? Berhenti berpikiran macam-macam! Sialan kau!'

"Aku baru saja mulai memasak. Tadi malam aku begadang untuk persiapan ujian nanti dan berakhir bangun kesiangan. Jadi maaf jika harus membuatmu menunggu lebih lama," ucap Izuku yang kini berjalan ke dalam. "Kacchan duduklah dulu. Aku akan membuatkan kopi."

Katsuki bergumam dan berjalan ke sofa di ruang tamu, kemudian mendudukan diri disana. Dia melihat koran pagi yang berada diatas meja lalu mengambil dan membukanya. Beberapa saat setelahnya dia tenggelam dalam bacaannya.

Izuku kemudian muncul dengan secangkir kopi panas. "Kopimu, Kacchan." Diletakkannya kopi yang dia bawa diatas meja dengan hat-hati.

Katsuki hanya membalasnya dengan gumaman tanpa mengalihkan perhatiannya dari koran. Izuku memperhatikan lelaki yang tengah fokus membaca koran itu. Merasa bahwa Katsuki terlihat semakin mengagumkan ketika sedang tenang dan fokus seperti itu. Izuku masih tidak mengira bahwa pemuda pemarah dan serampangan di masa lalu yang dia kenal adalah orang yang sama dengan lelaki yang kini ada di depannya. Dia tidak bisa menahan senyumannya lagi.

Merasa bahwa Izuku belum beranjak, Katsuki mengalihkan perhatiannya dari koran dan meliriknya. Alisnya berkerut.

"Kenapa kau senyum-senyum begitu, Deku?"

Si surai hijau yang tertangkap basah segera menggelengkan kepala lalu tersenyum canggung. "T-tidak ada. Kalau begitu aku kembali dulu, Kacchan." Dia berbalik dan segera berjalan pergi dengan cepat.

Katsuki yang heran sendiri hanya mengangkat bahu. Kemudian dia mengambil cangkir kopi diatas meja dan menyesapnya dengan hati-hati. Perhatiannya kembali ke berita di koran yang belum dia selesai baca.

Setelah membaca beberapa berita dan menyesap kopi untuk yang ke sekian kalinya, Katsuki melipat dan menyimpan kembali koran pagi Izuku di atas meja. Kemudian dia meraih cangkir kopi yang baru habis setengahnya lalu beranjak menuju dapur.

"Ada yang bisa kubantu?" kata Katsuki menawarkan diri. Dia berjalan ke arah Izuku yang masih sibuk di depan kompor.

"Hampir selesai, Kacchan. Tidak perlu repot-repot," sahut Izuku seraya tersenyum.

Bertemu Kembali [ BakuDeku ] ✔Where stories live. Discover now