Twenty Two

7.3K 1.1K 109
                                    

Happy Reading :)

Taeyong tersenyum sambil menyiapkan makan malam untuk keluarga kecilnya. Tadi dia menyuruh para pembantu untuk mengerjakan pekerjaan lain. Senyuman semakin mengembang ketika membayangkan bagaimana reaksi Jaehyun ketika dia memberikannya kejutan.


Dia duduk di depan meja makan, melihat makanan-makanan yang tersaji. Dia berharap jika penyakitnya tidak kambuh disaat dia memberikan kejutan kepada Jaehyun dan David. Ia kemudian mengusap lembut perutnya sambil menatapnya, "Taeyongie kecil, sebentar lagi kita akan memberikan kejutan kepada daddy dan David hyung ya. Semoga kita berhasil ya. Fighting sayang." ucapnya sambil terkekeh pelan. 

Taeyong kemudian menoleh ke arah luar ruangan makan, dia mengerucutkan bibirnya sebal. Ternyata Jaehyun belum selesai mandinya, padahal dia sudah meminta Jaehyun mandi cepat. Ia menyentuh dadanya ketika merasakan jika dadanya mulai terasa sakit. Jantungnya berdebar dengan kencang, namun tak lama kemudian detak jantungnya mulai melemah.

'Ku mohon jangan sekarang.'

Ia memejamkan matanya dengan kuat, sambil meremas dadanya. Berharap jika keajaiban akan segera datang, dan rasa sakitnya akan segera reda.



"Sayang kenapa?"



Taeyong langsung membuka matanya ketika mendengar suara Jaehyun. Ia langsung menurunkan tangannya dari  dadanya, dan tersenyum manis kepada Jaehyun, "Aku tidak apa-apa sayang."


"Tadi aku melihat kau menekan dadamu sambil memejamkan matamu dengan kuat. Kau terlihat seperti kesakitan sayang. Apa yang terjadi? Kita ke rumah sakit." Jaehyun menatap Taeyong dengan tatapan khawatir.


"Wajah mommy juga pucat." Ucap David. Anak kecil itu juga menatap kepada Taeyong dengan tatapan khawatir.


"Mommy tidak apa-apa sayang." Taeyong mengusap lembut rambut David. Ia berusaha kuat untuk menahan rasa sakit di dadanya.


Seolah mengerti apa yang Taeyong rasakan, Jaehyun menarik tubuh mungil Taeyong ke dalam pelukan hangatnya. Ia memeluk Taeyong dengan sangat erat sambil menciumi rambutnya. Taeyong terdiam di pelukan Jaehyun. Hangat, ya benar-benar sangat hangat.Dan perlahan-lahan rasa sakit di dadanya mulai hilang.


"Aku tidak membutuhkan obat lain lagi." Gumam Taeyong. Memejamkan matanya.


"Huh? Kau bicara apa  sayang?"


Taeyong langsung melepaskan dirinya dari pelukan Jaehyun, dan tersenyum kepada mantan suaminya itu, "Aku bilang tadi aku sedang melamun, lalu tiba-tiba ponselku berbunyi jadi aku langsung kaget. Dan, jantungku berdetak sangat kencang. Tubuhku jadi lemas. Tapi aku tidak apa-apa. Wajar kan jika tubuh kita lemas jika kaget?"




"Mom, tadi siang David mimpi mempunyai adik. David menggendong adik bayi." David menatap kepada ibunya dengan tatapan berbinar-binar. Membuat Taeyong langsung tersenyum. Ya, mimpi David memang akan menjadi  kenyataan, karena sebentar lagi  David akan mempunyai adik.



"Sebentar lagi David akan mempunyai adik. Daddy akan berusaha keras untuk membuatnya bersama mommy. Pagi, siang dan malam daddy dan mommy akan membuatnya." Jaehyun terkekeh pelan, mencuri ciuman di  pipi Taeyong.



"Benarkah? Yeayy, terimakasih dad mom." David memekik senang. Anak kecil itu tersenyum lebar kepada kedua orang tuanya. Namun kemudian anak kecil itu menatap kepada kedua orang tuanya dengan tatapan bingung, "Tapi, bagaimana cara membuatnya? David ingin tahu."

President Jung IIWhere stories live. Discover now