Twelve

12.6K 1.8K 748
                                    

Happy Reading 💚


"Pergi !! David benci paman !!! Daddyyy.... mommyyy... David takut..."

Taeyong terbangun ketika mendengar teriakan David. Pria mungil itu melebarkan matanya melihat David yang meronta-ronta, dan berusaha di tenangkan oleh Jaehyun. Ia bergegas menghampiri anak dan mantan suaminya itu.
"David.... Kenapa sayang? Tenanglah jangan meronta-ronta. Kau baru selesai di operasi." ucap Taeyong panik.

"Mom. David tidak mau bertemu dengan Paman itu!! Dia jahat!! David takut.... Hiks..."

Taeyong segera memeluk David. Dia melihat bagaimana David menatap kepada Jaehyun dengan tatapan ketakutan. Jaehyun segera menekan tombol darurat, bermaksud agar dokter segera datang ke ruangan. Wajahnya benar-benar terlihat sangat kalut. Bingung dengan apa yang harus dia lakukan.


"David....paman tidak akan menyakitimu." lirih Jaehyun, berusaha untuk mendekati David.

"Pergi !! David tidak mau bertemu dengan paman !!! " David berteriak histeris. Dia sangat takut melihat Jaehyun. Ucapan Rowoon tentang bagaimana jahatnya Jaehyun terngiang di benaknya.

"Sayang jangan seperti itu nak. Paman Jaehyun tidak akan pernah mungkin menyakitimu." ucap Taeyong. Namun David tidak mau mendengar, dia malah semakin meronta.

Dokter dan dua orang suster masuk ke dalam ruangan. Dokter mengeluarkan jarum suntik dan kemudian menyuntikannya ke lengan David, agar anak itu bisa tenang. Jaehyun menggigit bibirnya pelan, menahan rasa sakit yang kini membuncah di hatinya. Ia berjalan keluar dari ruangan itu. Dan duduk di kursi yang ada di depan ruangan rawat David.


Hatinya sakit, benar-benar sakit. Dia sama sekali tidak mengerti mengapa David bersikap seperti itu kepadanya. Dia berharap jika saat David bangun, dia akan bisa memeluk David dengan sangat erat. Namun nyatanya, David malah takut kepadanya. Bukankah kemarin saat terakhir kali mereka bertemu mereka baik-baik saja? Bahkan David terlihat sangat manja sekali kepadanya. Tapi mengapa sekarang David malah takut kepadanya?

Ia menyandarkan tubuhnya ke kursi. Dan memejamkan matanya. Dia ingin sekali memeluk David. Dan bilang kepada David jika dia adalah ayah kandungnya. Tapi mungkin saat ini dia harus menahannya.

"President Jung....."

Jaehyun membuka matanya, dan menoleh. Ia tersenyum tipis kepada Taeyong yang kini sudah duduk di sampingnya, "Apa anak kita sudah tenang lagi?" tanyanya.


"Tadi dokter sudah menyuntikkan obat penenang kepada David. Dan sekarang dokter sedang mengobati luka di dada dan lengan David." ucap Taeyong. Ia menatap kepada Jaehyun dengan tatapan bersalah, "Aku minta maaf atas sikap David. Aku juga tidak tahu mengapa David bisa bersikap seperti itu kepadamu. Padahal yang aku tahu, David sangat menyukaimu. Aku... Aku akan memberitahu David agar tidak bersikap seperti itu lagi kepadamu."


Jaehyun tersenyum, "Tapi beritahu David nya dengan lembut ya, jangan terlalu paksakan dia untuk mengerti. Aku akan mencoba untuk mendekati David lagi." ucapnya. Ia kemudian mendekatkan wajahnya, dan menopangkan dagunya di pundak Taeyong, melingkarkan lengannya di pinggang pria mungil itu, "Sebentar Taeyong, sebentar saja. Aku lelah."


Taeyong terdiam membeku ketika Jaehyun memeluknya. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, bukan... bukan karena penyakitnya kambuh lagi. Tetapi karena perasaan gugup yang pernah ia rasakan dulu saat ia dan Jaehyun pertama kali berkencan. Dia merindukan pelukan ini, sangat merindukannya.


"Tuan Taeyong, maaf mengganggu."


Taeyong segera melepaskan pelukan Jaehyun. Dan kemudian menoleh, melihat seorang suster yang sudah berdiri di ambang pintu ruangan, "Tuan, tadi David ingin ditemani oleh tuan. Jadi sebaiknya tuan masuk ke dalam." ucap suster itu.

President Jung IIМесто, где живут истории. Откройте их для себя