Seventeen

11K 1.7K 458
                                    

Happy Reading :)





Taeyong berkutat dengan kertas-kertasnya. Beberapa kali dia menghela nafasnya pelan, melihat hasil rancangannya. Ten bilang jika hasil rancangannya bagus, tapi entah mengapa dia merasa kurang puas. Sekarang, banyak sekali yang memesan baju rancangannya. Dan dia sangat berterimakasih kepada Jaehyun, karena pria itu lah yang mempromosikannya. Dia tahu, sangat tahu jika Jaehyun pasti akan melakukan apapun demi kebahagiaannya.








Suara pintu terbuka, dan hal itu membuat Taeyong langsung menoleh. Pria mungil itu tertegun melihat siapa yang datang. Ia menarik nafasnya dalam-dalam, dan kemudian mencoba untuk tersenyum kepada gadis itu.

"Selamat siang Naeun." ucapnya, ramah.





Naeun tersenyum tipis. Ia berjalan menghampiri Taeyong, dan duduk di hadapan pria mungil itu. Matanya mengamati kertas-kertas yang dipenuhi rancangan Taeyong. Gadis cantik itu kemudian tertawa pelan, dan kemudian menoleh ke arah Taeyong, "Kau membuat banyak sekali rancangan. Lebih baik kau mengerjakan 1 saja dulu. 1 saja belum tentu ada yang membelinya kan. Daripada nantinya kau kelelahan memikirkan semua ini yang belum tentu ada hasilnya."





"Ini semua pesanan. Rekan-rekan kerja Jaehyun yang memesannya." ucap Taeyong, terkekeh pelan.





"Kau memanggilnya hanya Jaehyun saja? Seharusnya kau memanggilnya Tuan Jaehyun, atau Presdir Jung. Dia itu atasanmu. Ah ya, aku memang percaya kepada Jaehyun. Dia pasti mempromosikan butiknya ini." Naeun tersenyum. Taeyong hanya mengangguk mendengar ucapan Naeun, ia kemudian kembali fokus ke hasil rancangannya.





"Kau lihat cincin ini Taeyong." Naeun menunjukkan cincin yang ada di jari manisnya. Dan tentu saja membuat Taeyong langsung menoleh. Naeun menoleh ke arah Taeyong, dan tersenyum, "Cincin ini adalah pemberian dari Jaehyun. Kami berdua memakainya. Jaehyun sudah melamarku. Bahkan kedua orang tuanya juga sudah tahu. Orang tua kami juga sudah sangat dekat."





Taeyong terdiam, menatap kepada Naeun. Dia melihat bagaimana raut wajah Naeun yang benar-benar terlihat sangat meyakinkan. Sedangkan Naeun, dia tersenyum puas ketika melihat raut wajah Taeyong langsung berubah, "Dan juga. Aku ingin meminta pendapatmu. Aku ingin memberi sebuah kejutan kepada Jaehyun. Tapi aku bingung bagaimana caranya."





"Kejutan apa?"





"Aku ingin memberitahu jika... aku hamil anaknya."





Dan sontak, Taeyong langsung melebarkan matanya demi mendengar ucapan Naeun. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Sakit, rasanya benar-benar sakit. Taeyong langsung menyentuh dadanya, dan sedikit menekannya. Pria mungil itu memejamkan matanya dengan kuat. Ia meringis, menahan rasa sakit yang teramat di dadanya.





Sedangkan Naeun, dia tampak terkejut ketika melihat reaksi Taeyong. Tadinya dia menyangka jika Taeyong akan menunjukkan raut wajah terluka dan kecewa, bukan terlihat kesakitan seperti ini. Ia melihat bagaimana Taeyong membuka matanya lagi dan kemudian langsung membuka botol obat yang ada di mejanya. Pria mungil itu kemudian dengan cepat meminumnya. Dan kembali memejamkan matanya, sambil menggigit bibirnya pelan.





'Apa Taeyong mempunyai penyakit jantung?'





Sadar dengan apa yang dia lakukan, Naeun langsung tertawa pelan, lebih tepatnya mencoba untuk tertawa, "Aku hanya bercanda Taeyong. Hehehe... lagipula nanti juga setelah aku menikah dengan Jaehyun pun aku pasti hamil anaknya." ucapnya,





"Mommyyyyy......"





Naeun langsung menoleh, mellihat David masuk ke dalam ruangan sambil berlari. Di belakang anak kecil itu ada Jaehyun. Taeyong langsung membuka matanya, dan menurunkan tangannya dari dadanya. Ia mencoba untuk bersikap biasa, mencoba untuk tidak menunjukkan rasa sakitnya. Pria mungil itu tersenyum manis kepada anaknya.





President Jung IIWhere stories live. Discover now