20.

186 53 65
                                    

"Terlukis Indah."
.
.
.
.
.

Mataku terus menangkap sosok di hadapanku yang saat ini tengah mengarahkan kameranya pada samudera di hadapannya yang terbentang luas dengan senyuman yang akan selalu ku ingat dalam memori bernama kenangan.

Perlahan Ranu berbalik untuk melihatku. Senyumnya terukir tipis. Sejak pembicaraan dengan ibu kemarin, aku dan Ranu tiba-tiba menjadi dua orang asing.

Hari ini sesuai janji, aku dan Ranu memutuskan untuk melakukan trip ke daerah Bali selatan. Dengan tujuan awal Pure Uluwatu yang terkenal dengan keindahan pure yang terletak di ujung tebing dengan pemandangan samudera luas nan biru.

 Dengan tujuan awal Pure Uluwatu yang terkenal dengan keindahan pure yang terletak di ujung tebing dengan pemandangan samudera luas nan biru

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mau sarapan dulu Dhis?" tanyanya yang kini sudah berjalan mendekat ke arahku.

"Boleh, di sekitar sini banyak kuliner yang bisa kamu cicipi Nu. Ada Warung Bejana, Nyoman Local Food dan satu lagi Nasi Ayam Kedewetan khas Ibu Mangku. Sebenarnya masih banyak lagi, cuman aku nggak mungkin nyebutin satu-satu kan?" tanyaku dengan senyuman.

Ranu memandangku dengan lekat, sebaris senyuman tercipta di bibir tipisnya. Satu yang mungkin nggak akan pernah ku lupa dari laki-laki ini, saat dia merasa senang atau bangga padaku, tangannya akan dengan reflek mengacak rambutku dengan pelan.

"Udah cocok jadi Tour guide beneran," pujinya masih dengan senyuman.

"Kamu masih inget cita-citaku yang itu?" tanyaku dengan nada tidak percaya.

Ranu mengangguk pelan. Hatiku perlahan menghangat. Masih teringat jelas bahwa tour guide adalah cita-citaku semasa duduk di bangku SMA. Namun semua itu tak bertahan lama, semakin dewasa tujuan hidupku kian terarah, aku yang memang menyukai anak kecil lebih memilih mengabdikan diri menjadi seorang pembimbing yang bisa memberikan manfaat bagi penerus bangsa.

Menjadi guru pun aku juga bisa sesekali menjadi tour guide, kan? Mengenalkan sejarah-sejarah, tradisi hingga adat istiadat kepada anak-anak. Meski kadang terselip rasa ingin menjelajah indonesia dengan segala kearifan lokal dan budayanya.

Dan saat Ranu kembali mengingatkanku tentang cita-citaku itu, satu titik kenangan manis perlahan muncul ke permukaan.

Hari itu, sebelas tahun yang lalu.

Flashback On.

Malang, 13 Januari 2008.

SMA Negeri 2.

"Dhis, ibu minta tolong bawain buku-buku ke kantor," pinta Bu Sisil ketika jam pelajaran telah usai.

Titik Temu [ PROSES TERBIT ]Where stories live. Discover now