Bab 44

1.3K 65 12
                                    

Pagi buta Irene sudah menyiapkan sarapan untuk suami dan anaknya. Ia sengaja bangun pagi sekali karena dia hendak pergi bekerja. Taehyung sudah melarangnya, tapi dia tetap kekeh untuk bekerja. Rasanya membosankan jika harus berdiam diri di rumah. Bukan tentang uang tapi tentang jasa seorang nenek tua yang sangat baik kepada Irene selama ia kesulitan.

Jam dinding sudah menunjukkan pukul enam pagi, untungnya dia sudah menyiapkan kebutuhan sebelum ia berangkat. Dan menuliskan pesan untuk Taehyung di atas meja.

Taehyung baru saja bangun tidur, matanya menyipit ketika sinar matahari menyorot kearahnya. Tangannya meraba mencari keberadaan Irene, namun nihil. Wanita itu tidak ada di sampingnya membuat mata Taehyung terbelalak seketika.

Dilihatnya diatas meja makan sudah ada secari kertas berisikan pesan agar Taehyung bisa mengurus anak-anak selama Irene pergi, karena Irene sudah menyiapkan peralatan sekolah mereka. Taehyung hanya perlu mengawasinya saja terutama Daeun.

Taehyung naik kembali ke lantai atas untuk membangunkan kedua anaknya yang masih terlelap.

"Daeun, Darren. Bangun. " panggil Taehyung lembut sambil melihat wajah anaknya yang manis.

Darren malah menarik selimutnya, tertidur dengan mengatakan. "Lima menit lagi. "

Daeun mengucek kedua matanya, ia duduk di atas tempat tidur."Appa? "

"Kemarilah gadis kecilku. " Taehyung menggendong Daeun dan membantunya mandi.

"Darren, bangun."

Darren hanya menggeliat."Bangun Darren! " Taehyung menarik selimut Darren.

"YA! "

"Kenapa? "

"ARGHhh! "

"Baik, baik. Aku bangun. "

Mulai dari memandikan sampai memakaikan seragam Taehyung sudah kewalan. Dari Darren yang meminta ini dan itu, termasuk Daeun. Terlebih lagi Daniel tidak bisa datang itu membuat Taehyung frustasi.

"Darren dasimu! "

"Aku ingin susu! "

"Ada di meja makan. "

"Bukan yang ini! "

Taehyung kebingungan. "Itu susu Daeun! " teriak Darren.

"Daeun mau roti! "

"Sebentar. "

"Dasar tidak berguna! " sentak Darren pergi tanpa sarapan.

"Hei Darren! "

"Daeun ini rotinya."

"Darren! "

"Apa? " Tanya Darren yang duduk sambil menoleh.

"Sarapan dulu. "

"Tidak! "

"Darren! "

"Baik. "

Setelah keduanya sarapan, Taehyung melirik halaman rumah. Tidak ada mobil, ia lupa kalau dia selalu di antar jemput oleh Daniel. Lalu sekarang bagaimana?

"Kita naik apa? "

Darren menunjuk sepeda yang besinya sudah terkelupas. "Milik siapa? "

"Eomma. "

Taehyung menggaruk belakang kepalanya bingung. Dia tidak yakin bisa membawa anak-anaknya ke sekolah dengan selamat.

"Hah! " help Nagasaki Gusta Taehyung.

Young Master Kim Taehyung [ END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt