49 | Sakit hati terparah

Start from the beginning
                                    

"...janinnya tidak bisa diselamatkan. Putri anda keguguran."

Bagai disambar petir, Jisoo sama Seokjin langsung kaget.

"D-dokter serius?" Tanya Jeongin dengan suara bergetar.

"Janinnya sudah meninggal di dalam kandungan. Maaf, kami tidak bisa menyelamatkan bayinya."

Jeongin duduk di kursinya dengan perasaan bersalah. Andai aja dia cepat dateng pas Chan nyuruh dia datang, mungkin Chaera gak akan separah ini kondisinya. Mungkin janin Chaera masih bisa diselamatkan.

"Nak, semua sudah takdir. Jangan menyalahkan diri kamu."

"Tapi saya terlambat menyelamatkan Chaera. Cucu kalian... Saya benar benar minta maaf."

"Jeongin, ini bukan salah kamu."

Jeongin menggelengkan kepala, merasa bersalah.

Keheningan menerpa. Kesedihan menyelimuti tiga orang disana.

Sampai akhirnya terdengar teriakan dari dalam kamar Chaera.

Mereka bertiga yag lagi panik langsung masuk ke dalam kamar. Di dalam, Chaera udah nangis histeris ngelihat perutnya yang kembali datar.

"Sayang, tenang. Tenang dulu, Chaera." Jisoo mencoba keras menenangkan putrinya yang masih nngis histeris.

"B-bunda.. a-anak aku... Anak aku mana? K-kenapa perutku datar? Apa anakku gak ada di dalam sini? Bunda..."

Chaera menangis hiateris di pelukan Jisoo. Jisoo sendiri ikut nangis, ikut ngerasain apa yang dirasain sama putrinya.

"Bunda, kenapa aku selamat sedangkan anakku enggak? Bunda, dia masih begitu kecil. Bunda... Aku... Aku.."

Chaera gak bisa ngelanjutin kalimatnya. Hatinya begitu sakit, lebih sakit dari apapapun.

Seokjin sama Jeongin sendiri juga ikutan nangis sambil nutup mulutnya.

"Chaera, dengerin bunda." Jisoo ngelepas pelukannya kemudian nangkup kedua pipi putrinya. Netranya natap lembut ke mata Chaera yang merah karena nangis.

"Tuhan sayang anak kamu. Tuhan gak mau anak kamu merasakan pedihnya hidup didunia. Anak kamu bahagia bersama Tuhan, Nak. Ikhlaskan ya? Anak kamu gak mau lihat bundanya nangis begini. Ikhlaskan ya sayang?"

Tangis Chaera perlahan berhenti. Nafasnya mulai beraturan.

"Bunda tahu berat. Kehilangan anak adalah patah hati terbesar bagi setiap ibu. Tapi yakinlah sayang, anak kamu bahagia bersama Tuhan saat ini."

Chaera nutup matanya. Hatinya hancur lebur gak bersisa. Anaknya salah alasan kenapa Chaera masih bertahan untuk tetap pertahanin pernikahannya. Anaknya adalah alasan kenapa Chera masih bisa hidup sampai sekarang.

Kalau anaknya tiada, sepertinya tidak akan ada lagi alasan bagi Chera untuk tetap mempertahankan pernikahannya.

•••

Chaera duduk ngelamun di bangsalnya. Saat ini Chaera cuma berdua sama Jeongin. Jisoo sama Seokjin ke kantin beliin Chaera makanan.

"Adek udah gaada ya, Kak..." Lirih Chaera.

"Terus aku sekarang hidup buat siapa? Hidupku gak ada artinya lagi kak. Aku mati aja ya?"

Denger itu Jeongin langsung kaget. Jeongin berdiri dari duduknya kemudian meluk Chera erat. Sayangnya Chaera gak mau. Chaera berontak, mukul mukul kuat Jeongin.

"Pukul aja Ra, kalau itu memang bisa bikin kamu tenang. Maaf... Maaf aku telat selamatkan kamu. Maaf, Ra."

Nyatanya suara lembut Jeongin malah bikin Chaera berhenti mukul. Anak itu meremas erat ujung kemeja yang Jeongin pakai.

"Ingat apa yang bunda kamu katakan, Ra. Adek udah tenang sama Tuhan. Jangan kamu tahan, nanti dia gak bahagia. Ra, aku tau kamu sedih banget. Tapi kamu gak sendiri, ada aku dan keluarga kamu yang akan selalu berada di sisi kamu." Kata Jeongin sambil ngusap air mata Chaera.

Chaera jadi ngerasa bersalah sama Jeongin. Jeongin ini selalu perhatian sama dia, selalu ada buat Chaera. Chaera justru bikin Jeongin makin jatuh sama dia disaat Chaera sendiri masih sangat mencintai suaminya.

"Kak, abis ini udah ya? Kakak selalu ada sama aku karena adek. Kakak selalu aku repotin karena adek. Adek udah gak ada, jadi kakak berhenti sampai sini ya. Jangan perhatiin aku lagi, jangan—"

"No, aku gak bisa. Aku selalu ada sama kamu bukan cuma karena ada adek, tapi karena aku mencintai kamu, Ra. Aku udah bilang kan bahwa aku bakal tetep sama kamu sampai suami kamu jemput kamu kembali?"

"Kak, aku gak mau kakak makin jatuh sama aku. Demi Tuhan, kakak cuma akan ngerasain sakit nantinya. Sudahi perasaan kakak ke aku. Kakak berhak dapet yang lebih baik."

"Ngga, Ra. Hanya kamu yang terbaik bagiku."

Apakah ini waktunya bagi Chaera buat ngelepas Chan dan merajut kisah baru dengan Jeongin?

Tbc

Marriage Life || Bangchan ✓Where stories live. Discover now