PART 20. PERMEN KAPAS

107K 25.5K 30.3K
                                    

05 Oktober 2021

GAES I’M BACK! 👋

ADAKAH READERS COWOK DISINI?

CUNG YANG SENENG BII MUNCUL MULU!☝️

ABSEN PAKE 1 EMOT BEBAS PREN💅

APA KALIAN READERS JALUR TIKTOK?

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DENGAN SPAM COMMENT DAN VOTE YA PREN, TUH KLIK BINTANG DIPALING POJOK⭐

PREN SIAP-SIAP OMG ⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️

Let’s go!

HAPPY READING
________________________

PART 20: PERMEN KAPAS

Tidak ada alasan untuk menyerah. Meski penuh ranjau sekalipun, saya ingin melewatinya. Kenapa? karena saya yakin kebahagian tengah menunggu saya diujung sana.

Aurin Anjelika Ayudia

***

Hari ke sembilan, tanpa pembicaraan.

Saat ini seperti ada sekat pembatas tak terlihat antara Aurin dan Eza semenjak pembicaraan mereka terakhir kali. Entah karena ego atau apa, keduanya hanya saling menahan diri dan saling menyakiti perasaan masing-masing.

Seperti Aurin saat ini, gadis itu setiap malam tak pernah absen untuk melihat nama Eza di ponselnya di aplikasi WhatsApp hanya untuk sekedar melihat apakah laki-laki itu tengah online atau tidak, begitupun dengan sosial media lainnya yang Eza miliki. Aurin tak pernah absen untuk men-stalkingnya.

“Online si, tapi percuma bukan buat gue,” ujar Aurin menatap layar ponselnya sembari berbaring telentang diatas kasur bergambar Elsa prozen dan Anna yang tengah berpelukan.

“Haduuhh,” Aurin menghela napas lalu berguling kesamping, memeluk guling dengan erat.

Selain tidak pernah berinteraksi lagi dengan Eza, Aurin juga merasa ada yang aneh dengan Eza dan teman-temannya akhir-akhir ini. Tapi entahlah, ia tak ingin ikut campur masalah Egryon.

Tak lama ponselnya berdering, dengan malas Aurin meraih ponselnya yang sempat tadi ia lempar pelan lalu membaca satu pesan dari seseorang yang berhasil membuat dirinya spontan duduk dengan tegak.

Ezaquel: Keluar.

Aurin mengucek matanya beberapa kali, memastikan bahwa penglihatannya tidak mungkin salah.

Detik selanjutnya Aurin beranjak dari kasurnya lalu berjalan ke arah jendela. Gadis dengan rambut yang dicepol itu melebarkan matanya kaget ketika melihat kehadiran Eza yang memang sudah ada didepan rumahnya dengan mengenakan pakaian serba hitam,

“Baru kali ini ada maling, ngomong dulu suruh keluar,” ujar Aurin menggaruk hidungnya gatal.

Bagaimana tidak seperti maling, hoodie hitam, celan jeans hitam, topi hitam semuanya melekat pada cowok jangkung yang menyebalkan itu. Ditambah saat ini juga sudah pukul delapan malam lewat 30 menit. Cocok untuk ngerampok.

“Dia mau ngapain?” tanya Aurin mengerutkan keningnya sembari menatap Eza lekat-lekat.

Untuk beberapa saat gadis itu tidak beranjak sama sekali, hanya memantau Eza dari kejauhan, hingga..

Ting!

Ezaquel: Mau sampai kapan cuma liatin gue?

Aurin melongo, ia tertangkap. Dengan cepat Aurin menutup tirainya lalu berjalan keluar dengan kecepatan kilat. Ia juga sempat izin ke orangtuanya yang tengah menonton TV diruang keluarga untuk keluar sebentar.

EZAQUEL [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang