"Tidak, aku baik-baik saja." Jawab Gaara akhirnya.

Sakura memicing kan matanya, "Kau mencoba membohongi ku ya?"

Pintu lift terbuka dan mereka segera masuk ke dalamnya. Mereka tidak menyadari ada yang baru saja berjalan melewati lift yang mereka naiki.

Begitu pintu lift tertutup, yang terlihat hanyalah seringaian dari pria yang menggunnakan hoodie hitam.

Gaara merasakan kembali aura itu dan segera menoleh tapi dia hanya bisa melihat tatapan mata Red yang tersisa sebelum pintu lift benar-benar tertutup.

Red Light, kode itu sangat mematikan. Jika tau akan seperti ini Gaara tidak akan mengambil misi itu sejak awal, walaupun dia terpilih secara langsung oleh Pein.

Sekarang Gaara hanya berharap Deidara bisa tiba lebih cepat di dekat mereka dan membantu pemantauan terhadap mahluk itu.

Gaara saat ini tidak ada apa-apanya. Ia bahkan tidak memiliki senjata selain tubuh lemahnya yang mungkin bisa ia jadikan tameng walau akan tumbang.

•••

"Rasanya kemarin aku sudah berbelanja banyak, tapi kenapa sekarang semua bahan tinggal segini?"

Sakura memeriksa kulkas Gaara yang sudah menipis stok bahan makanannya, gadis itu heran karena ia sudah berbelanja untuk beberapa hari ke depan tapi sekarang sudah tinggal sedikit.

Gaara hanya bisa berdeham dan bergerak tak karuan, seolah ia tidak mau di salah kan.

"Kenapa kau?"

Gaara berdeham lagi, pura-pura akan batuk. "Hm, aku... Aku lapar sekali tadi pagi jadi.."

"Jadi...?"

"Ya, jadi aku memasak."

Sakura melongo, Gaara menghabiskan semuanya sendirian? Ngeri.

Seberapa lapar Gaara? Ini lebih dari porsi tukang kuli.

"K-kau kan memberi aku suplemen makanan, itu membuat nafsu makan ku sangat tinggi." Gaara terus memberikan pembelaan.

"Lagi pula itu baik untuk tubuhku juga, agar cepat pulih 'kan?"

Sakura hanya menghela napas, ia hanya akan memasak dengan bahan yang seadanya saja. Gaara meninggalkan Sakura di dapur dengan wajah tak bersalah.

Pria itu mengintip ke balkonnya, siapa tau tetangganya yang ia curigai adalah Red ada di sana. Saat ini Red sudah berani secara terang-terangan memperlihatkan dirinya di sekitar Gaara.

Apa dia tahu kalau Gaara sudah tidak bersama FuM lagi? Bagaimana jika Red tau semuanya tentang Gaara?

Pria berambut merah itu tidak bisa tenang, ia mengkhawatirkan keadaannya dan Sakura. Di tambah lagi ia masih menunggu kabar terbaru dari Deidara yang tak kunjung ada.

Gaara memutuskan untuk keluar dari kamar nya dan berdiam diri di balkon. Tidak ada tanda-tanda ada orang di apartemen sebelah, tapi Gaara memiliki insting yang kuat.

Ia menghela napasnya sejenak, memejamkan mata dan mencoba merasakan aura di sekitarnya, ia di latih dengan keras oleh FuM untuk urusan kepekaan terhadap perbedaan atmosfer dan lain sebagainya. Itu karena target utama FuM semuanya merupakan fantasi.

Hal-hal yang tidak di percayai banyak orang namun ternyata ada.

"Mencari ku, merah?"

Gaara seketika membuka matanya, ia terkejut mendengar suara Red yang begitu jelas. Begitu matanya terbuka, Gaara langsung terjatuh kebelakang, karena Red tepat berada di hadapannya.

Red menyeringai licik, ia menatap tajam Gaara dan seolah merasa puas telah menakuti Gaara.

"Aku tidak akan membunuhmu, setidaknya tidak untuk sekarang. Tapi tidak tahu kalau nanti!" Suara Red membuat Gaara merinding.

Matanya terbelalak lebar, ia menyaksikan bagaimana Red menghilang setelah bicara seperti itu dan tiba-tiba sudah berada di balkon sebelah.

"Kau, sebenarnya siapa?! Kau itu apa?! Kenapa kau mengganggu dan menyakiti Sakura!"

Red hanya menyeringai lagi, ia kesenangan melihat Gaara panik.

"Hm, kenapa ya?" Red tertawa kecil setelahnya, kemudian ia menatap tajam ke arah Gaara.

"Tentu saja karena aku akan membunuhnya!"

To Be Continued...

RED LIGHT (GaaSaku) ✓Where stories live. Discover now