Bukankah Katsuki Lelaki yang Baik?

Start from the beginning
                                    

"Apa jadi guru menyenangkan?" Katsuki bertanya di tengah-tengah kegiatan mereka.

Izuku tersenyum dan mengangguk cepat. "Uhm! Sangat menyenangkan. Meskipun terkadang lelah menangani anak-anak nakal. Tapi itu bukan masalah besar. Aku menikmatinya. Aku jadi bisa merasakan posisi guru-guru di U.A dulu."

"Begitu. Kau kan memang terlalu sabar. Pasti bisa melewatinya dengan baik," sahut Katsuki.

Izuku menoleh. "Jika Kacchan yang menjadi guru, bagaimana ya?"

Alis Katsuki berkedut. "Jangan membayangkannya. Anak-anak nakal itu pasti sudah babak belur olehku jika mereka berulah."

Izuku terkekeh. "Benar-benar Kacchan."

Katsuki menoleh. "Hah? Kau meledekku?!"

"Tidak, tidak. Bagaimana itu bisa disebut ledekan?"

Katsuki berdecih. "Kau jelas-jelas meledekku, Kusodeku."

Izuku merengut. "Kan Kacchan sendiri yang bilang. Aku hanya membenarkan," ucapnya membela diri.

"Ya, ya. Terserah kau sajalah."

Izuku terkekeh sambil terus melanjutkan kegiatannya.

"Jadi, Kacchan mau melamar kemana setelah ini?"

Katsuki yang menunggu piring dari Izuku terdiam menatap lelaki yang masih membilas piring di tangannya.

'Inginnya melamarmu. Sial, apa yang sebenarnya kau pikirkan, keparat?!'

Dia berdeham sebelum menjawab, "Aku akan mengambil program magister."

Izuku berhenti sejenak dan menoleh untuk menatap Katsuki dengan takjub. "Benarkah?! Kacchan hebaat...!" pujinya dengan antusias. "Kacchan sangat suka belajar, huh? Benar-benar calon orang besar."

Katsuki membatin, 'Itu karena kau sudah sehebat ini. Jadi, bukankah aku harus lebih hebat lagi sebagai seseorang yang akan menjadi-SIALAN BERHENTI BERPIKIRAN MACAM-MACAM, BODOH!'

"Kacchan sudah menentukan universitasnya?" Izuku menyerahkan piring yang sudah dibersihkannya kepada Katsuki.

Katsuki yang menerima piring dari Izuku segera mengelapnya. "Sebenarnya aku telah direkomendasikan masuk ke Universitas Tokyo oleh kampusku," ucapnya.

Izuku semakin takjub. "Luar biasa. Ini kabar yang sangat bagus, Kacchan."

"Mn. Tapi aku menolak masuk kesana," kata Katsuki membuat Izuku membelalak.

"Kacchan, kenapa? Mendapat kesempatan untuk direkomendasikan dari pihak kampusmu itu adalah hal yang tidak bisa didapatkan sembarang orang, kan? Kenapa Kacchan menolaknya? Lalu universitas mana yang sudah Kacchan pilih?" Izuku benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikiran si surai ash blonde itu.

Katsuki meletakan piring yang sudah dilapnya. "Aku akan ke U.A."

Jawaban Katsuki membuat Izuku hampir menjatuhkan piring di tangannya. "Kau lebih memilih universitas swasta dibanding dengan universitas nasional terbaik?"

Katsuki menaikan alis dan menatap Izuku. "Kenapa? Bukankah U.A juga tak kalah bagus? Meskipun baru berdiri selama 10 tahun, U.A sudah masuk ke jajaran sepuluh universitas terbaik di Jepang. Kau sendiri tahu, SMA-nya saja sudah tidak diragukan lagi kualitasnya. Bukankah universitasnya juga sama?"

Izuku bungkam, membenarkan ucapan Katsuki. Memang benar, U.A yang juga memiliki universitasnya sendiri telah berkembang sangat pesat. Meskipun masih terbilang muda, tapi universitas ini mampu bersaing dengan universitas-universitas yang lebih senior dalam kualitas pendidikan dan juga fasilitasnya.

Bertemu Kembali [ BakuDeku ] ✔Where stories live. Discover now