PART 14. WALT EGRYON'S ATTACK STRATEGY

Start from the beginning
                                    

Sok gosok gosok motornya digosok-gosok 🎶 ” senandung Aurin sesekali melirik ke arah Eza yang mulai mendekat.

Bismillah tanggung jawab! tekad Aurin.

Ia harus bersikap baik pada Eza mulai sekarang karena sudah merontokkan harga diri laki-laki itu.

Tangannya semakin semangat mengelap motor hitam milik Eza hingga mengkhilap seperti pantat babi terkena sinar bulan.

Eza yang melihat Aurin masih diarea sekolah langsung menampilkan wajah datarnya seperti biasa. Gadis ini benar-benar menyebalkan sekaligus menggemas—ralat merepotkan, pikir Eza.

“Minggir,” kata Eza.

“Siap baginda!” Aurin langsung membungkukan tubuhnya 90 derajat menghadap Eza.

“Awas,” kata Eza lagi greget sendiri melihat tingkah gadis didepannya ini.

“SIAP!” ujar Aurin lagi menyingkir, gadis itu seperti calon-calon tentara yang siap mengabdi untuk negera.

Eza menyugarkan rambutnya kebelakang, lalu mengeluarkan seragamnya keluar dari celananya hingga tak sengaja seragam itu terangkat sedikit dan memperlihatkan perut kotak-kotaknya yang langsung membuat Aurin melebarkan matanya takjub.

Ternyata si Elsah juga bisa hot! batin Aurin.

“Ngapain masih disini? pulang," perintah Eza tidak ada tanda-tanda menawarkan diri untuk pulang bersama.

Aurin mengangguk patuh 2 kali lalu mengulurkan tangannya ke arah Eza. “Salim.”

Eza tersedak ludahnya sendiri melihat perubahan sikap Aurin yang tiba-tiba medadak sopan  dan polos-polos ee ayam. Apa otak gadis ini masih terganggu? Apa ia sudah sepenuhnya sadar? Pikiran-pikiran itu muncul dikepala Eza.

Dan bodohnya Eza juga mengulurkan tangannya pada Aurin lalu malah gadis itu cium tanpa dosa hingga menimbulkan bunyi.

“Assalamu’alaikum baginda,” pamit Aurin lalu berjalan seperti paskibraka.

Lagi-lagi Eza mengerjap melihat gadis bodoh itu. Baru saja ia hendak menaiki motornya untuk pulang ke rumah tiba-tiba suara gaduh terdengar dari arah depan sekolah. Eza juga melihat beberapa siswa yang terlambat pulang sama seperti dirinya kembali berlarian masuk ke dalam area sekolah termasuk Aurin.

“Baginda-bagindaaaaaaa..” pekik Aurin berlari hingga hampir nyungseb lagi akibat panik. Gadis itu lalu bersembunyi dibelakang tubuh Eza.

“Kayanya ada tawaran,” Aurin melapor.

Suara derungan motor dari segala penjuru Exsa semakin terdengar sangat keras. Mata hitam milik Eza langsung menoleh pada beberapa motor disampingnya. Anak-anak Egryon akan memliki ciri khas dimotornya, yakni tanda keanggotaan dengan tengkorak bersayap biru dengan perisai Angel or Devil. Namun motor-motor yang masih terparkir kebanyakan tidak memiliki tanda itu.

Sebagian besar anggotanya sudah tidak ada diarea sekolah.

Angin berhembus semakin kencang disertai rintik hujan yang mulai turun. Suara gaduh juga semakin tak karuan hingga teriakan-teriakan itu mulai terdengar.

“EGRYON KELUAR LO ANJING!”

“PASUKAN BANCI, BANGSAT!”

Pupil Aurin membesar, ia refleks meraih tangan besar Eza. “Heh mau kemana?” tanya Aurin karena Eza berniat keluar untuk menghampiri para perusuh itu.

Eza melepaskan tangan Aurin lalu memegang kedua bahu gadis itu dan menatap dalam manik matanya.

“Masuk lagi ke dalem dan jangan keluar.” peringat Eza.

EZAQUEL [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now