AKSALEYA•14:Pertemuan Haidar

2.3K 211 66
                                    

To the point aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To the point aja.
Pokonya harus, kudu, wajib Comment di setiap paragrafnya HAHA CANDA.

------

Seorang laki-laki blasteran, kini tengah berdiri di hadapan daun pintu rumah mewah bercat putih. Jika sedari 30 menit yang lalu ia berada dalam film kartun, mungkin kepalanya sudah mengeluarkan tanduk dengan telinga mengeluarkan asap.

Bukan tanpa sebab. Sejak tadi Aksa—ya, laki-laki tersebut Aksa. Ia sudah berdiri di depan pintu itu setengah jam. Namun, karna ulah sahabat-sahabatnya yang iseng, laki-laki itu tidak dipersilahkan masuk.

“Emang temen biadap,” umpat Aksa pelan.

“Ck, CEPET BUKA PINTUNYA! GA SOPAN LO SEMUA.” Kali ini laki-laki itu memilih untuk berteriak.

Tidak kehabisan akal, Aksa menoleh pada Pak Agus satpam keluarga Cayson. “Pak tolong dong bantuin saya. Ga ada kunci cadangan emangnya?”

“Aduh den, saya ga punya. Itu Pak Eza sama Bu Fani yang pegang,” ucap Pak Agus. Sedari tadi satpam tersebut memperhatikan Aksa, tapi tidak bisa berbuat apa-apa.

Laki-laki dengan Hoodie hitam tersebut mengacak rambutnya kasar.

Tin... Tin...

Mobil Alphard Hitam baru saja memasuki halaman garasi rumah tersebut, usai dibukakan pagar oleh Pak Agus.

Sebelum turun pun Aksa sudah mengetahui siapa pemilik mobil mewah itu. Bak anak kecil melihat orang tuanya, laki-laki itu langsung saja berjalan cepat menghampiri pemilik mobil.

Mom, Dad,” sapa Aksa, seraya mencium tangan pria dan wanita paruh baya di depannya secara bergantian.

Kedua orang yang baru saja turun itu Eza dan Fani. Sepertinya Eza baru saja pulang bekerja. Lalu Fani? Sudah menjadi kebiasaan ibu rumah tangga itu sesekali menemani kemana pun suaminya bekerja.

Sekilas Fani melirik pintu rumahnya yang tetutup rapat.

“Kamu kok ga masuk sa?” tanya Fani heran.

“Ada orang ‘waras’ dalem rumah Mommy," jawab Aksa menekan pada kata ‘waras’.

“Di rumah Mommy kan emang orang waras semua sa.” Fani mengernyit dahi, heran.

“Kali ini beda Mom, yang Aksa maksud Antonim kata ‘waras’. Mom liat aja deh nanti.”

“Ada-ada aja kamu." Ibu tiga anak itu menepuk pelan bahu Aksa.

“Udah ayo masuk." Kali ini Eza angkat suara.

Mereka bertiga berjalan kearah pintu masuk. Posisi Aksa berada di belakang kedua orang tua Caleya.

AKSALEYA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang