" Siapa yang kamu panggil om? " Tanya Jeffrey lalu bangkit dari duduknya membuat Jeno mundur selangkah.

" Lu lah siapa lagi " Ucap Jeno dengan santai lalu berbalik badan dan berlari kecil masuk kedalam rumah.

Jeffrey memijat keningnya lalu menoleh kearah kedua putranya.

Padahal Jeffrey sudah merasakan senang waktu Jeno memanggilnya dengan panggilan papah beberapa hari, namun sekarang malah kembali memanggilnya dengan panggilan yang menurut Jeffrey sangat tidak cocok dengannya, apa lagi Jeno yang memanggil.

" Kalian tertawa? " Tanya Jeffrey menggulung lengan kemeja kerjanya dan menatap keduanya dengan dingin.

Jevandra dan Jeandra sontak menggeleng bersama.

" Jevan yang tertawa Dad " Tunjuk Jeandra kepada sang kaka setelah itu ia langsung saja berlari masuk kedalam rumah menyusul Jeno.

" Jean berbohong Dad. "

🛡🔫

Setelah acara makan malam Jeno langsung saja kembali ke kamarnya untuk bermain game bersama ketiga sahabatnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 21:39 malam, namun Jeno masih tak mau berhenti bermain gamenya, kedua bolan matanya sangat fokus terhadap layar pc gaming dengan jari jari lentiknya bergerak sangat lincah di atas keyboard, dengan headset gaming berwarna hitam yang menutupi kedua daun telingannya.

" Haikal maju anjing lu ngapain ngebug?!! "

" Ardan sialan lu jangan ngejar gw! "

" Owh iya kitakan satu tim ya kawan moon maap lupa "

" Tolol bet "

" Jeno maju Jen musuh depan lu ngapain malah ngumpet anjir "

" Bentar anjing pelurunya habis! "

" JEN LARI JEN LARI AAAAA TOLONG "

" HAHAHAHA ANJIR DEWA LU NGAPA "

" JENO MONYET SIALAN!GW MATI! "

" YAUDAH SAMA! "

" ARDAN LU NGAPAIN NGELEMPAR BOM KE JENO SAMA DEWA! "

" IHH GW KIRA TADI ITU MUSUHNYA YANG NGEJAR JENO MAKANYA GW LEMPAR BOM EH MALAH MATI DUA DUANYA! "

" Itu gw Ardan ya allah.. mau nangis aja lah punya temen kaya Ardan "

Tanpa di sadari oleh sang pemilik kamar, Tiffany dan Jeffrey masuk ke dalam kamar Jeno dan menutupnya kembali, meraka tadi sudah mengetuk pintu kamar beberapa kali, tapi tidak ada sautan sama sekali dari pemilik kamar, jadi sepasang kekasih itu memutuskan untuk masuk ke dalam kamar begitu saja.

Tiffany pikir Jeno sudah tertidur atau sedang bermain ponsel di atas ranjang, secara tadi setelah makan malam Jeno meminum obat, dan Dikta berkata jika obat yang di minum Jeno memiliki efek samping kantuk, namun sepertinya tidak berpengaruh.

Buktinya Jeno malah asik bermain game hingga larut malam.

Jeno tidak mendengar pintu kamarnya terbuka atau mendengar suara langkah kaki yang mendekat, remaja itu terlalu fokus dengan game miliknya, di tambah ia memakai headset gaming yang tidak bisa mendengar apapun selain suara dari game tempur tersebut.

Tiffany yang melihatnya menghela nafas pelan, langkahnya ia bawa semakin mendekat ke arah sang putra, Jeno benar benar sama sekali tidak mengalihkan perhatian dari layar pc gaming tersebut bahkan Jeffrey dan Tiffany sudah berdiri di sampingnya.

Jevano WilliamWhere stories live. Discover now