23. OFFICIAL!

129 4 0
                                    

Tepat pada pukul 4 sore mereka telah sampai di pantai, tentunya dengan tangan yang saling menggenggam erat satu sama lain.

Aletta sangat menyukai sunset, sangat sangat menyukai. Pantai, tempat yang ia ingin kunjungi jauh-jauh hari namun masih tak tahu kapan ia akan berkunjung. Dan akhirnya, aletta mengunjungi pantai dengan di temani seseorang yang bisa dibilang special.

“disini aja ya?” gara melepaskan tautan tangan mereka saat hendak duduk di bebatuan dekat dengan pantai.

“jauhan dikit gar, aku takut ada ombak.” Suara aletta kecil, karena terkena oleh angin yang cukup kencang di sana.

Aletta benar, cuaca disini memang cerah namun angin dan ombaknya tidak sehati. mereka seakan saling menunjukkan siapa yang paling kuat disana.

“disana aja ya?” tunjuk lelaki itu pada gadis di sebelahnya.

Mereka berjalan menjauhi tempat tadi, keduanya duduk dengan tempat yang sedikit jauh dari pantai, namun dipastikan bisa melihat sunset disini.

Gara memperhatikan aletta saat gadis itu memandangi pantai dengan raut wajah antusiasnya. Rambutnya bertebaran seiring angin yang menerbangkannya kesana-kemari, membuat tatanan rambut depannya sedikit berantakan.

Cantik.

Puji gara namun tak bersuara, ia masih memperhatikan karya tuhan yang paling sempurna setelah uminya ini.

“gar?”

Tatapan keduanya bertemu, beberapa menit lamanya mereka saling bertatapan tanpa tahu bahwa sinar cahaya matahari sore menyinari wajah mereka masing-masing.

Tubuh gara mendekat tanpa diminta, aletta sudah jantungan di buatnya. Dekat.. dekat.. dan semakin dekat.

Sampai dimana kedua tangan kekar itu membawanya ke pelukan lelaki di sampingnya, gara merengkuhnya lalu membenamkan tubuh aletta untuk bersandar di dada bidangnya.

“gini aja,” bisik gara pelan.

Angin berganti dengan angin sepai-sepoi yang menyejukkan, sunset juga sudah menampakkan sinarnya utuh. Tubuh mereka masih sama-sama terkena cahaya matahari sore.

Gara menunduk untuk melihat betapa nyamannya aletta bersandar di pelukannya.

“senang?”

Dalam pelukannya aletta mengangguk pelan. Setelahnya tidak ada lagi yang bersuara. hanya diam, menikmati, dan menyimpan memori-memori yang sudah mereka buat untuk hari ini.

Mata aletta terpejam saat pelukan gara semakin erat di bahunya, impian kecilnya sudah tercapai saat ini.

Menikmati sunset dengan cinta pertamanya.

Ah, betapa senangnya aletta hari ini. ia tak pernah terbayang jika akan sesenang dan senyaman ini dengan seseorang yang disukainya sejak masih dibangku sekolah menengah atas itu.

Sunset sudah mulai terbenam namun bisikan seseorang di belakangnya membuat aletta mendongak, menatap dalam lelaki yang sedang memeluknya sekarang.

“can I confess something?”

Suaranya sangat lembut, aletta tak kuasa untuk menganggukkan
kepalanya, siap mendengarkan apa yang dikatakan gara nantinya.

“I really like you, more than anything that I’ve ever liked. Can I request you to stay with me.. until forever?” Gara sedikit menunduk untuk melihat wajah gadis yang sedang menatapnya dalam tanpa kedip, wajahnya sedikit memerah karena terkena sinar matahari.

“can I confess something too?” gadis itu balik berbicara, menatap tepat pada manik mata legam lelaki yang sedang menatapnya juga.

Gara mengangguk kecil, jantungnya dibuat dua kali lipat bekerja hanya untuk mengatakan kata-kata tadi dan untuk menganggukkan kepalanya saja.

“I like you too, and I don’t want you to leave me alone. promise?”

Gara menautkan jari kelingkingnya pada jari kelingking kecil aletta.

“I’m promise!”

“so, we..” gara kembali berbicara.

“what?”

“…pacaran gitu?”

Aletta tertawa, “kamu gak ada nembak aku!”

Gara di buat diam, benar juga. Tapi tadi itu apa? Kan sama saja dengan pernyataan cinta!

“oke, bentar nih. aku siapin mental dulu buat nembak kamu,”

Gara menghembuskan nafasnya pelan-pelan hingga tak terhitung lamanya lelaki itu selesai untuk menghirup nafas lalu menghembuskannya.

“aletta…”

“iya?”

“willyoubemine?” ucapnya dengan cepat, tanpa ada jeda di setiap katanya.

“BILANG IYA GITU!” gara sudah berdiri entah kapan, kakinya loncat-loncat kecil di atas pasir pantai.

“enggak ah, ulangi. Emang kamu ngomong apa tadi?”

Gara melotot tak percaya, ia sudah mengatakannya tadi walau agak cepat, sudah mengumpulkan nyali juga. Kenapa masih dibilang ‘ngomong apa tadi?’

“lagian ngomong cepet banget, mana ngerti lah!” ujar aletta menatap gara yang berdiri besar di depannya.

“bukan gitu, masalahnya mentalnya udah abis buat bilang aletta, will you be mine?”

“HAH?”

“TADI AKU BILANG APA?!” bukan aletta yang heboh tetapi gara yang kaget dengan ucapannya sendiri.

“aletta… will you be mine?” aletta meniru ucapan gara barusan.

“jadi gimana?” gara sudah mencak-mencak sendiri di buatnya.

“gimana apanya?” tanya balik gadis itu.

“ALETTA...”

“apa…”

“bilang ‘mau kok’ gitu ih cepet!”

Aletta berdiri lalu mengambil satu langkah di depan, “dih, maksa!” ia melangkahkan kakinya menjauh dari sana, di ikuti dengan gara yang sedang merajuk di belakangnya.

“aletta!”

“apa!”

Posisi mereka sudah jauh, gara tertinggal beberapa meter di belakang gadis itu sambil terus menghentakkan kakinya di pasir pantai dengan perasaan kesal.

“IYA IYA, MAU KOK!” Setelah di tunggu-tunggu akhirnya aletta menjawabnya.

“MAU APA?!”

“JADI PACAR BENERAN KAMU!”

Gara berlari dengan cepat menyusul aletta yang tengah berlari juga. aletta malu, ia takut gara akan meledeknya habis-habisan nanti.

Suara tawa menggema di pantai yang sudah sepi pengunjung itu, aletta tertawa kencang saat gara membawanya memutar-mutar pantai sambil berlari.

***

ALGARA [COMPLETED] Where stories live. Discover now